BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penciptaan alam semesta dikaji melalui
penelitian secara ilmiah ataupun melalui tafsir-tafsir dengan membandingkan
ayat-ayat yang lain dalam Alquran. Dengan penelitian-penelitian tersebut maka
munculah berbagai teori tentang bagaimana proses penciptaan alam semesta. Salah
satu teori yang dikemukakan oleh ilmuan barat yaitu teori Big Bang atau teori dentuman besar, menurut teori
tersebut alam semesta diduga dari sebuah gumpalan raksasa bermasa jenis besar
karena gesekan antar atom terjadilah reaksi inti atom (nuklir) yang
menghasilkan energi yang sangat besar, partikel-partikelnya menyebar ke segala
arah kemudian membentuk galaksi, bintang, planet dan sebagainya. Sedangkan
dalam Alquran disebutkan bahwa proses penciptaan alam semesta itu terjadi dalam
kusun waktu enam masa. Alquran merupakan wahyu dari Allah swt. yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw., untuk dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia. Di
dalam Alquran terdapat berbagai ayat mulai dari ayat tentang alam sebelum
dunia, alam dunia, dan alam setelah dunia, ayat-ayat itu sebagai petunjuk bagi
manusia untuk berfikir, berfikir untuk meneliti apa tujuan ayat itu diturunkan.
Salah satu ayat yang banyak ilmuan teliti ialah ayat mengenai penciptaan alam
semesta dalam Alquran disebutkan:
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas
maka kita harus mengkaji lebih jauh bagaimana penciptaan alam semesta yang
sebenarnya dilihat dari kajian Alquran dan sains dengan kecanggihan teknologi
sekarang apakah sejalan ataukah berlawanan. Dengan pemaparan di atas maka
penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimana alam semesta ini di
ciptakan dengan membuat makalah ini..
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alam Semesta
Alam semesta menurut orang Babylonia
(± tahun 700 -600 SM), merupakan suatu ruangan atau selengkup dengan bumi yang
datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya
adalah suatu ruangan yang maha besar
yang didalamnya terdapat kehidupan
yang biotik dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam
yang baik dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak. Apabila kita hendak
mempelajari alam semesta berarti kita mempelajari makro-kosmos, sebaliknya apabila mempelajari masalah
kecil,berarti kita mempelajari mkiro-kosmos.[1]
Apa iti Makrokosmos
dan mikrokosmos? Makrokosmos adalah alam yang begitu luas yang tak mampu
dibayangkan oleh akal pikiran karena sifatnya adalah tak terhingga sedangkan Mikrokosmos
adalah alam yang sangat kecil yang dapat melingkupi sistem-sistem yang terjadi
di dalam tubuh suatu organisme termasuk manusia itu sendiri, sistem yang
terjadi dalam suatu partikel yang sangat kecil yang dalam defenisi menurut Jhon
Dalton tokoh fisikawan dan kimawan bahwa zat yang paling kecil yang tidak dapat
dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil disebut ‘Atom’ yang dalam ukurannya tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang yang berkisar pada hitungan bilangan berpangkat minus dalam satuan
milimikron.
B. Teori Pembentukan Alam Semesta Menurut Sains
a. Teori Big Bang
Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre,teori ini
menyatakan bahwa adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang
sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa
tersebut mengembang dengan cepat menjahui pusat ledakan.Setelah miliaran tahun
kemudian membentuk kelompok kelompok yang disebut dengan galaksi galaksi dalam
system tata surya.
b. Teori ekspansi dan kontraksi. ( mengembang dan memapat )
Teori ini berlandaskan pikiran bahwa ada suatu siklus
dan alam semesta, yaitu “masa ekspansi” dan “masa kontraksi”
diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun. Menurut
teori ini alam semesta terbentuk karna adannya siklus materi yang diawali
dengan masa ekspansi ( mengembang ) yang disiebabkan adanya reaksi inti
hydrogen,pada tahap ini terbentukla galaksi galaksii.galaksi dan bintang yang
telah terbentuk akan meredup dan memapat dimulai dengan keluar pancaran panas
yang sangat tinggi. Setelah memapat maka mengembang lagi dan memapat kembali. [2]
C. Teori Terbentuknya Tata Surya
1.
Hipotesis
Nebular
Hipotesis ini dkemukakan pertama kali oleh Lapcape pada
tahun 1796.[3]Ia
yakin bahwa sistem tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas atau
kabut gas yang sangat panas.Pada proses
kondensasi tersebut ada sebagian yang terpisah
dan merupakan cincin yang mengelilingi pusat.Pusatnya itu menjadi sebuah
bintang dan matahari. Bagian yang mengelilingi pusat itu dengan cara yang sama
bekondensasi membentuk sesuatu formula yang serupa dengan terbentuknya matahari
tadi.Setelah mendinginkan benda-benda ini akan menjadi planet-planet seperti bumi dengan benda-benda
yang mengelilinginya berupa satelit,
2.
Hipotesis
Planetesimal
Lebih kurang seratus tahun setelah teori kabut
Kant-Laplace,pada tahun 1905, Thomas C.Chamberlin (geologiwan) dan Forest
R.Moulton (astronom) dari Chicago,USA mengemukakan teori baru yang disebut Teori
Planetesimal. Yaitu pada awalnya ada matahari kemudian matahari itu
didekati bintang sehingga terjadilah gaya tarik menarik dan terjadilah
peledakan hebat yang menyebabkan banyak gas mencuat keluar dari atmosfir
matahari. Gas yang mencuat tersebut berbentuk seperti kabut pilin (spiral),lalu
mengembun dan membeku menjadi planetesimal. Planetesimal itu tumbuh
terus,menarik bagian-bagian yang kecil sehingga terjadilah satelit atau bulan.
3.
Hipotesis
Pasang Surut Gas
`Dua
orang ilmuan dari inggris ,yaitu Sir James M.Jeans (astrofisikawan) dan Harold
Jeffrey (geofisikawan) pada tahun 1917 [4]mengemukakan
hipotesisnya yang disebut Hipotesis Pasang Surut Gas.Menurut teori ini
sekitar dua miliar tahun yang lalu,matahari
didekati oleh sebuah bintang yang besar(mungkin sebesar matahari),tetapi
tidak saling bertabrakan.Karena gaya tarik menarik,terjadilah tonjolan lidah
api yang berpijar dan merupakan gas yang panas.Bintang tersebut menjauh
kemudian tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari
matahari (dan tidak kembali ke
matahri).Bentuknya seperti cerutu,yang ujung-ujungnya runcung.Inilah sebabnya
bentuk-bentuk planet mulai dari kecil,besar,dan kecil lagi.
D. Teori Pembentukkan Alam Semesta Menurut Agama Islam
Pada dasarnya Islam
memberikan landasan yang nyata dalam setiap bidang kehidupan. Tidak saja dalam
masalah-masalah tauhid, ibadah, keimanan maupun sosial kemasyarakatan.
Sekaligus mencakup di bidang eksakta yang ada kaitannya langsung dengan
fenomena alam semesta.Penciptaan alam semesta
menurut Al-Qur’an salah satunya adalah menjelaskan
bahwa alam semesta terbentuk melalui enam masa,[5] seperti terkandung dalam surat al,a’raf ayat
54,

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah
yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di
atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
akan tetapi
penyebutan enam masa ini banyak menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa
tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga
enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud
enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa
ayat Al-Qur’an. Salah-satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan enam masa yaitu
sebagaimana dalam surat An-Nazi’at ayat 27-33 sebagai berikut :
1.
Masa 1 (An-nazi’at ayat 27) Penciptaan
Langit Pertama Kali
. بَنَاهَا
السَّمَاءُ ۚ أَمِ خَلْقًا أَشَدُّ أَأَنْتُمْ
Apakah
kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya,
Alam semesta
pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira
13.7 milyar tahun lalu. Peristiwa big bang yang telah di kemukakan oleh Georges
Lemaitre, George Gamow pada tahun 1930an, dan Stephen Hawking pada tahun
1980-an tersebut telah menjelskan kejadian awal alam semesta. Teori tersebut
menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun sebuah titik yang sangat rapat,
padat dan panas, yang di sebut titik singularitas, yaitu sebuah titik yang tidak
terdefinisikan. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan
juga dari meteorit. Awan dan debu yang meledak yang terdiri dari hidrogen,
sehingga dapat dikatakan bahwa hidrogen adalah unsur pertama ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan
memadat.
Sehingga
terjadi sebuah perubahan wujud hidrogen yang mengikuti persamaan E=mc2, besarnya
energi yang dipancarkan sebanding
dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin dan bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, yang kemudian menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya.
Sehingga,dukhan yang tersisa
berbentuk berupa piringan, kemudian membentuklah galaksi. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa alam semesta yang kita kenal sekarang ini bagaikan kapas,
terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
2.
Masa 2 (An-nazi’at ayat 28)
Pengembangan dan Penyempurnaan
هَا سَوَّفَاسَمْكَهَا رَفَعَ
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
Dalam ayat 28
terdapat dua poin pokok yaitu kata “meninggikan bangunan” dan
“menyempurnakan”. Kata “meninggikan bangunan” disini hanya dapat dianalogikan sebagai alam
semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan
langit terlihat makin tinggi.
Adapun kata
“menyempurnakan” menunjukkan bahwa alam semesta tidak
serta merta terbentuk dalam artian terbentuk secara kebetulan, melainkan dalam
proses yangterus menerus berlangsung. Oleh sebab itu sudah tidak heran
lagibahwa terjadinya alam semesta ini merupakan suatu hal yang luar biasa dan
menjadi pembicaraan yang aktual oleh para pencinta sains.
3.
Masa 3 (An-nazi’at ayat 29) Pembentukan Tata Surya
termasuk Bumi
ضُحَاهَا
وَأَخْرَجَ لَيْلَهَا وَأَغْطَشَ
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.
Di dalam surat An-nazi’at ayat 29 ini saya
menggaris bawahi tentang penyebutan bahwa
Allah menjadikan malam yang gelap gulita dansiang
yang terang benderang. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan bumi yang berotasi sehingga terjadilah
pergantian siang dan malam. Dalam pembentukan tata surya banyak sekali yang
memperkirakan bahwa pembentukan tata surya seperti pembentukan bintang yang
relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan
galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil. Akan tetapi perkiraan
diatas masih relatif kebenarannya.
4.
Masa 4 (An- nazi’at ayat 30) Awal Mula Daratan Bumi
دَحَاهَا
ذَٰلِكَ
بَعْدَ وَالْأَرْض
Dan
bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
Sebagaimana dalam
surat An-nazi’at ayat 30 bahwa disana terdapat kata-kata penghamparan, para ahli tafsir mengartikan penghamparan adalah
pembentukan super kontinen pangaea di permukaan Bumi. Perlu diketahui pula
antara masa 3 dan 4 ada kesesuaian dengan surat-surat lain yang berhubungan
dengan proses penciptaan alam semesta salah satunya adalah surat Al-fusshilat
ayat 9 yang artinya:
“ Katakanlah:
‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
5. Masa 5 (An-nazi’at ayat 31) Pengiriman air ke Bumi melalui
komet
وَمَرْعَاهَا
مَاءَهَا مِنْهَا أَخْرَجَ
Ia
memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
Pada ayat ke 31 dapat diartikan bahwa di
Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan
evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air. Lantas darimana datangnya air?
Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi
masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan
unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai
hujan yang pertama.
Bukti bahwa air
berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang
sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya
lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari
air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu
pun mulai muncul di dalam air.
5.
Masa 6 (An-nazi’at ayat 32-33) Proses
Geologis Serta Lahirnya Hewan dan Tumbuhan
أَرْسَاهَا وَالْجِبَالَ
Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
وَلِأَنْعَامِكُمْ لَكُمْ مَتَاعًا
(semua
itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
Dalam ayat di atas
terdapat kata “gunung-gunung diguncangkan dengan teguh” para ahli tafsir menfsirkan bahwa setelah penciptaan daratan
dan pembentukan air baru terbentuklah gunung, seiring dengan itu pula muncullah
pertama kali tumbuhan. Setelah gunung terbentuk kemudian terciptalah hewan dan
akhirnya manusia sebagaimana disebutkan
dalam ayat yang ke-33.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwasanya alam
semesta terjadi pada tahun yang lampau
bersamaan dengan berbagai letusan besar seperti teori Teori dentuman
atau teori ledakan,Teori ekspansi dan kontraksi dan Tata surya
terbentuk dari awan gas dan debu yang berputar lalu memadat menjadi bola dengan
suhu yang panas Dan bersinar lebih kurang lima miliar tahun yang lalu dan
teori-teori lainnya.
Penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an salah satunya adalah menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk melalui enam
masa, seperti terkandung dalam surat
al,a’raf ayat 54,
Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.
DAFTAR FUSTAKA
Adminarto,
A.Gunawan. 2009.menjelajahi
bintang,galaksi dan alam semesta,. Eds.2Yogyakarta:Kansius.
Hartono.
2007.Geografi Jelajah Bumi dan Alam
semesta. Cet.1.Bandung:Citra Praya.
NurHidayat,Mawardi-Ir i, 2007,IAD,ISD,IBD, Bandung: CV
Pustaka Setia.
Syahmuharnis
dan Harry Sidharta, 2006Transcendental
Qoeutien Jakarta: Republika,
[2] Hartono,Geografi: Jelajah
Bumi dan Alam semesta,(Bandung:Citra Praya, Cet.1,2007) hal.28-29
[3] A.Gunawan Adminarto, menjelajahi
bintang,galaksi dan alam semesta,(Yogyakarta:Kansius,Eds.2,2009) hal 128
[4] Ibid,hal .129
[5] Syahmuharnis dan Harry Sidharta,Transcendental
Qoeutien(Jakarta:Republika,2006)hal.72
No comments:
Post a Comment