Monday, 23 November 2020

MANEJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Kurikulum pendidikan agama Islam adalah bahan-bahan pendidikan agama Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan alat untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Cakupan meteri Pendidikan Agama Islam itu sendiri adalah : Al-Qur'an dan Hadist, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah dan sejarah.

            Kurikulum ini juga terbagi dari banyak pengertian dan pembahasan, seperti dipandang dari pengertian secara tradisionil, modern, masa kini dan lain sebagainya.

            Dalam makalah ini kami penyaji akan membahas tentang manajemen kurikulum dan pembelajaran pendidikan agama Islam secara singkat, jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.

B.     Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian dari Manajemen Kurikulum Pendidikan ?

2.    Apa saja Ruang Lingkup dan Komponen-Komponen Kurikulum Pendidikan ?

3.    Apa Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum serta Pengembangan Kurikulum?

C.    Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Kurikulum Pendidikan .

2.    Untuk mengetahui Ruang Lingkup dan Komponen-Komponen Kurikulum Pendidikan .

3.    Untuk mengetahui Fungsi Manajemen Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curere : jaarak terjauh lari. Pengertiannya dalam dunia pendidikan : suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalmnya.

Adapun makna simentik kurikulum dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern dan masa kini (Up to Date).

1.            Secara tradisional : kurikulum adalah mata pelajaran yang diajarkan disekolah atau bidang studi.

2.            Modern : semua pengalaman actual yang dimiliki siswa dibawah pengaruh sekolah.

3.            Masa kini : strategi yang digunakan untuk mengadaptasikan pewarisan kultural dalam mencapai tujuan sekolah.

Manajemen kurikulum adalah suatu sistim pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperensif, sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaanya kurikulum, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum 2013. Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan. [1]

Manajemen kurikulum mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Dalam manajemen kurikulum kegiatan di titik beratkan pada usaha-usaha pembinaan situasi belajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. [2]

Kegiatan manajemen kurikulum diantaranya sebagai berikut:

a.    Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa.

b.    Pelaksanaan Kurikulum

Pembelajaran di kelas merupakan tempat melaksanakan kurikulum dan menguji kurikulum. Dalam kaitan pembelajaran semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan

c.    Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum yang efektif lebih bersifat kompherensif yang di dalamnya meliputi pengukuran. Di samping itu evaluasi pada hakekatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan evaluasi tidak hanya didasarkan pada hasil pengamatan.[3]

B.     Ruang Lingkup dan Komponen-Komponen Manajemen Kurikulum

a.   Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

            Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut :

1.      Manajemen Perencanaan Kurikulum

            Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang telah terjadi pada siswa.

2.      Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum

Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulum dapat terlaksana.

3.      Supervisi Pelaksanaan Kurikulum

            Supervisi atau pemantauan kurikulum  adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.

4.      Penilaian Kurikulum

            Penilaian kurikulum atau evaluasi kurikulum merupakan bagian dari sistem manajemen. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.[4]

5.      Perbaikan Kurikulum

            Perbaikan kurikulum sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Perbaikan kuikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, yaitu proses dan produk.

6.      Sentralisasi dan Desantralisasi Kurikulum

            Manajemen sentralisasi dan desantralisasi adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager  atau yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. Kelemahan sistem ini adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lama.

b.      Komponen- Komponen Manajemen Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu. Komponen- komponen apa saja yang membentuk kurikulum itu? Bagaiman keterkaitan antar komponen-komponen itu? Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen-komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.[5]

a.    Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Dalam skala mikro tujuan kurikulum berhubungan dngan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit. Seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

b.    Komponen Isi atau Materi Pembelajaran

Pada komponen isi kurikulum lebh banyak menitik beratkan pada pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (Sikap atau perilaku), dan psikomotorik (Ketrampilan atau skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.

c.    Komponen Metode

Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metodeyang desuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok bahasan.

d.   Komponen Evaluasi

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir (Oliva, 1988). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan kurikulum itu sendiri. [6]

C.    Prinsip dan Fungsi manajemen Kurikulum serta Pengembangan Kurikulum

1.      Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum

Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut:

a.    Produktifitas

Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

b.    Demokratisasi

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subyek peserta didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

c.    Kooperatif

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak.

 

d.    Efektivitas dan Efisiensi

Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.

e.    Mengarahkan Visi, Misi dan Tujuan

Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarah visi, misi dan tujuan kurikulum. [7]

Paradigma baru pendidikan tersebut akan berpengaruh terhadap tatanan manajemen kurikulum khususnya pada perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Secara garis besar terdapat beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi manajemen kurikulum dapat dikemukakan sebagai berikut:

a)    Perencanaan kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa kearah perubahan tingkah laku yang di inginkan dan penilaian hingga perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaiannya, tindakan yang perlu dilakukan sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran dan unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen operasional.

b)   Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksana kurikulum dibagi menjadi dua tingkat yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah  kepala sekolah, dan pada tingkat kelas yang berperan adalah guru.

c)    Penilaian Kurikulum

Sistem penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawaakan untuk membuat keputusan mengenai kurikulum.

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut:

1.      Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

2.      Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3.      Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

4.      Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

5.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran.

6.      Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan daerah setempat. [8]

D.    Manajemen Kurikulum Pelatihan ( Diklat )

Kurikulum pada tiap mata diklat adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing diklat. Mata diklat dikembangkan oleh widyaiswara berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.

Mata diklat disusun dengan berpedoman pada SKL dan SI tersebut serta dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang selanjutnya dijadikan acuan  dalam penyelenggaraan  program pembelajaran baik di pusdiklat maupun di balai diklat sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.

Dalam pedoman penyusunan  kurikulum diklat yang disusun oleh Kementerian pendidikan RI, disebutkan beberapa komponen kurikulum, antara lain : [9]

1.      Latar belakang. Pada bagian ini dijelaskan tentang alasan atau lataar belakang perlunya diadakan diklat.

2.      Filosofi. Filosofi merupakan bagian dimana kurikulum memperhatikan  hak-hak peserta.

3.      Kompetensi. Bagian kompetensi adalah bagian dimana dijelaskan kompetensi-kompetensi yang akan disampaikan dalam diklat tersebut

4.      Tujuan. Tujuan diklat adalah tujuan kompetensi diklat yang ingin dicapai oleh peserta setelah menjalani diklat.

5.      Jumlah dan kriteria peserta. Pada bagian ini ditetapkan jumlah peserta yang akn mengikuti diklat dan kriteria peserta peserta diklat. Misalnya diklat ini dirancang untuk 30 peserta dengan peserta dari guru mata pelajaran bahasa Inggris SMA.

6.      Struktur program yang berisikan materi dan alokasi waktu. Dalam komponen ini dijelaskan secara rinci tentang materi yang akan disampaikan pada peserta diklat, atau seringkali disebut mata diklat beserta alokasi waktunya.

7.      Diagram alur pembelajaran mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan.

8.      Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) yang terdiri dari materi pembelajaran, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan alat bantu serta referensi.

9.      Evaluasi. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan dan pencapaian tujuan pelatihan yang telah ditetapkan.

10.  Sertifikasi. Sertifikasi adalah komponen kurikulum diklat  yang menjelaskan persyaratan bagi peserta untuk memperoleh sertifikat.

Alat ukur yang paling mudah untuk mengukur keberhasilan suatu diklat adalah ketika tujuan diklat tercapai. Di sisi lain terdapat beberapa hal yang dapat didijadikan ukuran tentang berhasil tidaknya suatu diklat.

Untuk merancang suatu kurikulum dan menyajikannya dalam suatu sajian tertentu, maka dianjurkan langkah-langkah berikut : [10]

1.      Perumusan Tujuan. Di dalam merumuskan tujuan, perlu diperhatikan apa yang ingin didapat oleh peserta seusai proses. Dalam perumusan tujuan, perlu diingat : Tujuan adalah pada diri peserta, tujuan berupa hasil belajar perilaku tertentu (biasanya dinyatakan dengan infinitive/kata kerja tertentu), objek dari tujuan itu (berupa materinya)

2.      Perumusan Materi . Dalam menyusun materi perlu diperhatikan dua hal : scope dan sequence-nya. Artinya materi dibatasi pada masalah tertentu dan diurutkan sesuai jalan logiknya.

3.      Perumusan Metode dan Strategi. Metode atau strategi yang dipilih dirincikan. Untuk suatu tujuan atau materi tertentu bisa saja digunakan beberapa metode, demikian juga sebaliknya.

4.      Penentuan alat evaluasi yang diperlukan

5.      Penyajian kurikulum tersebut dalam bentuk tertentu. Sebaiknya menggunakan format kolom yang boleh dikatakan sebagai standar

 

 


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.    Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.

2.    Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Kurikulum terbentuk oleh empat komponen-komponen yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian, dan komponen evaluasi.

3.    Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum yaitu (1) produktivitas, (2) demokratisasi, (3) kooeratif, (4) efektifitas dan efensiensi, (5) mengarahkan visi, misi, dan tujuan.

4.     Secara garis besar terdapat beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi manajemen kurikulum yaitu:

a.    Perencanaan kurikulum

b.    Pelaksanaan kurikulum

c.    Penilaian kurikulum

d.   Pengembangan kurikulum

5.      Kurikulum pada tiap mata diklat adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing diklat. Mata diklat dikembangkan oleh widyaiswara berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.

 


DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2004. Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulistyorini, 2006.Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya : eLKAF,

Hamalik, O. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 2. Bandung: Alfabeta

Suhardan, D dkk. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

 

 



[1]  Dadang Suhardan dkk,  Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm 191

[2]  Ibid, hlm 191

[3]  Rusman, M. Pd. Manajemen kurikulum, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 2009) hlm 21

[4] Dakir. Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta: Rineka Cipta. 2004). Hlm.3

[5]  Dadang Suhardan dkk, Manajemen Penididikan (Bandung: Alfabeta, 2011) hlm 194

[6]  Ibid, hlm 195-196

[7]  Ibid, hlm 192-193

[8]  Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2012), cet. XII, hlm 125

[9]  Ibid, hlm 238-239

[10]Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya : eLKAF, 2006, h. 28.

No comments:

Post a Comment

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

  BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah pembe...