KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan
kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya Ilmiah ini
dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas
ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya
penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu
motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam
khususnya mengenai “Analisis Unsur Intrinstrik dalam Novel
Laskar Pelangi ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru
yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan
atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Karya
Ilmiah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terakhir kali sebagai seorang
manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Karya
Ilmiah ini, tetapi tetap saja tak
luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap
saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di
masa datang.
Tanjung Pura, Desember , 2016
Penyusun
Rini Dwi Hartati
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini, banyak sekali pelajar
yang tidak bisa membedakan antara unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Mereka
hanya sekedar membaca tanpa memahami unsur pembangun karya sastra ini. Bahkan
diantara mereka menganggap unsur ektrinsik maupun intrinsik itu sama saja.
Dalam pembahasan kali ini penulis ingin menguraikan tentang unsur intrinsik
sebuah novel. Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya
sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan
dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah
unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita (Nurgiyantoro,
1995:23).[1]
Cara mengetahui unsur intrinsik adalah dengan cara membaca sebuah karya
sastra. Permasalahannya adalah kita harus mengetahui adalah apa-apa saja yang termasuk ke dalam
unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra, jangan sampai tertukar dengan
unsur-unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik itu diantaranya adalah tema, alur,
penokohan, sudut pandang, amanat, gaya bahasa dan latar atau setting.
Novel ini saya pilih karena kisahnya yang inspiratif. Perjuangan dalam
pendidikan tanpa kenal lelah, penuh semangat dan tanpa pamrih. Baik sifat yang
lahir dari sang guru maupun dari murid-murid SD Muhammadiyah, sepuluh anggota
Laskar Pelangi.
Tujuannya adalah agar pembaca mengetahui apa itu unsur intrinsik, apa-apa
saja yang termasuk ke dalam unsur-unsur intrinsik dan nilai atau amanat yang
terkandung dalam novel Laskar Pelangi ini. Selanjutnya agar pembaca mau
menghargai pendidikan, karena pendidikan ini sangat penting. Anak-anak SD
Muhammadiyah rela berjuang dengan kondisi sekolah yang tidak layak hanya untuk
menimba ilmu. Pengabdian guru yang sangat luar biasa yang patut dicontoh oleh
seluru guru, khususnya yang masih dalam tahap belajar menjadi seorang guru atau
calo guru.
Untuk pengertian dan teori yang menjelaskan tentang unsur intrinsik, saya
lebih cenderung mengambil dari buku teori pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro.
Selingannya adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pembahasan Karya Fiksi dan
puisi karya UU hamidy. Untuk mengindari plagiat, maka penulis tidak
mencantumkan siapa-siapa saja yang pernah menganalisis novel ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, maka penulis menyimpulkan rumusan masaalah adalah sebagai
berikut:
1.
Apa yang dimaksud
dengan unsur intrinsik?
2.
Apa saja unsur yang
termasuk ke dalam unsur intrinsik?
3.
Apa yang dimaksud
dengan Laskar pelangi?
4.
Siapa-siapa saja tokoh
utama dari novel Laskar pelangi dan bagaimana sifat-sifat mereka?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dari penulisan ini sangat sederhana, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui apa yang
dimaksud dengan unsur intrinsik.
2.
Mengetahui apa saja
unsur yang termasuk ke dalam unsur intrinsik.
3.
Mengetahui apa yang
dimaksud dengan Laskar pelangi.
4.
Mengetahui siapa-siapa
saja tokoh utama dari novel Laskar pelangi dan sifat-sifat mereka.
BAB II
LANDASA TEORI
2.1 Identitas Buku
1.
Nama Pengarang : Andrea Hirata
2. Judul Novel :
Laskar Pelangi
3. Tahun Terbit :
2007
4. Tempat Terbit/ Cetakan :
Yogyakarta/ 14
5. Penerbit :
Bentang
6. Tebal Novel :
534 halaman
7. Kelemahan dan Keunggulan Novel : kelemahan dari novel ini adalah banyak
menggunakan kata-kata yang sulit dipahami berupa bahasa asing yang ada di
dalamnya, namun meskipun demikian pengarang telah memberikan glosarium untuk
kata-kata sulit dibagian akhir buku. Kelemahan lainnya yaitu tidak adanya
profil pengarang secara rinci, yang ada hanya penghargaan yang pernah
diterimnya dari novel best seller ini. [2]
Sedangkan
keunggulan dari novel ini adalah kisahnya yang inspiratif, penuh perjuangan dan
pengabdian tanpa kenal lelah serta arti persahabatan yang tulus bagi sekumpulan
anggota Laskar pelangi. Buku ini juga merupakan buku best seller karya
Andrea Hirata yang banyak dijadikan judul Skripsi dan Tesis bagi mahasiswa yang
akan mendapatkan gelar sarjana. Sebagai bentuk terimakasih pengarang, buku ini
juga dipersembahkan untuk ibu gurunya, Ibu Muslimah Hafsari dan Bapak kepala
sekolah, Bapak Harfan Effendy Noor juga sepuluh sahabat masa kecilnya anggota
Laskar pelangi.
2.2 Sinopsis
Kisah persahabatan Laskar Pelangi berawal dari pendaftaran di sekolah
Muhammadiyah. Sekolah yang sangat miskin dan bahkan tidak layak disebut sebagai
sekolah karena bangunannya yang hampir roboh. Sekolah terancam ditutup jika
siswa yang mendaftar tidak sampai sepuluh orang. Dengan harap-harap cemas Pak
Harfan dan Ibu Mus selaku kepala sekolah dan guru di SD tersebut terus
memandangi jalan raya berharap ada siswa yang akan mendaftar lagi. Mereka
menunggu sampai pukul 11. Ketika waktu yang ditentukan akan berakhir pak Harfan
memulai pidatonya untuk menutup sekolah. Betapa kecewanya hati anak-anak yang
baru akan bersekolah tepi sekolah tersebut terancam ditutup. Untunglah ada
Harun, anak terbelakang mental ini diantarkan oleh Ibunya untuk bersekolah,
daripada ia di rumah tapi selalu mengejar-ngejar anak ayam ibunya. Harun adalah
penyelamat bagi mereka semua yang ingin mengenyam dunia pendidikan ditengah
kemiskinan yang dihadapi.[3]
Hari-hari berikutnya mereka belajar. Mereka diberi tempat duduk sesuai
kemiripan wajah mereka selama sembilan tahun. Mereka adalah Ikal, Lintang,
Trapani, Syahdan, Sahara, Mahar, Borek, A Kiong, Harun dan Kucai. Hanya Sahara
lah wanita satu-satunya di kelas mereka. Kucai selalu ditunjuk untuk jadi ketua
kelas. Sebenarnya dia sudah muak karena harus mengurusi orang-orang miskin yang
susah diatur ini. Namun setiap kali pemilihan ketua kelas berlangsung,
namanyalah yang selalu mendapat banyak suara. Akhirnya dia tidak dapat menolak
amanah yang diberikan Bu Mus kepadanya.
Setelah lama berteman, mereka telah paham dengan sifat teman-teman mereka.
Diantara yang Lain, Lintang dan Mahar lah yang paling pintar di kelas. Lintang
intar dalam bidang mata pelajaran. Sedangkan Mahar pintar dalam kesenian dan
memunculkan ide-ide cemerlangnya. Smentara yang lain hanya sebagai pelengkap di
kelas tersebut, tidak pandai-pandai benar. Karena kepandaian merekalah yang
membuat guru dan teman-teman terkagum-kagum terutama pada Lintang yang harus
mengayuh sepede delapan puluh kilo meter setiap hari. Namun tak pernah
sekalipun dia membolos sekolah. Semangatnya sungguh luar biasa.
Suatu hari, ada acara
karnaval yang diadakan untuk memperingati HUT-RI setiap Agustus. Setiap sekolah
wajib ikut lomba, tidak terkecuali SD Muhammadiyah. Mereka minder untuk ikut
karena pakaian yang mereka kenakan tidaklah sebagus pakaian yang dikenakan
sekolah lain. Tapi untung ada mahar. Dengan segala ide dan kreasinya yang
cemerlang, mereka berhasil memenangkan perlombaan karnaval antar sekolah itu.
Acara yang paling bergengsi dan membuat mereka tidak akan dihina lagi.
Di hari lain, ada seorang gadis tomboi bernama Flo pindah sekolah ke SD
Muhammadiyah. Dia orang kaya yang ingin bersekolah di sana karena rasa
terimakasihnya kepada anggota Laskar Pelangi yang telah menyelamatkan nyawanya
ketika tersesat di hutan. Sahara sangat senang akhirnya memiliki teman
perempuan juga setelah sembilan tahun dia hanya satu-satunya bidadari di kelas
tersebut. Alasan lain kepindahan Flo adalah karena rasa kagumnya pada Mahar
yang pemberani dan suka pada kegiatan perdukunan. Semakin hari mereka semakin
dekat saja sehingga banyak yang beranggapan kalau mereka berpacaran. Mereka
berdua adalah dua insan yang sama-sama suka pada hal yang berbau mistis. Sangat
konyol sekali.
Selain lomba karnaval. Juga diadakan lomba kecerdasan antar sekolah. Ikal,
Lintang dan Sahara yang menjadi wakil dari sekolah Muhammadiyah. Ketika
memasuki ruangan, badan mereka panas dingin karena melihat persiapan dari
sekolah lain yang begitu matang dan buku-buku yang mereka bawa semuanya
lengkap, bahkan belum pernah anak-anak Muhammadiyah ini melihatnya. Rasa minder
kembali muncul dihati mereka kalau-kalau mereka tak mampu menjawab bahkan akan
membuat sekolah semakin dipermalukan. Karena baru sekali ini sekolah kampung
diundang untuk mengikuti perlombaan tersebut.[4]
Namun setelah perlombaan dimulai, keadaan berubah seratus delapan puluh
derajat. Lintang yang sedari tadi hanya diam mematung tiba-tiba tidak pernah
memberi kesempatan kepadaa lawan untuk menjawab pertanyaan. Semuanya berhasil
dia jawab dalam waktu kurang dari tujuh detik bahkan sebelum dewan juri selesai
membacakan pertaanyaan. Semua mata tertuju pada anak kamoung yang cerdas ini.
Suporter dari SD Muhammadiyah melonjak kegirangan. Bahkan Lintang sempat
berdebat dengan guru asal SD PN yang terkenel pandai itu karena menganggap
jawaban yang diberikan Lintang salah. Akhirnya guru yang sombong itu berhasil
dipermalukan.
Dengan kecerdasan Lintang mereka berhasil menjuarai lomba kecerdasan
tersebut. Ibu Muslimah dan Pak Harfan, serta pasukan SD Muhammadiyah terharu
dan mengarak Lintang keliling kampung. Ini adalah kemenangan pertama setelah
dua puluh tahun sekolah mereka berdiri tanpa gelar juara apapun. Semua ini
berkat Lintang yang kecerdasannya lahir secara alami. Ini membuktikan bahwa
meskipun mereka hanya sekolah yang berasal dari kampung tidak sembarangan bisa
dihina terus menerus.
Setelah kemenangan itu, mereka banyak berpetualang berkat ide-ide gila
Mahar. Mereka pergi kesuatu tempat yang paling angker di Belitong yaitu gunung
apit. Menurut Mitos gunung ini adalah ular yang melilit dan tidur sepanjang
tahun dan baru akan bangun ketika hari kiamat nanti. Selain itu mereka
mempertaruhkan nyawa pergi ke Pulau Lanun tempat tinggal Tuk Bayan Tula, hanya
demi ingin mendapatkan nilai bagus. Tuk Bayan pun menulis pesan yang boleh
dibuka setelah sampai di rumah. Betapa terkejutnya mereka ketika isi dari
gulungan kertas itu adalah “jika ingin pintar, harus rajin membaca”.
Saat mereka sudah hampir lulus, tragedi menyedihkan justru menimpa Lintang.
Berhari-hari dia tidak masuk sekolah karena ayahnya meninggal dan mengharuskan
Lintang berhenti sekolah karena harus menanggung beban sebagai tulang punggung
keluarga. Mereka pun berpisah akhirnya berpisah. Ikal benci pada keadaan ini
yang tak mampu membantu sahabatnya itu. Semua tak ada yang bisa membantu karena
mereka juga sama-sama berasal dari keluarga yang tidak mampu. Bu Mus sedih karena
harus melepas muridnya yang pandai luar biasa ini.[5]
Dua belas tahun kemudian keadaan berubah. Ikal yang dahulu bekerja sebagai
tukang pos mendapat beasiswa untuk sekoalah keluar negeri. Trapani menjadi
setengah gila karena segalanya harus bergantung pada ibunya. Sahara menikah
dengan A Kiong yang menjadi muallaf dan membuat toko yang pegawainya adalah
Borek. Lintang sang bintang kami akhirnya bekerja sebagai supir truk untuk
mengangkut pasir yang diambil dari pantai. Syahdan menjadi aktor sesuai cita-citanya
meskipun hanya aktor figuran. Mahar yang dahulu menganggur sekarang menjadi
narasumber budaya.
Harun yang dahulu pria
kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa sekarang justru sebaliknya,
dia adalah pria dewasa yang terperangkap dalam tubuh anak kecil. Sahara dan A
Kiong yang sering mengunjungi Harun. Itulah kehidupan, tidaka ada yang tahu dan
bisa meramalkan akan menjadi apa kita nanti dan siapa yang akan sukses diantara
mereka. Begitulah kisah persahabatan Laskar Pelangi. Meskipun sibuk dengan
urusan pekerjaan dan kehidupan masing-masing, mereka masih tetap sama,
sekumpulan makhluk yang tetap menjaga persahabatan dalam keadaan apapun.
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis Unsur
Intrinsik Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
3.1 Tema
Menurut
Santons dan menurut Kenny (dalam Nurgiyantoro (1995:66)[6] tema
adalah makna yang dikandung dalam sebuah cerita. Sedangkan menurut KBBI tema
adalah pokok pikiram, dasar cerita dipakai dasar mengarang, mengubah sajak, dsb
(Depdiknas, 2008:1429).[7]
Menurut saya, tema yang
terkandung dalam novel Laskar pelangi adalah “ persahabatan yang tulus untuk
sebuah cita-cita”. Hal ini bisa dibuktikan pada novel halaman 342-344, yaitu “
Jika aku menengok sahabat sekelasku mereka juga memiliki cita-cita yang istimewa.
Sahara misalnya, ia ingin menjadi pejuang hak asasi wanita. A Kiong ingin
menjadi kapten kapal, mungkin karena ia senang bepergian, atau mungkin topi
kapal yang besar itu untuk menutupi kepala kalengnya itu. Kucai ingin menjadi
politisi karena ia sosok yang cerdas dan bermulut besar. Syahdan ingin menjadi
aktor. Sedangkan Mahar sendiri mengaku bahwa ia mampu menerawang masa depannya.
Cita-cita yang paling sederhana adalah milik Borek atau Samson, ia memang
pesimis dan hanya ingin menjadi tukang sobek karcis sekaligus sekuriti di
bioskop kicong karena ia bisa dengan gratis menonton film. Adapun trapani yang
baik dan tampan ingin menjadi guru. Ketika kami bertanya pada Harun, apa
cita-citanya ia menjawab kalau besar nanti ia ingin menjadi Trapani. Lintang sendiri
bercita-cita menjadi seorang matematikawan”. Persahabatan ini juga bisa kita
lihat pada halaman 393 tentang persahabatan, yaitu “ Adapun orang lain dari
kejauhan hanya akan melihat ikatan persahabatan Laskar Pelangi yang demikian
indah”
3.2 Latar atau setting
Latar
atau setting yang disebut sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tentang tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan Nurgiyantoro, 1995 : 216).[8]
Dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, ada beberapa latar
yang penulis temukan, diantaranya:
3.2.1. Latar tempat
1.
Di sekolah
Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan
sebuah kelas. Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD.
2. Di laut
Pada
halaman 11 kita dapat menemukan latar tempat di laut, yaitu: “Cuaca cenderung
memburuk, akhir-akhir ini maka hasil melaut tak pernah memadai. Apalagi ia
hanya semacam petani penggarap, bukan karena ia tak punya laut, tapi karena ia
tak punya perahu”
3. Tanjong Kelumpang, bisa kita temukan pada halaman 11 yaitu “keluarga
Lintang berasal dari Tanjong kelumpang, desa nun jauh dipinggir laut”
4. Laut
Bisa dilihat pada halaman 98 yaitu,
“beranda itu sendiri merupakan bagian dari gubuk panggung dengan tiang-tiang
tinggi untuk berjaga-jaga jika air laut pasang hingga meluap jauh ke pesisir”
5. Pulau Belitong
Bisa dilihat pada halaman 98 yaitu “
adapun gubuk ini merupakan bagian dari pemukiman komunitas orang Melayu
Belitong yang hidup disepanjang pesisir, mengikuti kebiasaan leluhur mereka
para penggawa dan kerabat kerajaan”
6. Di sungai
Bisa dilahat pada halaman 167 yaitu “
berarti lebar sungai ini paling tidak 30 meter dan dalamnya hanya Tuhan yang
tahu. Alirannya meluncur deras tergesa-gesa, tipikal sungai Belitong yang
berawal dan berakhir di laut”
7. Pangkalan Punai
Tempat ini tergambar dari novel
halaman 179 yaitu “ Meskipun setiap tahun kami mengunjungi pangkalan unai, aku
tak pernah bosan degan tempat ini”. Selain itu tempat ini juga tergambar pada
halaman 181 yaitu “ pesona hakiki pangkalan punai membaangiku menit demi menit
sampai terbawa mimpi”[9]
8. Di pasar
Tempat ini tergambar pada halaman 199
yaitu “ pasar ini sengaja ditempatkan di tepi sungai dengan maksud seluruh
limbahnya, termasuk limbah pasar ikan, dapat dengan mudah dilungsurkan ke
sungai”
9. Toko Sinar Harapan
Tempat ini adalah tempat di mana
sekawanan anggota Laskar Pelangi selalu memberi kapur ketika disuruh oleh bu
Mus, tempat ini tergambar pada halaman 201 yaitu “ tokonya lebih cocok disebut
sebagai gudang rabat. Ratusan jenis barang yang bertumpuk mencapai plafon dalam
ruangan kecil yang sesak”. Hal lain yang menyatakan tempat ini adalah pada
halaman 455, yaitu “ Toko sinar harapan tak banyak berubah. masih amburadul
seperti dulu”
10. Di masjid
Angota Laskar pelangi yang laki-laki
suka tidur di masjid. Hal ini bisa kita lihat pada halaman 284, yaitu “ Aku
merangkak berlindung dibalik pilar takut ketahuan Wak Haji yang sedang membuka
jendela-jendela masjid. Sempat kulihat Lintang, Mahat Syahdan, Trapani dan
Harun terbirit-birit menyerbu tempat wudhu”
11. Gunung Semelur
Bisa kita lihat pada novel halaman
290, yaitu “ sebagaiman biasanya Mahar mulai berdongeng, menurutnya gunung
selumar adalah seekor ular naga yang sedang menggulung diri dan telah tidur
panjang selama berabad-abad”
12. Hutan Genting Apit,
bisa kita lihat pada halaman 389, yaitu
“ Suatu ketika
mereka memasuki hutan gunung apit, suatu tempat yang paling angker di Belitong”
13. Pulau Lanun, yaitu tempat tinggal Tuk Bayan Tula. Bisa kita temukan pada
halaman 413, yaitu “ Pulau Lanun!. Kami serentak berdiri terperangah dan tepat
ketika beliau selesai menyebutkan nama pulau itu terdengarlah suara lolongan
segerombolan anjing melengking-lengking mendirikan bulu kuduk, seperti
menyambut tamu tak diundang”
3.2.2. Latar waktu
1.
Pagi
“ kami memiliki enam
kelas kecil-kecil, pagi untuk SD muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah”
bisa kita temukan pada halaman 17. Selanjutnya bisa kita temukan pada halaman
83 yaitu “ pada sebuah pagi yang lain, pukul 10, seharusnya burung kut-kut
sudah datang”. Kemudian ada pada halaman 87 yaitu “ pagi ini Lintang terlambat
masuk kelas. Kami tercengang mendengar ceritanya”. Kita juga bisa lihat pada
novel halaman 293, yaitu “ senin pagi yang cerah. Sepucuk puisi yang dibungkus
kertas putih bermotif kembang api”[10]
2.
Sore
Pada halaman 181, terlihat latar waktu yaitu
“ sekitar pukul empat sore, sinar matahari akan mengguyur barisan pohon cemara
angin yang tumbuh lebat diundakan bukit yang lebih tingggi disisi timur laut”.
Waktu sore juga terlihat pada halaman 272 yaitu “ inilah sore terindah dalam
hidupku”
3.
Siang hari
Pada
novel tergambar pada halaman 217 yaitu “ sekarang sudah hampir tengah hari,
udara semakin panas”
Waktu
siang lainnya bisa kita lihat pada halaman 322 yaitu “ pukul 11 siang sudah,
kami tiba disebuah batu cadas besar yang menjorok”
4.
Malam
Waktu
ini terlihat pada halaman 285, yaitu “ Malam minggu ini kami menginap di masjid
Al-Hikmah karena setelah solat subuh nanti kami punya acara seru, yaitu naik
gunung”
3.2.3.Suasana
Suasana
yang digambarkan dalam novel laskar pelangi sangat beragam, diantaranya:
1. Cemas
Dalam
novel ini digambarkan suasana cemas. Bisa dilihat dari kutipan isi novel
halaman 2.
“ sembilan orang...
baru sembilan orang Pamanda guru, masih kurang satu..., katanya gusar pada bapak kepala sekolah. Pak
Harfan menatapnya kosong, aku juga merasa cemas. Aku cemas karena melihat Bu
Mus yang resah dan karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku”
Kemudian
susana cemas juga digambarkan pada novel halaman 4 yaitu: “Bu Mus yang semakin
khawatir memancang pandangannya ke jalan raya diseberang lapangan sekolah
berharap kalau-kalau masih ada pendaftaran baru”[11]
Suasana cemas juga ada pada halaman 5 yaitu:
“kita tunggu sampai pukul 11, “kata pak Harfan pada Bu Mus” dan seluruh orang
tua yang telah pasrah. Suasana hening”
Adapula
suasana cemas yang digambarkan pada halaman 173 yaitu “ kami menghambur kearah
Syahdan. Aduh, gawat, apakah ia pingsan? Atau gegar otak? Atau mlah mati?
Karena ia tak bernafas sama sekali dan ia tadi terpelanting seperti tong jatuh
ke dalam truk”
Suasana
cemas lainnya juga digambarkan pada halaman 309, yaitu “ Hari beranjak gelap
dan keadaan semakin mengkhawatirkan. Kabut tebal yang menyelimuti gunung sangat
menyulitkan usaha pencarian. Wajah setiap orang mulai kelihatan cemas dan putus
asa"
2. Panik,
Suasana ini bisa kita
lihat pada novel halaman 174 yaitu “ kami semakin panik, tak tahu harus berbuat
apa. Aku terus menerus memanggil-manggil nama Syahdan, tapi ia diam saja, kaku,
tak bernyawa, Syahdan telah mati”. Selanjutnya bisa kita temukan pada halaman
363, yaitu “ kembali kami berada dalam situasi yang mempertaruhkan reputasi.
Lomba kecerdasan. Kami berkecil hati melihat murid-murid SD sekolah PN membawa
buku-buku teks yang belum pernah kami
lihat”
3. Bahagia,
Tergambar pada halaman
247 yaitu “ Mahar diarak keliling kampung oleh warga Muhammadiyah setelah
sekolah menerima trofi bergengsi penampilan seni tebaik tahun ini. Trofi yang
telah dua puluh tahun kami idamkan dan selama itu pula bercokol di sekolah PN.
Baru pertama kali ini trofi itu dibawa pulang oleh sekolah kampung. Trofi yang
tak kan membuat sekolah kami dihina lagi”. Hal lain yang menyatakan suasana
senang adalah ketika Lintang dengan kecerdasannya selalu menjawab pertanyaan
dengan benar dalam waktu kurang dari 7 detik,
terlihat pada halaman 370, yaitu “ seeeerrraaaattuuussss, ! lengking
Benyamin S. Mendengar lengkingan benyamin pendukung kami melonjak-lonjak
kegirangan seperti orang kesurupan”. Selain itu susana ini juga terlihat pada
halaman 372, yaitu “ Ratusan penonton terkagum-kagum. Warga Muhammadiyah
berjingkrak-jingkrak sambil memeluk pundak. Yang paling bahagia adalah Harun.
Dia memang suka dengan keramaian”
4. Kacau,
Bisa kita lihat pada halaman 301 yaitu “
angin lembut ini tiba-tiba mengamuk menjadi monster puting beliung dengan
kecepatan 1000 kali lipat, 10.000 mph”[12]
5. Tegang,
Suasana ini terlihat
pada halaman 369, yaitu “ Suasana semakin tegang ketika ketua dewan juri
bangkit dari tempat duduknya memperkenalkan diri dan menyatakan bahw alomba
akan segera dimulai”
6. Haru,
Bisa
kita lihat pada halaman 383, yaitu “ Kami adalah sekolah kampung pertama yang
memperoleh kemenangan. Air yang menggenang seperti kaca di mata Bu Mus dan laki
–laki cemara angin itu kini telah menjadi butir-butir yang berlinang, air mata
kemenangan yang mengobati harapan, pengorbanan dan jeri payah”
7. Sedih,
Karena ayah Lintang meninggal maka Lintang harus
berhenti sekolah berpisah bersama teman-teman dan gurunya. Hal ini bisa kita
lihat pada halaman 430, yaitu “ Ibunda guru, ayahku telah meninggal, besok aku
akan ke sekolah. Slamku, Lintang. Dibawah pohon filicium kami akan
mengucapakan perpisahan. Aku hanya diam. Hatiku kosong. Perpisahan belum
dimulai tapi Trapani sudah menangis terisak-isak. Sahara dan Harun bergandengan
tangan sambil tersedu, sedu. Samson, Mahar, Kucai, dan Syahdan berulang kali
mengambil wudhu dengan tujuan menghapus air matanya. A Kiong melamun sendirian
tak mau diganggu. Flo yang baru saja mengenal Lintang dan tak mudah terharu
nampak muram, matanya berkaca-kaca. Baru kali ini aku melihatnya menangis”
8. Lucu,
Terdapat
pada akhir kisah novel Laskar pelangi, pada halaman 494, yaitu “ Demi mendengar
kata-kata itu Kucai yang tengah memamah biak sagon tak bisa menguasai diri. Dia
berusaha keras menahan tawa tapi tak berhasil sehingga serbuk kelapa sagon
terhambur kewajah Mahar, membuat jambul pengarang berbakat itu kacau balau.
Kucai berulang kali meminta maaf pada ibu Ikal, bukan pada Mahar, tapi wajahnya
mengangguk-angguk takzim menghadap ke Nur Zaman”.[13]
3.3 Sudut Pandang
Sudut Pandang atau
point of view adalah cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai
sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:248).[14] Jadi
sudut pandang merupakan kedudukan pengarang di dalam sebuah tulisan atau
bagaimana posisi pengarang menempatkan dirinya di dalam cerita. Dalam novel
Laskar Pelangi ini, kedudukan pengarang atau sudut pandang pengarang ialah
sebagai orang pertama, hal ini ditandai dalam novel tersebut menggunakan kata
ganti; aku, jadi gaya “aku” adalah seorang yang ikut terlibat di dalam cerita.
Hal ini bisa kita temukan salah satunya pada halaman 168 yaitu “ badanku
gemetar ketika aku melintas menuju pohon karet dengan cara menggeser-geserkan
pengaman tanganku yang mencekik tambang erat-erat. Aku bergelantungan seperti
tentara latihan perang”
3.4 Penokohan
Penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang seorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita (Jones, 1968: 33 dalam Nurgiyantoro, 1995:165).
1.
Bapak Harfan Efendy Noor
Ø Rela berkorban, pada halaman 20 “ lebih menarik tentang pembicaraan
orang-orang seperti apa yang rela menghabiskan hidupnya bertahan di sekolah
semacam ini. Orang-orang itu tentu saja kepala sekolah kami, pak Harfan”.
Selain itu sifat pak Harfan yang rela berkorban bisa kita lihat pada halaman 21
yaitu “ pak Harfan telah puluhan tahun mengabdi di sekolah Muhammadiyah tanpa
imbalan apapun demi motif syiar Islam”
Ø Pandai bercerita “lalu pak Harfan mendinginkan suasana dengan berkisah
tentang penderitaan tekanan yang dialami seorang pria bernama Zubair bin Awam.
Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus
setenang embusan angin pagi. Kami terpesona pada setiap pilihan kata dan gerak
lakunya yang memikat” sifat ini bisa kita lihat pada halaman 23.
2.
Bu Muslimah Hafsari
Ø Mengabdi tanpa pamrih, bisa kita lihat pada novel halaman 5, yaitu “ Bu Mus
semakin gundah, pengabdiannya di sekolah melarat yang amat ia cintai dan 32
tahun pengabdiannya tanpa pamrih, pada pak harfan, pamannya akan berakhir di
pagi yang sendu ini”.
Ø Ramah, bisa kita lihat pada novel halaman 9, yaitu “Bu Mus mendekati setiap
orang tua murid di bangku panjang tadi, berdialog sebentar dengan ramah dan
mengabsen kami”
Ø Lembut dan sabar, ditemukan pada halaman 26 yaitu “ silahkan ananda
perkenalkan nama dan alamat rumah, pinta bu Mus lembut pada anak hokian itu.
Silahkan ananda..., bu Mus meminta sekali lagi dengan sabar”
Ø Pandai, “ bu Mus adalah seorang guru yang pandai, karismatik dan memiliki
pandangan jauh ke depan” bisa dilihat pada halaman 30.
Ø Rajin beribadah dan suka menasehati, “ solatlah, tepat waktu biar dapat
pahala lebih banyak, demikian kata bu Mus menasehati” bisa dilihat pada halaman
31.
Ø Tidak pilih kasih, terlihat pada halaman 402, yaitu “ Meskipun ayah Flo
telah menyumbangkan papan tulis baru, lonceng, jam dinding dan pompa air, namun
beliau tak segan-segan memberikan nilai bebek berenag kepada anak gedong itu”[15]
3.Trapani
Ø Pendiam, santun dan berhati mulia, berbakti pada orang tua, “ ia tak bicara
jiak tak perlu dan jika angkat bicara ia akan menggunakan kata – kata yang
dipilih degan baik, ia seorang pemuda santun harapan bangsa yang memenuhi
syarat dasa dharma pramuka, cita-citanya menjadi guru yang mengajar di daerah
terpencil untuk memajuka pendidikan orang Melayu pedalaman, sungguh mulia. Ia
sangat berbakti pada orang tua dan otaknya lumayan. Terdapat pada halaman 74.
Ø Tampan dan berjiwa besar, bisa kita temukan pada halaman 367, yaitu “
Trapani adalah pria muda yang amat tampan dan berjiwa besar”
4. Kucai
Ø Susah diatur “ mereka didudukkan berdua bukan karena mirip, tapi karena
sama-sama susah diatur. Baru beberapa saat di kelas Borek sudah mencoreng muka
Kucai dengan penghapus papan tulis” yang bisa kita temukan pada halaman 14.
Ø Gengsi, “jangan kau bikin malu aku, Dan, apa kata anak-anak SD PN nanti?
Jawab Kucai sok gengsi, padahal satu pun ia tak kenal anak-anak kaya itu”
Ø Optimis tapi sok tahu, pada halaman
69 “ kucai adalah orang paling optimis yang pernah aku jumpai. Kekurangannya
secara fisik tak sedikitpun membuatnya minder. Sebaliknya, ia memiliki
kepribadian populis, oportunis, bermulut besar, banyak teori dan sok tahu”
5.Syahdan
Ø Pekerja keras, yaitu pada halaman 67
“ penghasilan ayahku lebih rendah daripada ayah syahdan yang bekerja dibagian
gudang kopra. Syahdan sendiri sebagai tukang dempul perahu”
6.Lintang
Ø Lucu, bisa kita temukan pada halaman 12 yaitu “ ia berbicara tak
henti-henti penuh minat dengan dialek Belitong yang lucu, tipikal orang
Belitong pelosok”.
Ø Pantang menyerah dan tak pernah mengeluh, yaitu pada halaman 93 dan 97 yaitu “ demikian perjuangan Lintang
mengayuh sepeda pulang dan pergi sekolah, 80 kilometer setiap hari”
Ø Pintar, pada halaman 105 yaitu “ sejak hari perkenalan dulu aku sudah
terkagum-kagum pada Lintang. Anak pengumpul kerang ini pintar sekali. Matanya menyala-nyala
memancarkan inteligensi, keingintahuan menguasai dirinya seperti orang
kesurupan”. Kemudian pada halaman 115 yaitu “ kecerdasannya yang lain adalah
kecerdasan Linguistik. Ia mudah memahami bahasa, efektif dalam berkomunikasi,
memliki nalar verbal dan logika kualitatif”[16]
Ø Tidak sombong, pada halaman 108 yaitu “ tapi Lintang sebaliknya, ia tidak
pernah tinggi hati, karena ia merasa ilmu demikian luas untuk disombongkan dan
menggali ilmu tak akan ada habis-habisnya”
7. Mahar
Ø Pandai bernyanyi dan memiliki jiwa seni yang tinggi, yaitu pada halaman 138
“ ketika Mahar bernyanyi selurh alam diam menyimak. Mahar bernyanyi dengan
tempo yang tepat, teknik vokal yang baik, nada yang pas, interpretasi yang
benar”
Ø Pandai melukis, tergambar pada halaman 188 dan 189 yaitu “ besoknya Mahar
membuat lukisan yang berjudul kawanan
burung pelintang pulau” dan juga “ likisan Mahar sesungguhnya merupakan karya
hebat yang memiliki nyawa mengandung ribuan kisah”
Ø Tidak disiplin, watak ini tergambar pada halaman 190 yaitu “ Bukan karena
karyamu tidak bermutu, tapi dalam bekerja apapun kita harus memiliki disiplin”
Ø Memilki ide yang cerdas, hal ini tergambar pada halaman 226 yaitu “ para
guru mnengguk-angguk salut dengan ide Mahar. Mereka salut karena selain akan
menampilkan sesuatuyang bebeda, menampilkan suku terasing di Afrika adalah ide
yang cerdas”
8.Borek (Samson)
Ø Susah diatur mereka didudukkan berdua bukan karena mirip, tapi karena
sama-sama susah diatur. Baru beberapa saat di kelas Borek sudah mencoreng muka
Kucai dengan penghapus papan tulis” yang bisa kita temukan pada halaman 14.
Selanjutnya bisa kita temukan pada halaman 71 yaitu “ ibunda guru, ibunda mesti
tahu bahwa anak-anak kuli ini kelakuannya seperti setan. Sama sekali tak bisa
disuruh diam”[17]
9. Sahara
Ø Keras kepala “ gadis kecil berkerudung itu, memang keras kepala luar bisa”
bisa kita temukan pada halaman 14.
Ø Perhatian, pada halaman 75, yaitu “ sifatnya yang utama penuh perhatian dan
kepala batu”
Ø Jujur pada halaman 75 yaitu “ sifat lain sahara yang amat menonjol adalah
kejujurannya yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran”
10.Ikal (tokoh aku)
Ø Tidak suka mencela, pada halaman 67 yaitu “ tapi bukan maksudku mencela
dia, karena kenyataannya secara ekonomi kami sepuluh kawan sekelas ini, memang semuanya
orang susah”
Ø Jujur, pada halaman 82 yaitu “ketika ibuku bertanya tentang tanda itu aku
tak berkutik, karena pelajaran budi pekerti kemuhammadiyahan setiap jumat pagi
tak membolehkan aku membohongi orang tua, apalagi ibu” kejujuran ikal juga
tergambar pada halaman 214 yaitu “ aku diam mematung, tak mau berdusta, tak mau
menjawab apapun yang ditanyakan, dan tak mau membantah apapun yang dituduhkan”
11. A Kiong
Ø Penolong dan ramah, “namun, meskipun wajahnya horor, hatinya baik luar
biasa. Ia penolong dan ramah kecuali pada Sahara” bisa kita lihat pada halaman
69.
Ø Pantang menyerah, terlihat pada halaman 254 yaitu “ aku segera teringat
pada A Kiong. Beberapa hari ini dia belajarberdiri karena lima biji bisul
bermunculan dipantatnya sehingga ia tidak bisa duduk”
12. Harun
Ø Santun, pendiam, murah senyum dan menyenangkan, pada halaman 76 yaitu
“harun adalahpada halaman 76 yaitu “harun adalah pria santun, pendiam dan murah
senyum. Ia juga teman yang amat menyenagkan.
Ø Terbelakang mental, pada halaman 76 yaitu “ sahara selalu mendengarkan
cerita itu walaupun harun menceritakannya setiap hari, berulang-ulang,
puluhankali, sepanjang tahun, dari kelas satu SD sampai kelas tiga SMP sahara
selalu setia mendengarkan” harun adalah anak kecil yang terperangkap dalam tubuh
ornag dewasa.[18]
13.Flo
Flo
adalah tokoh yang digambarkan sebagai sosok yang tomboi. Dia adalah anak
sekolah PN yang kemudian pindah ke sekolah Muhammadiyah. Sifatnya antara lain:
Ø Tidak mau dinasehati, tergambar pada novel halaman 218 yaitu “ dialah Flo,
dia melangkah ke sana kemari tanpa aturan. Penata rombongan ini menertibkannya
tapi dia tidak perduli. Ayah dan ibunya berteriak-teriak agar dia berhati-hati,
tapi dia tidak memperdulikannya”
Ø Tegas, bisa dilihat pada halaman 353 yaitu “ Anak cantik ini berkarakter
tegas pasti tahu persis apa yang diinginkan, dan tidak pernah ragu. Sebuah
sikap yang sangat mengesankan”
14.A Ling
A
ling adalah orang atau gadis yang dicintai oleh tokoh aku (Ikal). Sifatnya
antara lain:
Ø Percaya diri dan tanggung jawab, ini terlihat pada halaman 338, yaitu “
wanita seperti apakah A Ling? Dia memiliki pendirian yang kuat dan amat percaya
diri. Ia model wanita yang memegang teguh pertanggungjawaban pada setiap
gabungan huruf-huruf yang meluncur dari mulutnya”
3.5 Gaya Bahasa atau Majas.
Gaya
bahasa adalah cara mengungkapkan atau menampilkan pikiran melalui bahasa secara
khas yang memperihatkan jiwa dan kepribadian menulis.
1.Majas Pleonasme
Majas
Pleonasme adalah majas yang mengungkapkan kata-kata atau keterangan penjelas
yang sesungguhnya sudah ada di depannya.[19] Majas
ini terdapat pada halaman 10 yaitu:
“melepaskan belut
yang licin, meloncati nasib, merebut pendidikan”
2.Majas Personifikasi
Majas
personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa
seoalah-olah memiliki sifat seperti manusia. Majas ini terdapat pada halaman
24.
“Membelai hati kami
dengan wawasan ilmu”
Kemudian majas ini ada
pada halaman 36
“tembok yang angkuh
dan berkelok-kelok”
3.Majas Asosiasi
Majas
asosiasi adalah majas yang hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sama. Majs ini
ada pada halaman 37
“tak putus-putus seperti
jalinan urat di punggung tangan”
Majas ini juga ada pada
halaman 89
“ laksana seekor
anjing yang ingin mengambil hati tuannya”
4.Majas Hiperbola
Majas
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan. Majas
ini ada pada halaman 304
“ aku mengharu biru
tatkala kesepian melayap mencekam dermaga jiwa”
Majas ini juga ada pada
halaman 305
“batinku nelangsa berdarah-darah tiada daya mana kala ia sirna terbang
mencampak asmara”
3.6 Alur atau Plot
Alur atau plot dapat
dipandang sebagai pola atau kerangkacerita di mana bagian bagian lain crita itu
disangkutkan, sehingga cerita itu menjadi suatu bangunan yang utuh ( Hamidy,
2001:26). Jadi alur atau plot dapat dikatakan sebagai rangkaian peristiwa yang
menjelaskan jalannya suatu cerita.[20]
Alur dalam novel Laskar
Pelangi ini adalah alur maju. Dimana seperti yang sudah dikisahkan dalam
sinopsis di atas, bermula dari mereka masih menginjakkan kaki hari pertama
sekolah SD, berjuang bersama, tertawa, menangis dan bahagia bersama sampai
mereka lulus SMP, memilki pekerjaan dan kehidupan masing-masing setelah mereka
dewasa.
3.7 Amanat
Amanat
menurut KBBI adalah pesan atau perintah (Depdiknas, 2008:47). [21]Jadi,
amanat adalah suatu pesan atau perintah yang terkandung di dalam cerita dari
seorang pengarang dan ditujukan kepada pembaca cerita.
Amanat yang terdapat
dalam novel Laskar Pelangi sebenarnya sangat banyak. Namun yang sangan berkesan
dan dijadikan panutan bagi pembaca khususnya adalah yang penulis temukan pada
halaman 487-488 tentang pesan Pak Harfan dalam menjalani hidup, yaitu “
Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya”
yang kemudian terrefleksi pada kehidupan puluhan mantan siswa Muhammadiyah yang
ku kenal dekat secara pribadi. Mereka adalah tipikal orang yang sederhana namun
bahagia dalam kesederhanaan itu. Jadi, hiduplah Anda dalam kesederhanaan karena
Islam melarang kita untuk hidup bermewah-mewahan. Juga dalam menjalani hidup
ini, usahakan kita untuk selalu memberi kepada yang membutuhkan, jangan malah
sebaliknya, kita menghaparkan sesuatu yang tidak mungkin kita dapatkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kisah persahabatan
Laskar Pelangi berawal dari pendaftaran di sekolah Muhammadiyah. Sekolah yang
sangat miskin dan bahkan tidak layak disebut sebagai sekolah karena bangunannya
yang hampir roboh. Sekolah terancam ditutup jika siswa yang mendaftar tidak
sampai sepuluh orang. Dengan harap-harap cemas Pak Harfan dan Ibu Mus selaku
kepala sekolah dan guru di SD tersebut terus memandangi jalan raya berharap ada
siswa yang akan mendaftar lagi. Mereka menunggu sampai pukul 11. Ketika waktu
yang ditentukan akan berakhir pak Harfan memulai pidatonya untuk menutup
sekolah. Betapa kecewanya hati anak-anak yang baru akan bersekolah tepi sekolah
tersebut terancam ditutup. Untunglah ada Harun, anak terbelakang mental ini
diantarkan oleh Ibunya untuk bersekolah, daripada ia di rumah tapi selalu
mengejar-ngejar anak ayam ibunya. Harun adalah penyelamat bagi mereka semua
yang ingin mengenyam dunia pendidikan ditengah kemiskinan yang dihadapi.
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan dari penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat dihaparkan penulis agar makalah ini bisa lebih bagus dalam
penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramdia
Pustaka.
Hamidy, UU. 2001. Pembahasan Karya Fiksi dan Puisi. Jakarta : Unri Press.
Nurgiyantoro, Burhan.
1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Hirata, Andrea. 2007. Laskar Pelangi .Yogyakarta. Bentang
[1]
Burhan Nurgiyantoro,. Teori Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta : Gajah Mada
University Press. 1995).hlm.23
[2]
Andrea Hirata, Laskar Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[3] http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-laskar-pelangi.html
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6]
Burhan Nurgiyantoro,. Teori
Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 1995).hlm.66
[7]
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Gramdia Pustaka.
2008).hlm.1429
[8]
Burhan Nurgiyantoro,. Teori
Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 1995).hlm.216
[9] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[10] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[11] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[12] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[13] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[14]
Burhan Nurgiyantoro,. Teori
Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 1995).hlm248
[15] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[16] Ibid.
[17] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[18] Andrea Hirata, Laskar
Pelangi .(Yogyakarta. Bentang.2007)
[19]
UU Hamidy, 2001. Pembahasan Karya Fiksi dan Puisi. Jakarta : Gelora Press.hlm.54
[20]
UU Hamidy, Pembahasan
Karya Fiksi dan Puisi. (Jakarta : Gelora
Press.2001)hlm.26
[21] Depdiknas, Kamus
Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Gramdia Pustaka. 2008).hlm.47
No comments:
Post a Comment