KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat
rahmat Nya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan
makalah Tafsir yang
membahas “Tafsir
Al-Fatihah ”.Secara khusus pembahasan dalam makalah ini
diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata
kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi . oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak dosen mata kuliah Tafsir
1 Bapak Ahmad Darlis,M.Pd.I yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang
telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.
Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan.Untuk itu
kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis selanjutnya.
Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang punya dan maha kuasa
.Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat
tersendiri bagi generasi muda islam yang akan datang, khususnya dalam bidang Tafsir.
Tanjung Pura, Maret, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Surat Al-Fatihah yang merupakan surat
pertama dalam Al Qur’an dan terdiri dari 7 ayat adalah masuk kelompok surat
Makkiyyah, yakni surat yang diturunkan saat Nabi Muhammad di kota Mekah.
Dinamakan Al-Fatihah, lantaran letaknya berada pada urutan pertama dari 114
surat dalam Al Qur’an. Para ulama bersepakat bahwa surat yang diturunkan
lengkap ini merupakan intisari dari seluruh kandungan Al Qur’an yang kemudian
dirinci oleh surat-surat sesudahnya. Surat Al-Fatihah adalah surat
Makkiyyah, yaitu surat yang diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah SAW hijrah
ke Madinah. Surat ini berada di urutan pertama dari surat-surat dalam Al-Qur’an
dan terdiri dari tujuh ayat. Tema-tema besar Al Qur’an seperti masalah tauhid,
keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang beriman, ancaman dan peringatan
bagi orang-orang kafir serta pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah
orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya,
semua itu tercermin dalam surat Al Fatihah.
Al Fatihah juga mengandung dasar - dasar Islam yang
disebutkan secara global, pokok dan cabang agama, akidah, ibadah, tasyri’,
keyakinan akan hari akhir, iman kepada sifat- sifat Allah, menunggalkanAllah
dalam hal beribadah, memohon pertolongan, berdoa, meminta hidayah untuk
berpegang teguh kepada agama yang benar dan jalan yang tidak menyimpang,
diteguhkan dan dikokohkan untuk senanatiasa berada di atas jalan iman dan
manhaj orang-orang yang shaleh, memohon perlindungan agar terhindar dari jalan
orang-orang yang sesat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surah Al Fatihah dan Terjemahanya
الْعَالَمِينَ لِلَّهِ رَبِّ الْحَمْدُ
(١)الرَّحِيمِ الرَّحْمَنِ اللَّهِ بِسْمِ
(٤)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
(٣)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٢)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٥)نَسْتَعِينُ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ الْمَغْضُوبِ غَيْرِ عَلَيْهِمْ أَنْعَمْتَ الَّذِينَ صِرَاطَ (٦)
(٧)الضَّالِّينَ وَلا عَلَيْهِمْ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٥)نَسْتَعِينُ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ الْمَغْضُوبِ غَيْرِ عَلَيْهِمْ أَنْعَمْتَ الَّذِينَ صِرَاطَ (٦)
(٧)الضَّالِّينَ وَلا عَلَيْهِمْ
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai di hari Pembalasan.
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus.
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[1]
B. Kandungan Surah Al - Fatihah
Di dalam Surat ini banyak mengandung beberapa unsur pokok yang
mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu: [2]
1.
Keimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2,
dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu
nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat
yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan,
nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin
tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah
yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang
dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini
bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini.
Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah
diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi
sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia
kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh
karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam
surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan
dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya
Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon
pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman
terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah
pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada
kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini
mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan
ancaman terhadap
perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5
semata-mata ditujukan kepada Allah.
2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan
itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah"
disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia
dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan
pelajaran.
3.
Kisah-kisah:
Kisah
para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar
dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang
dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat
ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh
beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang
yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah
golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
C. Tafsir Surah Al – Fatihah
(١)الرَّحِيمِ
الرَّحْمَنِ اللَّهِ بِسْمِ
(Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang)
Maksudnya adalah "Saya memulai membaca surat Al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah sambil memohon pertolongan kepada-Nya agar dapat membaca firman-Nya, memahami maknanya dan dapat mengambilnya sebagai petunjuk." Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan, menaiki kendaraan, membaca Al Qur'an di awal surat, masuk dan keluar masjid, mengunci pintu, masuk dan keluar rumah, menulis surat, hendak berwudhu' dan sebagainya. Allah ialah nama Zat Yang Mahasuci, yang satu-satunya berhak disembah dengan sebenarnya disertai rasa cinta, takut dan berharap kepada-Nya, Zat yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi makhluk yang membutuhkan-Nya. لرَّحْمَنِ (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah memiliki rahmat (kasih-sayang) yang luas mengena kepada semua makhluk-Nya, sedangkan الرَّحِيمِ artinya Allah Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin. Kepada orang-orang mukmin itu diberikan-Nya rahmat yang mutlak, selain mereka hanya memperperoleh sebagian dari padanya. الرَّحِيمِ الرَّحْمَنِ merupakan nama Allah yang menetapkan adanya sifat rahmah (sayang) bagi Allah Ta'ala sesuai dengan kebesaran-Nya .[3]
Maksudnya adalah "Saya memulai membaca surat Al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah sambil memohon pertolongan kepada-Nya agar dapat membaca firman-Nya, memahami maknanya dan dapat mengambilnya sebagai petunjuk." Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan, menaiki kendaraan, membaca Al Qur'an di awal surat, masuk dan keluar masjid, mengunci pintu, masuk dan keluar rumah, menulis surat, hendak berwudhu' dan sebagainya. Allah ialah nama Zat Yang Mahasuci, yang satu-satunya berhak disembah dengan sebenarnya disertai rasa cinta, takut dan berharap kepada-Nya, Zat yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi makhluk yang membutuhkan-Nya. لرَّحْمَنِ (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah memiliki rahmat (kasih-sayang) yang luas mengena kepada semua makhluk-Nya, sedangkan الرَّحِيمِ artinya Allah Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin. Kepada orang-orang mukmin itu diberikan-Nya rahmat yang mutlak, selain mereka hanya memperperoleh sebagian dari padanya. الرَّحِيمِ الرَّحْمَنِ merupakan nama Allah yang menetapkan adanya sifat rahmah (sayang) bagi Allah Ta'ala sesuai dengan kebesaran-Nya .[3]
الْعَالَمِينَ لِلَّهِ رَبِّ
الْحَمْدُ
segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam.
الْحَمْدُ لِلَّهِ (Segala puji bagi Allah) Lafal
ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud
sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut
pengertian yang terkandung di dalamnya,
yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang
dimaksud ialah bahwa AllahTaala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal
Allah merupakan nama bagi Zatyang berhak untuk disembah. رَبِّ
الْعَالَمِينَ
(Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yangmemiliki pujian semua
makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat,hewan-hewan melata dan
lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Olehkarenanya ada alam
manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin'
merupakan bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu
dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu
atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal dari
kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya.[4]
(٣)الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
[5]الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang) yaitu yang mempunyai rahmat. Rahman ialah menghendaki kebaikan bagi
orang yang menerimanya.
. (٤)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
مَالِكِ
يَوْمِ الدِّينِ
(Yang menguasai
hari pembalasan) di hari kiamat kelak. Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara
khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai
kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai
dengan firman Allah Taala yang menyatakan,
"Kepunyaan siapakah
kerajaan pada hari ini (hari kiamat)?
Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." (Q.S. Al-Mukmin 16)
Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." (Q.S. Al-Mukmin 16)
Bagi
orang yang membacanya 'maaliki' maknanya menjadi
"Dia Yang memiliki semua perkara di
hari kiamat". Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara
kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz
dzanbi' (Yang mengampuni dosa-dosa). Dengan demikian maka lafal 'maaliki
yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudah ma`rifah (dikenal).
kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz
dzanbi' (Yang mengampuni dosa-dosa). Dengan demikian maka lafal 'maaliki
yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudah ma`rifah (dikenal).
تَعِينُ نَسْ إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ
نَسْتَعِينُ إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ (Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya
kepada Engkaulah kami memohonpertolongan) Artinya kami beribadah hanya
kepada-Mu, seperti mengesakan dan lain-lainnya,dan kami memohon pertolongan
hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan
lain-lainnya.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ Tunjukilah
kami ke jalan yang lurus) Artinya bimbinglah kami ke jalan yang
lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya,
yaitu:
الْمَغْضُوبِ
غَيْرِ عَلَيْهِمْ أَنْعَمْتَ الَّذِينَ صِرَاطَ
(٧)الضَّالِّينَ وَلا عَلَيْهِمْ
(٧)الضَّالِّينَ وَلا عَلَيْهِمْ
[6]عَلَيْهِمْ أَنْعَمْتَ
الَّذِينَ صِرَاطَ
(Jalan
orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka),
yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian
diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut: عَلَيْهِمْ الْمَغْضُوبِ
غَيْرِ (Bukan (jalan)
mereka yang dimurkai) Yang dimaksud adalah orang-orang
Yahudi. وَلا (Dan bukan pula) dan selain الضَّالِّينَ (mereka yang sesat.) Yang dimaksud
adalahorang-orang Kristen. Faedah adanya penjelasan tersebut tadi mempunyai
pengertian bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang
Yahudi dan bukan
pula orang-orang Kristen. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan segala sesuatu. Semoga selawat
dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk
selamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai
penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang
Maha Tinggi lagi Maha Besar.
D. KEUTAMAAN SURAT AL-FATIHAH
Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur, telah dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang sebagian kaum muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk orang mati saat ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi SAW, Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, dan orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada contohnya dari Allah dan Rasul-Nya.
Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita tak mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits yang menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Di antara fadhilah dan keutamaan Surat Al-Fatihah:[7]
1. SURAT
YANG PALING AGUNG
Orang yang membaca Al-Fatihah akan mendapatkan
balasan pahala yang besar di sisi Allah. Terlebih lagi jika ia membacanya
dengan ikhlash, dan mentadabburi maknanya.
Abu
Sa’id bin Al-Mu’alla (ra) berkata:
“Dulu
aku pernah shalat. Lalu Nabi SAW memanggilku. Namun aku tak memenuhi panggilan
beliau. Aku katakan: “Wahai Rasulullah, tadi aku shalat“. Beliau bersabda:
“Bukankah Allah berfirman:“Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24). Kemudian beliau bersabda: “Maukah
engkau kuajarkan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar
dari masjid?” Beliau pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka
aku kataka: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda: “Aku akan
ajarkan kepadamu Surat yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau bersabda:
“Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Dia ( Surat Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang
berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan kepadaku”. [HR.
Al-Bukhari dalam Shahihnya (4720), Abu Daud dalam Sunannya (1458), dan
An-Nasa’i dalam Sunannya (913)]
Al-Imam
Ibnu At-Tiin rahimahullah berkata saat menjelaskan makna hadits di atas:
“Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar) dibandingkan surat lainnya.” (Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar Al-Asqalani)
2. SURAT TERBAIK DALAM AL-QUR’AN
“Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar) dibandingkan surat lainnya.” (Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar Al-Asqalani)
2. SURAT TERBAIK DALAM AL-QUR’AN
Surat
Al-Fatihah merupakan surat terbaik, karena ia mengandung tauhid, ittiba’
(mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, Al-Wala’ wal Bara’, keimanan terhadap perkara
gaib, dan lainnya.
Ibnu Jabir (ra) berkata:
“Aku
tiba kepada Rasulullah SAW, sedang beliau mengalirkan air. Aku berkata: “Assalamu
alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku (sebanyak 3X).
Kemudian Rasulullah SAW berjalan, sedang aku berada di belakangnya sampai
beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke masjid sambil duduk dalam keadaan
bersedih. Maka keluarlah Rasulullah SAW menemuiku, sedang beliau telah bersuci
seraya bersabda: “Alaikas salam wa rahmatullah (3X)”. Kemudian beliau bersabda:
“Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat
di dalam Al-Qur’an”. Aku katakan: “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda:
“Bacalah surat Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai
engkau menyelesaikannya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini
dihasankan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]
3. AL–FATIHAH ADALAH AL-QUR’AN AL-AZHIM
Surat Al-Fatihah dinamai oleh Allah dengan
“Al-Qur’an Al-Azhim”, padahal Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah, masih
ada surat-surat lainnya yang berjumlah 113. Namun Allah SWT menamainya demikian
karena kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang dikandung oleh
Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu a’lam bish shawab.
Rasulullah SAW bersabda:
Rasulullah SAW bersabda:
“Ummul
Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an
Al-Azhim“. [HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya (4427), Abu Daud dalam Sunannya
(1457), dan At-Tirmidzi dalam Sunannya (3124)]
4.
SURAT RUQYAH
Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah.
Namun secara khusus Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam
meruqyah sebagian orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan
Allah, orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh saat itu juga.
Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri (ra), beliau berkata:
”Ada beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi SAW pernah berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian di antara mereka berkata: “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat) yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) di antara mereka.” Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata: “Wahai para rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu (obat) pada seorang di antara kalian?” Sebagian sahabat berkata: “Ya, ada. Demi Allah, sesungguhnya aku bisa meruqyah. Tapi demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau meruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang sahabat pergi (untuk meruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin (yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id) berkata: “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka sepakati. Sebagian sahabat berkata: “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang meruqyah berkata: “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi SAW, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah SAW seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda: “Apa yang memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda lagi: “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian bersama kalian”. Lalu Nabi SAW tertawa“. [HR. Al-Bukhari (2156), Muslim (2201)]
Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri (ra), beliau berkata:
”Ada beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi SAW pernah berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian di antara mereka berkata: “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat) yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) di antara mereka.” Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata: “Wahai para rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu (obat) pada seorang di antara kalian?” Sebagian sahabat berkata: “Ya, ada. Demi Allah, sesungguhnya aku bisa meruqyah. Tapi demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau meruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang sahabat pergi (untuk meruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin (yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id) berkata: “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka sepakati. Sebagian sahabat berkata: “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang meruqyah berkata: “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi SAW, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah SAW seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda: “Apa yang memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda lagi: “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian bersama kalian”. Lalu Nabi SAW tertawa“. [HR. Al-Bukhari (2156), Muslim (2201)]
Al-Imam Ibnu Abi Jamrah rahimahullah berkata:
“Tempat memercikkan ludah ketika meruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an pada anggota badan yang dilalui oleh ludah.” [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (9/206)]
5.CAHAYA UNTUK UMAT ISLAM
“Tempat memercikkan ludah ketika meruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an pada anggota badan yang dilalui oleh ludah.” [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (9/206)]
5.CAHAYA UNTUK UMAT ISLAM
Satu lagi di antara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut
dengan cahaya, karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam
semua urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan
mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama telah
menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan mutiara hikmahnya
yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita
.Ibnu
Abbas (ra) berkata:
“Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi SAW, maka ia
mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka ia
(Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata: “Ini adalah pintu di langit yang
baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali, kecuali pada hari
ini.” Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya Jibril berkata: “Ini
adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali belum pernah turun, kecuali
pada hari ini.” Malaikat itu pun memberi salam seraya berkata: “Bergembiralah
dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu; belum pernah diberikan kepada
seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat
Al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali engkau
akan diberi“. [HR. Muslim dalam Shahihnya (806), dan An-Nasa’i (912)]
6. PENENTU SHALAT
Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap orang yang
mengerjakan shalat, baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (shalat sendiri).
Barangsiapa yang tak membacanya, maka shalatnya tak sah.
Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan shalat, sedang ia tak
membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka shalatnya kurang (3X),
tidak sempurna”. Abu Hurairah ditanya: “Bagaimana kalau kami di belakang imam?”
Beliau berkata: “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh
aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Aku
telah membagi Shalat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah,
dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta.” [HR. Muslim (395), Abu
Daud (821), At-Tirmidzi (2953), An-Nasa’i (909), dan Ibnu Majah (838)]
Abu Zakariya An-Nawawi rahimahullah berkata:
Abu Zakariya An-Nawawi rahimahullah berkata:
“Al-Fatihah dinamai shalat, karena shalat tak sah,
kecuali bersama Al-Fatihah." [Lihat Syarh Shahih Muslim (2/127)]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surah Al-Fatihah memainkan peran yang sangat penting dalam
kehidupan umat Islam. Selain menjadi surah pembuka dalam Alquran, surah ini
juga menggambarkan isi keseluruhan Alquran.
Surah Al-Fatihah mengandung pokok-pokok tujuan Alquran
secara ijmal (global) yang kemudian diperinci dengan berbagai keterangan dalam
ayat-ayat yang terdapat pada surah-surah berikutnya.
Dari pembahasan tafsir al-fatihah di atas dapat diketahui bahwa surat
al-fatihah adalah induk dari Al-Qur’an seluruhnya, sehingga merupakan
intisari dari isi Al-Qur’an yaitu; Aqidah, Ibadah, Hukum-hukum janji dan
Ancaman serta kisah-kisah.
Surat Al-Fatihah amat masyhur, Di antara fadhilah dan keutamaan Surat
Al-Fatihah:
1. Surat
Yang Paling Agung
2.
Surat Terbaik Dalam Al
qur’an
3. Al
Fatihah Adalah Al qur’an Al Azhim
4. Surat
Ruqiyah
5. Cahaya
Untuk Umat Islam
6. Penenu Shalat
DAFTAR FUSTAKA
, Al Qur’an dan
Terjemahan ,Jakarta: Departemen Agama RI,2004.
, Tafsir Al- Usry Al- Akhir
Dari Al Qur’an Al Karim . Jakarta : Tafseer Info,Cet.4,2008.
Al-Mahalliy Jalalud– Din –dan
Jalalud– Din – Al-Mahalliy,Tafsir
Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Terjemahan Mahyudin Syaf dan Bahrun
Abubakar.Bandung: CV.Sinar Baru,Cet 1,1990.
[1] ,
Al Qur’an dan Terjemahan (Jakarta:
Departemen Agama RI,2004)
[2] ,Tafsir Al- Usry Al- Akhir Dari Al Qur’an Al
Karim( Jakarta : Tafseer Info,Cet.4,2008) Hal.4
[3] ,Tafsir Al- Usry Al- Akhir Dari Al Qur’an Al
Karim( Jakarta : Tafseer Info,Cet.4,2008) Hal.4
[4] Jalalud– Din – Al-Mahalliy dan Jalalud– Din – Al-Mahalliy,Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul
Terjemahan Mahyudin Syaf dan Bahrun Abubakar ( Bandung:Sinar Baru,Cet
1,1990)hal.1
[5] Ibid.hal.2
[6] Ibid .Hal 3
[7] Islamic
imformation, Keutamaan dan
Khasiat Surah Al Fatihah Informasi Islami , http://www.islamicinformations.com/2015/01/keutamaan-dan-khasiat-surah-al-fatihah.html Pada Tanggal 9 Maret 2016 pukul 08:28 Wib
No comments:
Post a Comment