“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah :
Ilmu Pendidikan
Jurusan :
Tarbiyah - PAI (II-A)
Di susun Oleh
Kelompok 4( Empat )
Al Mailia Nur Syafitri Br.Sinaga
Nur Lailan
Lestari Aryani Akhyar
Sri Letari

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2015- 2016
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan
kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal.
Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi
kita semua.
Selanjutnya
penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah ilmu Pendidikan yang telah
memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami
untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya
mengenai “Sistem
Pendidkan Jerman ” sehingga dengan kami dapat menemukan
hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas
petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini
dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak
yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta
semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia
biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,
tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah,
oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan
tugas-tugas serupa di masa datang.
Tanjung Pura, Maret, 2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan telah terbukti berperan penting dalam peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat baik secara individual maupun kolektif. Keyakinan akan
urgensi pendidikan ini mengantarkan peradaban manusia kepada pembentukan sistem
pendidikan yang sesuai dengan keunikan setiap komunitas untuk mencapai tujuan
pendidikan yang mereka inginkan. Beragam sistem pendidikan di dunia yang kaya
akan perbedaan baik dalam tingkatan kebijakan maupun teknis pelaksanaan dapat
kita lihat dan cermati. Keberagaman sistem pendidikan tersebut memunculkan
upaya benchmarking dengan sistem pendidikan yang dikembangkan negara
lain untuk mengetahui posisi sistem pendidikan yang ada di negeri sendiri.
Dengan demikian, penguatan keunggulan dan perbaikan kelemahan akan dapat dilakukan
secara akurat, efektif dan efisien.
Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan derasnya arus informasi mengenai
sistem pendidikan di berbagai kawasan. Upaya-upaya memahami beragam sistem
pendidikan di berbagai belahan dunia telah memberikan kontribusi yang
signifikan bagi perkembangan dan perbaikan pendidikan di banyak negara. Negara
Jerman dipilih karena keunggulan yang dimiliki dalam sistem pendidikannya. Saat
ini Jerman merupakan salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di
dunia yaitu menduduki peringkat ketigabelas, seperti dikutip dari Education for
All Global Monitoring Report 2011, UNESCO.
Tahun 1970 sistem pendidikan Jerman
sudah mampu meraih tujuan-tujuan yang dicanangkan, hanya sekitar 25 tahun
setelah Jerman rata dengan tanah akibat kekalahan dalam Perang Dunia II.
Berbagai keunggulan Jerman di bidang kedokteran, teknologi, sastra, dan seni
merupakan keberhasilan sistem pendidikan Jerman yang secara gemilang telah
mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada pasca kekalahan Perang Dunia II.
Tak aneh bila saat ini Jerman menjadi negara tujuan bagi banyak mahasiswa
internasional.
BAB II
PEMBAHSAN
A. Sejerah Pendidikan Jerman
Berdasarkan sejarah, pendidikan di
Jerman berdasarkan dua sumber yaitu gereja dan negara. Sudah menjadi tradisi
semenjak awal abad pertengahan bahwa geraja selalau terlibat dalam pendidikan,
sedangkan the Lander (asal mula kekuasaan daerah) selalau pula mengatakan
bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan. Pengumuman resmi
mengenai wajib belajar pada beberapa daerah semanjak akhir abad ke-17 dapat
dianggap sebagai penanda resmi bahwa masalah pendidikan adalah tanggung jawab
negara. Semenjak itu, pengaruh gereja secara umum mulai berkurang. Maka masalah
pendidikan mulai saat itu terletak terutama pada kekuatan politik para guru,
orang tua, siawa/mahasiswa sebagai perubahan dalam sistem pendidikan.
Dalam Republik Federal Jerman pasca
perang, sistem sekolah tiga jalur dan universitas dengan sistem ekonomi adalah
bentuk yang digunakan. Oleh karena Undang-undang Federal, yang bertanggung
jawab mengenai pendidikan, semenjak itu pula pembicaraan di tingkat “Lander”
berlangsung terus tentang tujuan reformasi pendidikan. Pemerintah negara bagian
(State) yang Sosial Demokrat cenderung untuk menempatkan pendidikan sebagai hak
azasi dengan penekana pada, usaha pendidikan itu atas inisiatif sendiri,
persamaan, dan tindakan pengimbalan, sementara pihak Kristen Demokrat
Konservatif menginginkan tujuan dan kegiatan pendidikan itu bersifat kolektif
untuk kepentingan masyarakat, seperti penyiapkan lulusan yang berkualitas.
Politik pendidikan dan formulasi
tujuan pendidikan merupakan topik yang hangat dalam kelompok Republik
Demokrasi. Pada tahun 1949, lebih dari 2/3 guru-guru yang bertugas dibawah
partai Sosialis Nasional diganti dengan guru-guru baru yang telah mendapat
pendidikan jangka pendek. Dengan demikian kecocokan dengan peraturan komunis
dapat tercapai lebih meyakinkan. Maka berlangsunglah model pendidikan Soviet,
seperti prinsip “pengajaran politeknik” (1958-59), dengan tujuan formal
pendidikan untuk membentuk pribadi sosialis. Sistem pendidikan berjalan secara
ketat, denagn kontrol politik tersentralisasi, serta perencanaan ekonomi dan
sosial yang sesuai dengan doktrin negara.
Denagn hilangnya dasar ideologi yang
utama, dan sistem politik pun berubah, reunifikasi jerman memaksa Lander jerman
timur menyesuaikan sistem pendidikannya dengan struktur yang ada di Jerman
Barat. Maka dalam konstitusi Negara (baru) serta dalam pembukaan Undang-undang
tentang Sekolah khusus dan Universitas ditetapkan tujuan umum pendidikan dengan
tekanan pada pengembangan individualitas dan partisipasi dalam kehidupan.
B. Struktur dan Jenis pendidikan
Pada tahu 1992, Lander Jerman Timur
sedang melakukan reformasi mendasar, tidak ada gambaran akurat yang dapat
diberikan mengenai struktur menyeluruh yang mencakup seluruh jerman. Akan
tetapi, sistem pemberian ijazah yang ada di Jerman barat juga sama dengan yang
ada di Jerman Timur.
a. Pendidikan Dasar, Menengah, dan
Pendidikan Tinggi
Tergantung pada negara bagian, wajib sekolah di Jerman
berlaku sembilan atau sepuluh tahun, dengan normal anak masuk sekolah pada usia
enam tahun. Jika seorang siswa gagal mendapatkan sertifikat tamat belajar, ia
tidak lagi berhak mendapatkan pelayanan pendidikan formal, dan hal ini sering
menimbulkan kesulitan dalam kehidupan sosial dan ekonomi yang bersangkutan.
Pendidikan dasar biasanya berlangsung empat tahun, tetapi
ibu kota negara, Berlin, melaksanakan sistem enam tahun, beberapa negara bagian
lainnya melaksanakan pengajaran tambahan dua tahun pada Grade 5 dan 6 dalam
suatu lembaga perantara yang memberikan berbagi jenis pelajaran sebagai
persiapan masuk ke program-program sekolah menengah. Hari sekolah dihitung 190
hari setahun pada tingkat pendidikan dasar, dan anak-anak belajar mulai pukul
8:00 pagi sampai pukul tergantung pada tingkat kelas atau “Grade”.
Dari kelompok umur yang sama, 28,8% memasuki program atau
sekolah yang lebih tinggi yang di kenal dengan Realschule, kadang-kadang
di sebut juga Mittelschule (sekolah menengah). Biasanya, Realschule
mempersiapkan siswa untuk memasuki karir sebagai pegawai atau buruh kelas
menengah.
Di Jerman Barat ada upaya semasa fase reformasi tahun
1970-an untuk menggabungkan Fachhochschulen dan universitas kedalam suatu
institusi, sementara beberapa buah lembaga bentuk gabungan ini berjalan, model
seperti ini tidak banyak mendapat simpati dan dukungan untuk dilaksanakan dalam
sekala besar. Tetapi, satu pengecualian ialah penggabungan fakultas pendidikan
guru ke dalam universitas yang sudah ada, atau peningkatan fakultas pendidikan
guru menjadi universitas.
b. Pendidikan Prasekolah
Pada abad ke-18 dan 19, muncul
lembaga-lembaga untuk mengurus kesejahteraan anak-anak yang membutuhkan bantuan
yang pada awalnya menyediakan pengajaran keagamaan (Injil). Pendidikan ini
diarahkan pada pengendalian dampak-dampak negatif yang bermacam-macam akibat industrialisasi.
Pendidikan prasekolah ini melayani anak-anak dari usia 3 tahun, dan
guru-gurunya disiapkan melalui pendidikan kejuruan khusus, pendidikan
prasekolah lazimnya tidak punya kurikulum untuk belajar membaca dan menulis
atau berhitung.
c. Pendidikan Khusus
Pada tahun 1989, baik di Jerman
Timur maupun Jerman Barat, kira-kira 4% siswa tercatat pada lembaga-lembaga
yang khusus melayani anak-anak cacat. Di samping itu, Jerman Timur menjalankan
sistem sekolah khusus (Spezialschulen) bagi anak-anak yang punya bakat
istimewa dalam bidang seni atau olah raga yang jumlahnya kira-kira 1% dari
kelompok umur.
Biasanya anak-anak cacat
diklasifikasikan berdasarkan cacat alami yang menimpanya, seperti buta, cacat
fisik, gangguan mental dan sebagainya. Pengadaan kelas-kelas khusus, bahkan
kadang-kadang sekolah khusus, mengikuti klasifikasi ini. Ada dua kategori yang
termasuk program pendidikan khusus, yaitu yang disebut “kelainan tingkah laku”
dan “kesulitan belajar” pada pendidikan khusus.
d. Pendidikan Vokasional, Teknik, dan
Bisnis
Sistem penandidikan yang menawarkan
kualifikasi terdiri dari bermacam-macam jenis dan mempunyai struktur yang agak
kompleks, paralel dengan pendidikan vokasional, teknik dan bisnis. Pendidikan
vokasional diselenggarakan oleh sekolah-sekolah negeri, sedangkan ijazah
diberikan oleh Kamar Dagang, Industri atau keuangan, program ini sering disebut
“sistem ganda”. Sertifikat atau ijazah ini adalah resmi dan diakui oleh negara.
Satu sekolah yaitu Fachgymnasium, secara resmi sekolah ini termasuk sekolah
umum pada tingkat menengah keatas. Program kurikulumnya diarahkan pada bidang
ekonomi, sosial dan teknikt.
Secara keseluruhan sistem pendidikan
vokasional, teknik dan bisnis ini diselenggarakan dengan seperangkat peraturan
yang mencakup persyaratan masuk, transisi, dan kualifikasi lulusan.
e. Pendidikan Orang Dewasa dan
pendidikan Nonformal
Pendidikan bagi orang dewasa (Adult
Education) di Jerman dikelompokkan dalam tiga kategori umum, vokasional
(termasuk teknik dan keuangan), dan politik. Program pendidikan orang dewasa
ini didominasi penyelenggaraannya oleh volchochschulen, biyasanya didukung oleh
masyarakat setempat. Walaupun sekolah ini mungkin terdaftar sebagai organisasi
nirlaba. Mata pelajaran yang diajarkan mencakup yaitu;
1.
Bahasa
2.
Ekonomi, matematika, dan ilmu
pengetahuan alam
3.
Kesehatan
4.
Kerajinan tangan
5.
Sekolah persamaan
6.
Politik dan ilmu-ilmu sosial
7.
Pendidikan, psikologi, dan teologi
8.
Kesusastraan dan seni
Mata pelajaran yang diberikan pada
volkshochschulen dapat dianggap sebagai pendidikan vokasional orang dewasa,
maka institusi ini menjadi sangat penting sebagai penyelenggara progran itu.
Pendidikan politik bagi orang dewasa
diartikan terutama sebagai kegiatan yang erat hubungannya dengan partai
politik, dan juga berhubungan dengan pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh
serikat-serikat kerja. Mencapai 10% dari orang-orang yang sesungguhnya
memerlukan peningkatan kualifikasi profesional melalui program ini. Dapat
dikatakan bahwa sedikit sekali kegiatan ini dalam bentuk formal dengan
pengertian diakui oleh pemerintah dengan sertifikat, program pendidikan orang
dewasa sebagai sektor keempat dalam sistem pendidikan jerman bukan tidak
beralasan.
C. Manajemen Pendidikan
a. Otorita
Konstitusi Federal telah menetapkan
wewenang Lander atas pendidikan, maka beberapa Lender membuat beberapa
ketentuan dalam konstitusi mereka masing-masing mengenai pengaturan
masalah-masalah pendidikan, dan selurunya melalui proses legislative.
Pengaturan itu mencakup penetapan tujuan pendidikan, struktur, isi pengajaran,
dan prosedur dalam sistem daerah mereka masing-masing. Dalam negara bagian,
tanggung jawab pendidikan terletak pada level kementrian kabinet yang seringring
disebut Kementian Kebudayaan. Pada negara-negara bagian yang luas derahnya.
Sekolah tidak dikontrol secara langsung oleh kementrian negara bagian, tetapi
melalui badan administratif regional yang merupakan bagian dari badan eksekutif
tanpa pasangan atau counterpart langsung dari pihak legislatif atau DPR.
Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung jawab menyediakan infra
struktur yang diperlukan dan ada kalanya juga terlibat dalam pengangkatan staf.
Supervisi atau inpeksi terhadap
sekolah merupakan tugas kementrian negara bagian, secara langsung atau tidak.
Dengan beberapa pengecualian, gereja-gereja negara bagian tidak lai melakukan
fungsi supervisi terhadap sekolah. Secara resmi ada tiga fungsi supervisi
sekolah, fungsi pedagogis, hukum dan servis masyarakat.
Rekonsiliasi mengenai struktur
pendidikan di Jerman, Konferensi Mentri-mentri Kebudayaan menetapkan, melalui
keputusan bulat, prinsip-prinsup pendidikan yang berlaku secara nasional serta
kesepakatan mengenai masalah-masalah internasional. Komisi Gabungan Perencanaan
Pendidikan dan Dukungan Penelitian merumuskan rekomendasi dan mengawasi
program-program eksperimen. Dalam Komisi, Pemerintah Federal dan Pemerintahan
Negara Bagian memiliki hak suara yang sama. Sesudah perubahan Konstitusi tahun
1969, sejumlah wewenang negara bagian menegenai pendidikan tinggi dialihkan ke
pemerintah Federal.
b. Pendanaan
Dengan pengecualian pendidikan
tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada di tangan Lender dan masyarakat
setempat. Secara umum, seluruh biaya personil ditanggung oleh pemerintah negara
bagian, dan infra struktur oleh masyarakat. Hampir semua program pendidikan
(termasuk pembebbasan uang kuliah pada pendidikan tinggi) bersifat gratis.
Pemerintah Federal juga memberikan bantuan kepada sebagian siswa sekolah
menengah dan mahasiswa perguruan tinggi, banyak diantaranya yang menerima
bantuan dari anggaran pemerintah dengan jumlah yang cukup besar (kira-kira 90%
dari biaya operasional sekolah).
Pengeluaran pemerintah untuk
pendidikan mencapai 3,7% (Jerman Barat) dari GNP (Gross National Product)
dalam tahun 1990, dan ditambah 1,7% untuk penelitian. Investasi swasta
untuk penelitian dan pembangunan berjumlah 3,9%, sehingga pengeluaran tahun
1990 mencapai 9,3% dari GNP. Tetapi semenjak 1975 sebagai pertanda berakhirnya
perluasan sistem secara menyeluruh. Dalam tahun 1989, unit biaya pendidikan
persiswa untuk sekolah-sekolah adalah DM 6,2000 (Us$3,650) dan DM 17,100
(US$10,060) permahasiswa pada pendidikan tinggi.
c. Personalia
Guru-guru Gymnasien dan
sebagian guru-guru spesialis untuk bidang keuangan yang di didik ditingkat
universitas, dengan tekanan utama di bidang keahlian di bandingkan dengan
bidang keguruan. Pada umumnya, pendidikan bidang studi mencakup dua disiplin
ilmu yang dapat diambil pada universitas atau fakultas. Untuk beberapa
spesialisasi, bidang pendidikan umum dilengkapi dengan mata kuliah khusus
sepert bidang membaca bagi calon guru pendidikandasar atau diagnosis terapan
bagi yang bermaksud mengajar pada lembaga pendidikan khusus.dalam jurusan
pendidikan, tekanan terberat adalah pada pendekatan sejarah, filosofis, dan
orientasi pada praktikum.
d. Kurikulum
Menteri-menteri pendidikan negara
bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis instrumen yaitu, pertama,
tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu, serta mata pelajaran
sesuai dengan “grade” dan jenis sekolah, kedua, pedoman kurikulum, ketiga,
pemberian wewenang penulisan dan pengadaan buku teks.
Tujuan umum kurikulum ditentukan
oleh peraturan sekolah (sering dinyatakan pada Mukadimah suatu Keputusan,
sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya dengan pedoman kurikulum.
Ini diputuskan oleh kementrian negara bagian dan mencakup silabus, rekomendasi
metode mengajar, dan kadang-kadang juga model rencana pelajaran. Mengenai buku
teks , tidak ada yang dapat dipakai di sekolah-sekolah Jerman tanpa mendapat
persetujuan dari mentri negara bagian.
Keputusan untuk metode mengajar
tertentu sepenuhnya diserahkan kepada guru. Dengan semakin menurunnya rasio
murid-guru(dari 30:1 tahun 1960 menjadi 15:1 dalam tahun 1980), makin jelas
kecenderungannya bahwa metode mengajar “techer-centered” makin di
tinggalkan beralih pada bekerja dengan kelompok kecil murid dalam kerangka
pendekatan “student-centered”. Semenjak akhir tahun 1980-an, konsep
“pengajaran terbuka” atau “open instruction” yang menekankan pada “murid
belajar atas dorongan sendiri” semakin berkembang dan semakin popular pada
sekolah-sekolah pendidikan dasar dan juga pada sebagian sekolah menegah
pertama.
e. Ujian, Kenaikan Kelas, dan
Sertifikasi
Tes formal pada prinsipnya tidak
digunakan untuk menilai keberhasilan anak disekolah. Pengecualian itu hanya untuk
keperluan diagnostik yaitu mengidentifikasi jenis-jenis dyslexia (kesulitan
belajar membaca dan menulis karena kondisi pada otak). Kemudia seperti telah
disebutkan terdahulu, tidak ada kenaikan kelas secara otomatis, tetapi kelas
mengulang juga sudah hampir tidak dilaksanakan lagi (hanya 1,5% per kelas di
pendidikan dasar, dan kira-kira 4% di sekolah tingkat menengah pada tahun
1990).
Sertifikat dan diploma yang dicapai
di universitas dan jian-ujian negara bagian dan memberi hak kepada pemegangnya
untuk memasuki program pendidikan yang lebih tinggi, dan juga mengandung
nama-nama profesional, termasuk gelar akedemik .
f. Evaluasi, dan penelitian pendidikan
Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur
mengenai hasil pendidikan. Komponen Jerman dalam Asosiasi Internasional untuk
Penelitian Penilaian Pencapaian Pendidikan dalam bidang “Membaca” merupakan
survei pertama dalam dua dekade terakhir yang didasrkan pada sempelprobabilitas
siswa secara nasional. Apabila di bandingkan dengan negara lain, Jerman belum
banyak melakukan penelitian empiris dalam bidang pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
sejarah, pendidikan di Jerman berdasarkan dua sumber yaitu gereja dan negara.
Dalam Republik Federal Jerman pasca perang, sistem sekolah tiga jalur dan
universitas dengan sistem ekonomi adalah bentuk yang digunakan.
Struktur
dan Jenis pendidikan Pada tahu 1992, Lander Jerman Timur sedang
melakukan reformasi mendasar, tidak ada gambaran akurat yang dapat diberikan
mengenai struktur menyeluruh yang mencakup seluruh jerman. Akan tetapi, sistem
pemberian ijazah yang ada di Jerman barat juga sama dengan yang ada di Jerman
Tahun 1970 sistem pendidikan Jerman
sudah mampu meraih tujuan-tujuan yang dicanangkan, hanya sekitar 25 tahun
setelah Jerman rata dengan tanah akibat kekalahan dalam Perang Dunia II.
Berbagai keunggulan Jerman di bidang kedokteran, teknologi, sastra, dan seni
merupakan keberhasilan sistem pendidikan Jerman yang secara gemilang telah
mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada pasca kekalahan Perang Dunia II.
Tak aneh bila saat ini Jerman menjadi negara tujuan bagi banyak mahasiswa
internasional.
DAFTAR FUSTAKA
Na, Amor. Perbandingan sistem pendidikan Jerman dan
Indonesia http://uninaamor.blogspot.co.id/2012/11/perbandingan-pendidikan-di-jerman-dan.html di akses 20 Maret 2016 Pukul 20.00
Wib
Refrensi Bacaan.Sistem Pendidikan di Jerman http:// kojirosebastian.
blogspot.co.id/2012/12/sistem-pendidikan-di-jerman.html.Di akses 20 Maret 2016 .20.30 Wib
Ilmu Hayat. Sistem Pendidikab di Jerman. http:// ilmuhayat.
blogspot.co.id/2013/06/sistem-pendidikan-di-negara-jerman.html. Di Akses 20
Maret 2016 Pukul 23.45
No comments:
Post a Comment