Tuesday 31 January 2017

AYAT MUHKAM dan MUTASYABIHAT



KATA PENGANTAR


Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “AYAT MUHKAM dan MUTASYABIHAT ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.



Tanjung Pura, November , 2015



Penulis


DAFTAR ISI


 


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Al-Quran, kalam Tuhan yang dijadikan sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan umat Islam, tentunya harus dipahami secara mendalam. Pemahaman Al-Quran dapat diperoleh dengan mendalami atau menguasai ilmu-ilmu yang tercangkup dalam ulumul quran. Dan menjadi salah satu bagian dari cabang keilmuan ulumul quran adalah ilmu yang membahas tentang ayat Muhkam Mutasyabbih.

Muhkam Mutasyabbih ayat hendaknya dapat dipahami secara mendalam. Hal ini dikarenakan, dua hal ini termasuk dalam objek yang urgen dalam kajian/pemahaman Al-Quran. Jika kita tengok dalam Ilmu Kalam, hal yang mempengaruhi adanya perbedaan pendapat antara firqoh satu dengan yang lainnya, salah satunya adalah pemahaman tentang ayat muhkam dan mutasyabbih. Bahasa Al-Quran ada kalimat yang jelas (muhkam) dan yang belum jelas (mitasyabih), hingga dalam penafsiran Al-Quran (tentang ayat muhkam mutasyabih-red) terdapat perbedaan-perbedaan.
Berdalih agar tidak terjadi ketimpangan dalam memahami ayat-ayat Al-Quran khususnya dalam ranah Muhkam Mutasyabbih, maka kelompok kami menyusun makalah yang membahas tentang kedua hal tersebut dengan judul “Muhkam dan Mutasyabih”. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai ketentuan dan hal-hal yang berhubungan dengan Muhkam dan Mutasyabbih, akan dijelaskan dalam bab berikutnya yaitu bab pembahasan


BAB II

PEMBAHASAN


Pengertian Muhkamat Dan Mutasyabihat

Secara etimologis muhkam berarti menyempurnakan sesuatu. Sedangkan mutasyabih, secara etimologis dapat diartikan sebagai keraguan, kemiripan, atau kebingungan. Sedangkan menurut terminologi (istilah), muhkam dan mutasyabih diungkapkan para ulama, seperti berikut ini :
  1. (Kelompok Ahlussunnah), Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui dengan gamblang, baik melalui takwil ataupun tidak. Sedangkan ayat-ayat mutasyabih adalah ayat yang maksudnya hanya dapat diketahui Allah, seperti saat kedatangan hari kiamat, keluarnya dajjal, dan huruf-huruf muqatha’ah.
  2. Ibn Abi Hatim mengatakan bahwa ayat-ayat muhkam adalah ayat yang harus diimani dan diamalkan, sedangkan ayat-ayat mutasyabih adalah ayat yang harus diimani, tetapi tidak harus diamalkan.
  3. Mayoritas Ulama Ahlul Fiqh yang berasal dari pendapat Ibnu Abbas mengatakan, lafadz muhkam adalah lafadz yang tak bisa ditakwilkan melainkan hanya satu arah/segi saja. Sedangkan lafadz yang mutasyabbih adalah lafadz yang bisa ditakwilkan dalam beberapa arah/segi, karena masih sama.
Dari pengertian-pengertian ulama diatas, sudah dapat disimpulkan bahwa inti pengertian dari ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sudah jelas, tidak samar lagi dan tidak menimbulkan pertanyaan jika disebutkan. Yang termasuk dalam kategori ayat-ayat muhkam itu nash (kata yang menunjukkan sesuatu yang dimaksud dengan terang dan tegas) dan zhahir (makna lahir). Adapun pengertian dari ayat-ayat mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya belum jelas. Yang termasuk dalam kategori ayat-ayat mutasyabih adalah mujmal (global), mu’awwal (harus ditakwil), musykil, dan mubham (ambigius).



B.            Sebab-Sebab Adanya Ayat Muhkam Dan Mutasyabih

sebab adanya ayat muhkam dan mutasyabih dapat dikatakan bahwa Allah SWT sendirilah yang menghendaki adanya ayat tersebut sebagai mana yang ditegaskan dalam surat ali imron ayat 7, disamping itu, Al Quran merupakan kitab yang muhkam berdasarkan  surat Huud ayat 1,  juga karna kebanyakan tertib dan susunan ayat-ayat Al Quran itu rapi dan urut, sehingga dapat dipahami dengan mudah.
Pada garis besarnya, sebab adanya ayat mutasyabihat dalam Al Quran adalah karena adanya kesamaran maksud syarak dalam ayat-ayat-Nya sehingga sulit dipahami umat, secara rinci adanya ayat-ayat mutasyabihat dapat dirumuskan dalam 3 hal
1.             Kesamaran dari aspek lafadz yang meliputi:
a.             Kesamaran dari lafaz Mufradhnya, karena terdiri dari lafadh Ghorib (asing) contoh: lafaz أبا  di dalam QS.Abbasa ayat 31 yang berbunyi: وفا كهة وابا (dari buah buahan serta rerumputan) disini kata أبا adalah kata yang jarang digunakan dalam kosa kata bahasa arab sehingga kalau tidak ada penjelasan dari lafal berikutnya, arti kata أبا akan sulit dipahami. Kedua terdiri dari lafaz yang musytarak (bermakna ganda) contoh: pada lafaz اليمين yang memiliki beberapa arti (tangan kanan, sumpah, kekuasaan).
b.             Kesamaran dari lafaz murrakab disebabkan karena lafaz yang sudah tersusun terlalu ringkas, terlalu  luas, juga susunan lafaznya tidak berurutan.
2.             Kesamaran pada makna, ini terjadi bukan karena lafaz yang asing atau bermakna ganda tetapi karena keterbatasan akal manusia untuk menjangkau ayat ayat tersebut contoh dalam Al Qur’an tentang sifat sifat surga.
3.             Kesamaran pada lafadh dan makna, seperti contoh surat Al Baqarah:189
وليس البر بان تأتواالبيوت من ظهورها ولكن البر من اتقي
Artinya: “dan bukanlah kebajikan memasuki rumah rumah dari belakangnya akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwah”(Al Baqarah:184)
Disini orang yang tidak memahami tradisi arab jahiliah akan kesulitan untuk memahaminya karena ada keserupaan pada lafaz dan maknanya andai ayat tersebut terdapat kalimat:  ان كنتم محرمين بحج و عمرة(jika kalian sedang melakukan ihram haji dan umrah) maka ayat tersebut akan mudah dipahami.

C.           Ciri-Ciri Muhkamat dan Mutasyabihat

Untuk mengetahui makna apakah ayat itu termasuk ayat muhkamat atau mutasyabihat, lebih mudah jika mengetahui ciri-cirinya, brikut ciri-ciri muhkamat dan mutasyabihat.
1.             Ciri-ciri muhkamat
a.              Ayat-ayatnya sudah jelas, sehingga tidak memerlukan penjelasan penalaran yang lebih mendalam lagi karna sudah dapat dipahami artinya.
b.             Ayat-ayatnya hanya mempunyai satu penafsiran makna saja.2.             Ciri-ciri mutasyabihat
a.              Ayat-ayatnya samar dalam pengertian masih membutuhkan penjelasan dari ayat lain atau memerlukan penalaran untuk mengetahui maksudnya.
b.             Ayat-ayatnya memiliki banyak makna

D.           Macam-Macam Ayat Mutasyabihat

Didalam Al Quran terdapat ayat mutasyabihat yang bertingkat-tingkat dalam kesulitan dalam pemahamannya, macam-macam kesulitan ini dibagi enjadi tiga:
1.             Ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh seluruh umat manusia, kecuali Allah SWT. Contohnya, seperti Dzat Allah SWT, hakikat sifat-sifat-Nya, waktu datangnya hari kiamat, mafaatihussuwar (ayat pembuka ex; alif laam miim)
2.             Ayat mutasyabihat yang dapat diketahui oleh cseluruh orang dengan jalan pembahasan dan pengkajian yang mendalam. Contohnya seperti merinci yang mujmal, menentukan yang musytarak, mengqayyidkan yang mutlak, dan menertibkan yang kurang tertib.
3.             Ayat-ayat mutasyabihat yang hanya dapat diketahui oleh para pakar ilmu pengetahuan dan sains, bukan oleh semua orang, hal ini termasuk urusan-urusan yang hanya dikethi oleh Allah SWt dan orang-orang rosikh (mendalam) ilmu pengetahuannya. Seperti keterangan ayat 7 surat Ali Imron.

E.            Pendapat Ulama’ Mengenai Ayat-Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat

Ulama’ berlainan pendapat mengenai kemuhkaman dan memustabihan Alquran, sebab, dalam Alquran ada ayat yang menerangkan bahwa semua ayat-ayat dalam Alquran itu muhkam seperti surat Hud, ayat 1
 الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آياتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ (Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu). Dan ada pula ayat yang menjelaskan jika semua ayat dalam Alquran itu mi
tasyabihat. Seperti surat Az-zumar ayat 23 اَلله نَزَّلَ أَحْسَنَ اْلحَدِيْثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللِه ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.) dan ada pula yang menjelaskan bahwa ada sebagian Alquran yang muhkam dan ada yang mutasyabihat, seperti ayat surat ali imron ayat 7. هُوَ اَّلَذِي~أَنْزَلَ عَلَيْكَ اْلِكتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ( Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat )
Ada 3 pendapat ulama’ mengenai masalah tersebut, diantaranya adalah:
a)             Pendapat pertama berpendirian bahwa semua Alquran itu muhkam, kaena berdasarkan surat Huud ayat 1.
b)             Pendapat kedua berpendapat bahwa semua ayat Alquran itu mutasyabihat karna berdasarkan surat Az zumar ayat 23.
c)             Pendapat ketiga mengatakan bahwa Alquran itu ada yang muhkam dan ada yang mutasyabih, karna berdasarkan surat Ali imron ayat 7.

Maka sebenarnya, dari ketiga pedapat ulama’ tersebut tidak ada yang bertentangan, bahkan yang nampak adalah kesesuaian dan keserasian yang ada dalam Alquran sebagai suatu kesatuan yang utuh dan penuh dengan kemukjizatan.

F.            Hikmah Ayat-Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat

Pembaca, akan penulis jelaskan hikmah-hik mah ayat-ayat muhkamat terlebih dahulu biar lebih bisa dipahami dan dimengerti, dan nanti setelah hikmah ayat muhkamat selesai kita bahas, kita akan membahas ayat-ayat mutasyabihat.
a.              Hikmah Ayat Muhkamat
Ayat-ayat muhkamat dalam Al Quran mempunyai berbagai faedah, diantaranya sebagai berikut:
a)             menjadi rahmat bagi manusia khususnya orang-orang yang berkemampuan bahasa arab rendah karena dengan adanya ayat muhkamat ini, mereka tidak perlu susah-susah mempelajari maksut arti ayat itu, karna arti maksut ayat itu sudah cukup jelas dan gamblang.]
b)             memudahkan manusia mengetahui arti dan maksutnya, memudahkan menghayati maknanya agar mudah mengamalkannya.
c)             Mendorong umat manusia untuk giat dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan ayat Al Quran karna lafal ayat-ayatnya sudah jelas untuk dipahami
d)            Menghilangkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari Al Quran karna lafalnya sudah jelas dan tidak membutuhkan penafsiran lagi untuk memahaminya
e)             Memperlancar usaha penafsiran atau penjelasan maksud kandungan ayat-ayat Al Quran karna para mufassir tidak perlu susah-susah mencari takwilan ayatnya.
f)              Membantu para juru dakwah dalam menerangkan isi kandungan ayat Al Quran kepada masyarakat karna ayat tersebut mudah dipahami oleh masyarakat karna sudah jelas arti maknanya.
g)             Mempercepat usaha tahfidhul quran dalam menghapal ayat- ayat Al Quran, sebab ayat-ayat yang muhkam lebih mudah dihapal karna lebih mudah diketahui artinya.
b.             Hikmah Ayat Mutasyabihat
Ayat-ayat mutasyabihat dalam Al Quran membawa faedah yang banyak juga, diantaranya adalah sebagai berikut:
a)             Merupakan rahmat bagi manusia, seperti sifat dan Dzat Allah SWT itu disamarkan oleh allah SWT pada manusia melalui ayat-ayat mutasyabihat, sebab, jika sifat dan Dzat Allah SWT itu tidak disamarkan, akan menjadi siksaan bagi manusia, terutama orang-orang yang tidak tahan mendzahirkan-Nya, begitu juga Allah SWT merahasiakan kedatangan hari kiamat agar manusia tidak malas-malasan dan berusaha untuk mendekat pada Allah.
b)             Ujian dan cobaan bagi kekuatan iman manusia. apakah dengan disamarkan ayat-ayat mutasyabihat tersebut, manusia akan tetap iman kepada Allah SWT ataukah akan mengingkari-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 7:   فَأَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغُ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ اْبتِغَا~ءَ اْلفِتْنَةِ وَابِتِغَا~ءَ تَأْوِيْلِهِ (أل عمران:7) Artinya: Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya. Mereka yang tidak tahan uji terhadap cobaan , maka mereka akan ingkar terhadap ayat-ayat mutasyabihat dengan mencari-cari takwilnya dengan seenaknya.
c)             Membuktikan kelemahan dan kebodohan manusia. sebesar apapun usaha manusia dan persiapan manusia, masih ada kelemahannya. itu menunjukkan betapa besar kekuatan dan kekuasaan ilmu Allah SWT yang Maha mengetahui segala hal. Meski terhadap hal-hal yang samar, rahasia, tersembunyi seperti ayat mutasyabihat. Bahkan, manusia dan malaikatpun tidak dapat mengetahiunya.
d)            Mendorong umat untuk giat belajar, tekun menalar, dan rajin meneliti, karna Al Quran adalah pedoman hidup, jadi, manusia akan berusaha mempelajari Al Quran untuk mengungkap isi Al Quran, dan manusia akan menjadi rajin, tidak malas-malasan, dikarenakan ayat mutasyabihat itu perlu penalaran untuk memahaminya.
e)             Memperlihatkan kemukjizatan Al Quran, ketinggian mutu sastra dan balaghahnya, agar manusia menyadari sepenuhnya bahwa kitab ini bukan buatan manusia, melainkan benar-benar ciptaan Allah SWT, adanya kemutsyabihatan dalam Al Quran menunjukkan bahwa kitab ini benar-benar dapat melemahkan orang, hingga tak ada satupun makhluk dalam semesta ini yang mampu membuat tandingan Al Quran. Jangankan membuat tandingannya, menalar arti makna ayat-ayatnya saja sudah kualahan, terutama ayat mutasyabihat.
f)              Menambah pahala usaha umat manusia, dengan adanya kesulitan dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat, tntu jerih payah dalam memahami ayat tersebut semakin besar, maka pasti pahalanyapun akan ditambah.]


BAB III

PENUTUP

A.           Kesimpulan

1.             Muhkam adalah lafal Alquran yang artinya dapat diketahui dengan jelas dan kuat, bisa berdiri sendiri tanpa dita’wilkan dan dapat diamalkan. Mutasyabihat adalah lafal Alquran yang artinya samar dan tidak dapat berdiri sendiri karna susunan tartibnya kurang tepat sehinga menimbulkan kesulitan dalam pemahamannya, dan dapat ditakwilkan macam-macam dan cukup diyakini keberadaannya saja, dan tidak perlu diamalkan, karna merupakan ilmu yang dimonopoli Allah SWT.
2.             Ciri-ciri muhkam adalah lafalnya sudah dapat dipahami akal dan hanya berwajah satu sedangkan ciri-ciri mutasyabihat adalah lafalnya masih membutuhkan penalaran karna memiliki banyak wajah dan  hanya Allah SWT yang mengetahui maksud utama arti ayat tersebut
3.             Perbedaan pendapat apakah ayat mutasyabihat perlu ditafsiri dan diamalkan atau tidak, jika takwilannya sesuai dengan kaidah bahasa arab, maka boleh dipakai.
4.             Hikmah ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat sangat banyak salah satunya agar kita giat dalam mendalami dan mempelajari Al quran sebagai sumber sekalius pedoman kita


DAFTAR FUSTAKA

Abdul Djalal .H.A., Ulumul Quran, (surabaya: dunia ilmu, 1998).
Sholihin, Munanto. 2013. Ulumul Qur’an. RINGKASAN MK. STUDI KEISLAMAN
Abdullah, Mawardi. 2010.Ulumul Qur’an . Jember : Pustaka Pelajar.
Anwar, Abu. 2002. Ulumul Qur’an. Pekanbaru: Amzah
Kahar mansyhur, pokok-pokok ulumul quran,(jakarta: rineka cipta, 1992).

No comments:

Post a Comment

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

  BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah pembe...