KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan
kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal.
Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi
kita semua.
Selanjutnya
penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami
untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya
mengenai “AYAT
MUHKAM dan MUTASYABIHAT ” sehingga
dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas
petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini
dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak
yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta
semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia
biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,
tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah,
oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan
tugas-tugas serupa di masa datang.
Tanjung Pura, November , 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran, kalam Tuhan yang dijadikan
sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan umat Islam, tentunya harus
dipahami secara mendalam. Pemahaman Al-Quran dapat diperoleh dengan mendalami
atau menguasai ilmu-ilmu yang tercangkup dalam ulumul quran. Dan menjadi salah
satu bagian dari cabang keilmuan ulumul quran adalah ilmu yang membahas tentang
ayat Muhkam Mutasyabbih.
Muhkam Mutasyabbih ayat hendaknya
dapat dipahami secara mendalam. Hal ini dikarenakan, dua hal ini termasuk dalam
objek yang urgen dalam kajian/pemahaman Al-Quran. Jika kita tengok dalam Ilmu
Kalam, hal yang mempengaruhi adanya perbedaan pendapat antara firqoh satu
dengan yang lainnya, salah satunya adalah pemahaman tentang ayat muhkam dan
mutasyabbih. Bahasa Al-Quran ada kalimat yang jelas (muhkam) dan yang belum
jelas (mitasyabih), hingga dalam penafsiran Al-Quran (tentang ayat muhkam
mutasyabih-red) terdapat perbedaan-perbedaan.
Berdalih agar tidak terjadi
ketimpangan dalam memahami ayat-ayat Al-Quran khususnya dalam ranah Muhkam
Mutasyabbih, maka kelompok kami menyusun makalah yang membahas tentang kedua
hal tersebut dengan judul “Muhkam dan Mutasyabih”. Untuk keterangan lebih
lanjut mengenai ketentuan dan hal-hal yang berhubungan dengan Muhkam dan
Mutasyabbih, akan dijelaskan dalam bab berikutnya yaitu bab pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Muhkamat Dan Mutasyabihat
Secara etimologis muhkam berarti
menyempurnakan sesuatu. Sedangkan mutasyabih, secara etimologis dapat diartikan
sebagai keraguan, kemiripan, atau kebingungan. Sedangkan menurut terminologi
(istilah), muhkam dan mutasyabih diungkapkan para ulama, seperti berikut ini :
- (Kelompok Ahlussunnah), Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui dengan gamblang, baik melalui takwil ataupun tidak. Sedangkan ayat-ayat mutasyabih adalah ayat yang maksudnya hanya dapat diketahui Allah, seperti saat kedatangan hari kiamat, keluarnya dajjal, dan huruf-huruf muqatha’ah.
- Ibn Abi Hatim mengatakan bahwa ayat-ayat muhkam adalah ayat yang harus diimani dan diamalkan, sedangkan ayat-ayat mutasyabih adalah ayat yang harus diimani, tetapi tidak harus diamalkan.
- Mayoritas Ulama Ahlul Fiqh yang berasal dari pendapat Ibnu Abbas mengatakan, lafadz muhkam adalah lafadz yang tak bisa ditakwilkan melainkan hanya satu arah/segi saja. Sedangkan lafadz yang mutasyabbih adalah lafadz yang bisa ditakwilkan dalam beberapa arah/segi, karena masih sama.
Dari pengertian-pengertian ulama
diatas, sudah dapat disimpulkan bahwa inti pengertian dari ayat-ayat muhkam
adalah ayat-ayat yang maknanya sudah jelas, tidak samar lagi dan tidak
menimbulkan pertanyaan jika disebutkan. Yang termasuk dalam kategori ayat-ayat
muhkam itu nash (kata yang menunjukkan sesuatu yang dimaksud dengan terang dan
tegas) dan zhahir (makna lahir). Adapun pengertian dari ayat-ayat mutasyabih
adalah ayat-ayat yang maknanya belum jelas. Yang termasuk dalam kategori
ayat-ayat mutasyabih adalah mujmal (global), mu’awwal (harus ditakwil),
musykil, dan mubham (ambigius).
B. Sebab-Sebab Adanya Ayat Muhkam Dan Mutasyabih
sebab adanya ayat muhkam
dan mutasyabih dapat dikatakan bahwa Allah SWT sendirilah yang menghendaki
adanya ayat tersebut sebagai mana yang ditegaskan dalam surat ali imron ayat 7,
disamping itu, Al Quran merupakan kitab yang muhkam berdasarkan surat Huud ayat 1, juga karna kebanyakan tertib dan susunan
ayat-ayat Al Quran itu rapi dan urut, sehingga dapat dipahami dengan mudah.
Pada garis besarnya, sebab
adanya ayat mutasyabihat dalam Al Quran adalah karena adanya kesamaran maksud
syarak dalam ayat-ayat-Nya sehingga sulit dipahami umat, secara rinci adanya
ayat-ayat mutasyabihat dapat dirumuskan dalam 3 hal
1.
Kesamaran dari aspek lafadz yang meliputi:
a.
Kesamaran dari lafaz Mufradhnya, karena terdiri dari lafadh Ghorib
(asing) contoh: lafaz أبا di dalam
QS.Abbasa ayat 31 yang berbunyi: وفا كهة وابا (dari buah buahan serta
rerumputan) disini kata أبا adalah kata yang jarang
digunakan dalam kosa kata bahasa arab sehingga kalau tidak ada penjelasan dari
lafal berikutnya, arti kata أبا akan sulit dipahami. Kedua terdiri dari lafaz yang musytarak (bermakna ganda) contoh: pada lafaz اليمين yang memiliki beberapa
arti (tangan kanan, sumpah, kekuasaan).
b.
Kesamaran dari lafaz murrakab disebabkan karena lafaz yang sudah tersusun
terlalu ringkas, terlalu luas, juga susunan lafaznya tidak berurutan.
2.
Kesamaran pada makna, ini terjadi bukan karena lafaz yang asing atau
bermakna ganda tetapi karena keterbatasan akal manusia untuk menjangkau ayat
ayat tersebut contoh dalam Al Qur’an tentang sifat sifat surga.
3.
Kesamaran pada lafadh dan makna, seperti contoh surat Al Baqarah:189
وليس البر
بان تأتواالبيوت من ظهورها ولكن البر من اتقي
Artinya: “dan bukanlah kebajikan memasuki rumah
rumah dari belakangnya akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang
bertakwah”(Al Baqarah:184)
Disini orang yang tidak memahami tradisi arab
jahiliah akan kesulitan untuk memahaminya karena ada keserupaan pada lafaz dan
maknanya andai ayat tersebut terdapat kalimat: ان كنتم محرمين بحج و عمرة(jika kalian sedang
melakukan ihram haji dan umrah) maka ayat
tersebut akan mudah dipahami.
C. Ciri-Ciri Muhkamat dan Mutasyabihat
Untuk mengetahui makna apakah ayat itu termasuk ayat muhkamat atau
mutasyabihat, lebih mudah jika mengetahui ciri-cirinya, brikut ciri-ciri
muhkamat dan mutasyabihat.
1.
Ciri-ciri muhkamat
a.
Ayat-ayatnya sudah jelas, sehingga tidak memerlukan penjelasan penalaran
yang lebih mendalam lagi karna sudah dapat dipahami artinya.
b.
Ayat-ayatnya hanya mempunyai satu penafsiran makna saja.2.
Ciri-ciri mutasyabihat
a.
Ayat-ayatnya samar dalam pengertian masih membutuhkan penjelasan dari ayat
lain atau memerlukan penalaran untuk mengetahui maksudnya.
b.
Ayat-ayatnya memiliki banyak makna
D. Macam-Macam Ayat Mutasyabihat
Didalam Al Quran terdapat ayat mutasyabihat yang bertingkat-tingkat dalam
kesulitan dalam pemahamannya, macam-macam kesulitan ini dibagi enjadi tiga:
1.
Ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh seluruh umat
manusia, kecuali Allah SWT. Contohnya, seperti Dzat Allah SWT, hakikat
sifat-sifat-Nya, waktu datangnya hari kiamat, mafaatihussuwar (ayat pembuka ex;
alif laam miim)
2.
Ayat mutasyabihat yang dapat diketahui oleh cseluruh orang dengan jalan
pembahasan dan pengkajian yang mendalam. Contohnya seperti merinci yang mujmal,
menentukan yang musytarak, mengqayyidkan yang mutlak, dan menertibkan yang
kurang tertib.
3.
Ayat-ayat mutasyabihat yang hanya dapat diketahui oleh para pakar ilmu
pengetahuan dan sains, bukan oleh semua orang, hal ini termasuk urusan-urusan
yang hanya dikethi oleh Allah SWt dan orang-orang rosikh (mendalam) ilmu
pengetahuannya. Seperti keterangan ayat 7 surat Ali Imron.
E. Pendapat Ulama’ Mengenai Ayat-Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat
Ulama’ berlainan pendapat mengenai kemuhkaman dan
memustabihan Alquran, sebab, dalam Alquran ada ayat yang menerangkan bahwa
semua ayat-ayat dalam Alquran itu muhkam seperti surat Hud, ayat 1
الر كِتَابٌ
أُحْكِمَتْ آياتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ (Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi
serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha
Bijaksana lagi Maha Tahu). Dan ada pula ayat yang menjelaskan jika semua ayat
dalam Alquran itu mi
tasyabihat. Seperti surat Az-zumar ayat 23 اَلله نَزَّلَ أَحْسَنَ اْلحَدِيْثِ كِتَابًا
مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ
رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللِه ذَلِكَ
هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ
هَادٍ (Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik
(yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan
kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang
disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.) dan ada pula yang
menjelaskan bahwa ada sebagian Alquran yang muhkam dan ada yang mutasyabihat,
seperti ayat surat ali imron ayat 7. هُوَ
اَّلَذِي~أَنْزَلَ عَلَيْكَ اْلِكتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ
هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ( Dia-lah yang
menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat
yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat )
Ada 3
pendapat ulama’ mengenai masalah tersebut, diantaranya adalah:
a)
Pendapat pertama berpendirian bahwa semua Alquran itu muhkam, kaena
berdasarkan surat Huud ayat 1.
b)
Pendapat kedua berpendapat bahwa semua ayat Alquran itu mutasyabihat karna
berdasarkan surat Az zumar ayat 23.
c)
Pendapat ketiga mengatakan bahwa Alquran itu ada yang muhkam dan ada yang
mutasyabih, karna berdasarkan surat Ali imron ayat 7.
Maka sebenarnya, dari
ketiga pedapat ulama’ tersebut tidak ada yang bertentangan, bahkan yang nampak
adalah kesesuaian dan keserasian yang ada dalam Alquran sebagai suatu kesatuan
yang utuh dan penuh dengan kemukjizatan.
F. Hikmah Ayat-Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat
Pembaca, akan penulis jelaskan hikmah-hik mah ayat-ayat
muhkamat terlebih dahulu biar lebih bisa dipahami dan dimengerti, dan nanti
setelah hikmah ayat muhkamat selesai kita bahas, kita akan membahas ayat-ayat
mutasyabihat.
a.
Hikmah Ayat Muhkamat
Ayat-ayat muhkamat dalam Al Quran mempunyai berbagai faedah,
diantaranya sebagai berikut:
a)
menjadi rahmat bagi manusia khususnya orang-orang yang berkemampuan bahasa
arab rendah karena dengan adanya ayat muhkamat ini, mereka tidak perlu
susah-susah mempelajari maksut arti ayat itu, karna arti maksut ayat itu sudah
cukup jelas dan gamblang.]
b)
memudahkan manusia mengetahui arti dan maksutnya, memudahkan menghayati
maknanya agar mudah mengamalkannya.
c)
Mendorong umat manusia untuk giat dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan
isi kandungan ayat Al Quran karna lafal ayat-ayatnya sudah jelas untuk dipahami
d)
Menghilangkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari Al Quran karna
lafalnya sudah jelas dan tidak membutuhkan penafsiran lagi untuk memahaminya
e)
Memperlancar usaha penafsiran atau penjelasan maksud kandungan ayat-ayat Al
Quran karna para mufassir tidak perlu susah-susah mencari takwilan ayatnya.
f)
Membantu para juru dakwah dalam menerangkan isi kandungan ayat Al Quran
kepada masyarakat karna ayat tersebut mudah dipahami oleh masyarakat karna
sudah jelas arti maknanya.
g)
Mempercepat usaha tahfidhul quran dalam menghapal ayat- ayat Al Quran,
sebab ayat-ayat yang muhkam lebih mudah dihapal karna lebih mudah diketahui
artinya.
b.
Hikmah Ayat Mutasyabihat
Ayat-ayat mutasyabihat dalam Al Quran membawa faedah yang
banyak juga, diantaranya adalah sebagai berikut:
a)
Merupakan rahmat bagi manusia, seperti sifat dan Dzat Allah SWT itu
disamarkan oleh allah SWT pada manusia melalui ayat-ayat mutasyabihat, sebab,
jika sifat dan Dzat Allah SWT itu tidak disamarkan, akan menjadi siksaan bagi
manusia, terutama orang-orang yang tidak tahan mendzahirkan-Nya, begitu juga
Allah SWT merahasiakan kedatangan hari kiamat agar manusia tidak malas-malasan
dan berusaha untuk mendekat pada Allah.
b)
Ujian dan cobaan bagi kekuatan iman manusia. apakah dengan disamarkan
ayat-ayat mutasyabihat tersebut, manusia akan tetap iman kepada Allah SWT
ataukah akan mengingkari-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 7:
فَأَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغُ
فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ اْبتِغَا~ءَ اْلفِتْنَةِ وَابِتِغَا~ءَ
تَأْوِيْلِهِ (أل
عمران:7) Artinya: Adapun orang-orang yang
dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian
ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari
takwilnya. Mereka yang tidak tahan uji terhadap cobaan , maka mereka akan
ingkar terhadap ayat-ayat mutasyabihat dengan mencari-cari takwilnya dengan
seenaknya.
c)
Membuktikan kelemahan dan kebodohan manusia. sebesar apapun usaha manusia
dan persiapan manusia, masih ada kelemahannya. itu menunjukkan betapa besar
kekuatan dan kekuasaan ilmu Allah SWT yang Maha mengetahui segala hal. Meski
terhadap hal-hal yang samar, rahasia, tersembunyi seperti ayat mutasyabihat.
Bahkan, manusia dan malaikatpun tidak dapat mengetahiunya.
d)
Mendorong umat untuk giat belajar, tekun menalar, dan rajin meneliti, karna
Al Quran adalah pedoman hidup, jadi, manusia akan berusaha mempelajari Al Quran
untuk mengungkap isi Al Quran, dan manusia akan menjadi rajin, tidak
malas-malasan, dikarenakan ayat mutasyabihat itu perlu penalaran untuk
memahaminya.
e)
Memperlihatkan kemukjizatan Al Quran, ketinggian mutu sastra dan
balaghahnya, agar manusia menyadari sepenuhnya bahwa kitab ini bukan buatan
manusia, melainkan benar-benar ciptaan Allah SWT, adanya kemutsyabihatan dalam
Al Quran menunjukkan bahwa kitab ini benar-benar dapat melemahkan orang, hingga
tak ada satupun makhluk dalam semesta ini yang mampu membuat tandingan Al
Quran. Jangankan membuat tandingannya, menalar arti makna ayat-ayatnya saja
sudah kualahan, terutama ayat mutasyabihat.
f)
Menambah pahala usaha umat manusia, dengan adanya kesulitan dalam memahami
ayat-ayat mutasyabihat, tntu jerih payah dalam memahami ayat tersebut semakin
besar, maka pasti pahalanyapun akan ditambah.]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Muhkam adalah lafal Alquran yang
artinya dapat diketahui dengan jelas dan kuat, bisa berdiri sendiri tanpa
dita’wilkan dan dapat diamalkan. Mutasyabihat
adalah lafal Alquran yang artinya samar dan tidak dapat berdiri sendiri
karna susunan tartibnya kurang tepat sehinga menimbulkan kesulitan dalam
pemahamannya, dan dapat ditakwilkan macam-macam dan cukup diyakini
keberadaannya saja, dan tidak perlu diamalkan, karna merupakan ilmu yang
dimonopoli Allah SWT.
2.
Ciri-ciri muhkam adalah lafalnya sudah dapat dipahami akal dan hanya
berwajah satu sedangkan ciri-ciri
mutasyabihat adalah lafalnya masih membutuhkan penalaran karna memiliki
banyak wajah dan hanya Allah SWT yang
mengetahui maksud utama arti ayat tersebut
3.
Perbedaan pendapat apakah ayat mutasyabihat perlu ditafsiri dan diamalkan
atau tidak, jika takwilannya sesuai dengan kaidah bahasa arab, maka boleh
dipakai.
4.
Hikmah ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat sangat banyak salah satunya agar
kita giat dalam mendalami dan mempelajari Al quran sebagai sumber sekalius
pedoman kita
DAFTAR FUSTAKA
Abdul Djalal
.H.A., Ulumul Quran, (surabaya: dunia ilmu, 1998).
Sholihin, Munanto. 2013. Ulumul Qur’an. RINGKASAN
MK. STUDI KEISLAMAN
Abdullah,
Mawardi. 2010.Ulumul Qur’an . Jember
: Pustaka Pelajar.
Anwar,
Abu. 2002. Ulumul Qur’an. Pekanbaru: Amzah
Kahar mansyhur,
pokok-pokok ulumul quran,(jakarta: rineka cipta, 1992).
No comments:
Post a Comment