Tuesday 31 January 2017

KARYA ILMIAH Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa



Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa



KATA PENGANTAR

                                                      
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan  kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu  dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas Karya Ilmiah  ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Penggunaan Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa .sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Karya Ilmiah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Karya Ilmiah Ini ini,  tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.



Tanjung Pura, Desember , 2016



DAFTAR ISI


 



BAB I

PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

Bahasa merupakan media yang digunakan anggota suatu kelompok sosial untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan sebagai identitas diri. Bahasa dapat menggiring kita menembus ruang dan waktu. Melalui bahasa, kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan, sejarah, maupun adat istiadat suatu bangsa dalam masa tertentu. Bahasa mampu merekam berbagai hal tersebut dalam bentuk lisan maupun tulisan. Semua itu merupakan fungsi bahasa yang telah lama diemban oleh bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Negara Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu sebaiknya setelah jenjang SMA bahasa Indonesia sudah dikuasai atau setidaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun faktanya, masih sedikit mahasiswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara maksimal.
Alasan inilah yang membuat Dirjen depdiknas RI memutuskan memasukan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan di seluruh perguruan tinggi dan seluruh jurusan. Tujuannya untuk mengasah kemampuan berbahasa dan mengembangkan kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita selaku Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan menerapkan bahasa Indonesia dalam kehidupan seharihari dengan baik dan benar, sehingga bahasa Indonesia dapat terjaga keasliannya.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia yang dikrarkan sejak 28 Oktober 1928 oleh para pejuang bangsa sampai dengan saat ini masih tetap eksis. Bahasa Indonesia sampai dengan saat ini masih dirasakan perannya dalam berbagai sendi kehidupan, antara lain sebagai alat komunikasi antarwarga dan antarmasyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia masih tetap memegang peranan penting dan masih tetap merupakan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya. Bukti menunjukkan bahwa bahasa Indonesia masih lebih dominan digunakan di dalam berbagai kegiatan, seperti rapat-rapat, siaran radio, TV,  pidato kenegaraan, pidato politik, pelaksanaan administrasi kedinasan, dan bahasa pennngantar pada setiap level pendidikan.  Bahkan saat ini, sebagian besar komunikasi tidak resmi antarwarga pun sudah sering menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa daerah masing-masing. Bahasa Indonesia yang seharusnya menjadi bahasa kedua setelah bahasa daerah (bahasa ibu), kini justru bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa pertama, sedangkan bahasa daerah telah menjadi bahasa kedua bahkan telah menjadi bahasa ketiga (bahasa asing) bagi pemilikinya. 

1.2            Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Apa Pengertian Bahasa?
2.      Bagaimana Sejarah Bahasa Indonesia?
3.      Bagaimana Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia?
4.      Bagaimana Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bagi Mahasiswa?
5.      Bagaimana Pentingnya Bahasa Indonesia?
6.      Bagaimana Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa?
7.      Bagaimana Tujuan dan Manfaat Belajar Bahasa Indonesia?
8.      Bagaimana Cara Membudayakan Penggunaan Bahasa Indonesia Dikalangan Mahasiswa?

1.3            Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan penulis dapat mengetahui apa sebenarnya manfaat mempelajari mata kuliah bahasa Indonesia bagi kita khususnya mahasiswa perguruan tinggi. 
1.      Untuk mengetahui  Pengertian Bahasa
2.      Untuk mengetahui  Sejarah Bahasa Indonesia
3.      Untuk mengetahui  Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia
4.      Untuk mengetahui  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bagi Mahasiswa
5.      Untuk mengetahui  Pentingnya Bahasa Indonesia
6.      Untuk mengetahui  Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa
7.      Untuk mengetahui  Tujuan dan Manfaat Belajar Bahasa Indonesia
8.      Untuk mengetahui  Cara Membudayakan Penggunaan Bahasa Indonesia Dikalangan Mahasiswa

1.4            Manfaat

Setelah pembaca makalah ini, maka setidaknya pembaca akan memahami arti penting dari mata kuliah bahasa Indonesia, sehingga mata kuliah tersebut masih terus diajarkan bahkan sampai perguruan tinggi.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Rahardi mengatakan bahwa bahasa sering disebut penanda (prevoir) eksistensi budaya dari masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang maju budayanya pasti juga berkembang baik entitas bahasanya. Bahasa yang baik juga dapat menunjukan keberadaan masyarakatnya. Maka, bahasa sering pula disebut cermin masyarakatnya.
Menurut Muslich bahwa secara formal sampai dengan saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa Negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia berhasil mendudukannya sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. [1]
Stephen C. Levinson menyebutkan adanya enam fungsi bahasa, yang secara berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut ini:
1.      fungsi referensial,
2.      fungsi emotif,
3.      fungsi konatif,
4.      fungsi metalinguistik,
5.      fungsi fatik, dan
6.      fungsi puitik.
Elviana (dalam blog pribadinya) menuliskan bahwa bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari diperguruan tinggi, dikarenakan di universitas setiap mahasiswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk penyusunan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, dll), selain itu mempelajari bahasa Indonesia bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di universitas lebih spesifik dan mendalam, dan sebagian besar mahasiswa masih tetap ingin mempelajari bahasa Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata bahasa dengan baik dan benar.


BAB II

PEMBAHASAN

3.1            Pengertian Bahasa

            Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk berinteraksi.[2]
Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat disesuaikan dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi .[3]
Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Sifat bahasa: (a) sistemis yaitu terdiri atas pola-pola yang beraturan dan saling berkaitan; (b) arbitrer yaitu bentuk dan makna bersifat manasuka sesuai dengan masyarakat pemakainya; (c) konvensional yaitu bentuk dan makna ditentukan berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakai; (d) dinamis yaitu bentuk dan makna berkembang/berubah sesuai perkembangan.

3.2            Sejarah Bahasa Indonesia

Para pakar yang menulis tenteng sejarah pertumbuhan bahasa Indonsia bersepakat bahwa cikal-bakal bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu. Bukti sejarahnya adalah adanya sejumlah prasasti atau inskripsi yang tertulis dengan huruf Pallawa dan dalam bahasa Melayu Kuno. Perasasti ini bertebaran diPulau Sumatra, Pulau Bangka, Pulau Jawa, dan diSemenanjung Melayu (Malaysia sekarang).  Berikut perasasti-prasasti yang telah teridentifikasi beserta penemunya yang menunjukan bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Prasasti-perasasti itu diantaranya Prasasti Saja metro yang terdapat di Pekalongan, Jawa Tengah oleh Casparis (1956) dan Buchori (1966); Prasasti Palas Psemah yang terdapat di Lampung oleh Buchari (1979); prasasti Pangkalan Kempas oleh Boden Kloss (1932) dan Stein Callenfels (1927); Prasasti Kebon Kopi diBogor oleh Boschg (1941); Prasasti DiengdiJawa Tengah oleh Brandes (1913) dan Casparis (1950); prasasti-prasasti dari zaman Sriwijaya, Palembang oleh Casparis (1950), Coedes (1930), Damis (1960), Kern (193Palembang oleh Casparis (1950), Coedes (1930), Damis (1960), Kern (1931), dan Wellan (1934). Sementara itu, adanya Prasasti Kota Kapur di Pulau Bnagka dikemukakan oleh Kern (1913) dan Poerbatjakarta (9151), Prasasti Karang Brahi di Jambi dikemukakan oleh Krom (1920); Prasasti Talang Tuwo di Palembang oleh Poebetjakarta (1951); Prasasti-Prasasti lain yang terdapat dipalembangoleh Ronkel(1924) dan Schnitger (1935); Prasasti Kedukian Bukit dipalembang, Sumatra Barat oleh Kern (1873) dan Krom (1912) serta Prasasti Padang Roco dan Bukit Gombak oleh Yamin (1958). Selanjutnya terdapat Prasasti Trengganu di Semanjung Malaya yang dibicarakan oleh Blagden (1924) dan Paterson (1929); Prasasti Pulau Langkawi oleh Maxwell (1987); dan Prasasti Bruney oleh Carey ( 1933[4]
Didalam sejarahnya bahasa Melayu tersebar keseluruh Nusantara karena digunakan sebagai Lingua Franca, baik oleh para pedagang yang berasal dari Nusantara maupun dari mancanegara.Bahasa Melayu dipakai dihampir semua diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.[5]
Bahasa Melayupun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu mengubah bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa disamping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu cirri cultural, yang kedalam menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut:
1.      Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.
2.      Bahasa Melayu memunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.
3.      Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
4.      Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
5.      Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
Bahasa Melayu adalah bahasa yang dipakai di Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi Negara Republik Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu, yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau (bahasa Melayu dari provinsi Riau, Sumatera, Indonesia). Agaknya terlalu sederhana untuk mengatakan bahwa Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau. Orang-orang lupa bahwa bahasa Melayu Riau hanyalah merupakan satu dialek dari sekian banyak dialek Melayu yang lain. Dan, di atas semua ini sudah terkenal di seluruh Nusantara suatu bahasa perhubungan, suatu lingua Franca yang di sebut dengan Melayu Pasar. Melayu Pasar inilah yang merupakan faktor yang paling penting untuk di terimannaya Melayu Riau sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah.
Nama Melayu mula-mula digunakan sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batanghari, yang pada pertengahan abad ke-7 ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya. Selama empat abad, kerajaan ini berkuasa di daerah Sumatera Selatan bagian Timur dan di bawah pemerintahan raja-raja Syailendra bukan saja menjadi pusat politik di Asia Tenggara, melainkan juga menjadi pusat ilmu pengetahuan.[6]
Pembicaraan mengenai bahasa Indonesia selain tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan menegenai bahasa Melayu, juga tidak dapat dilepaskan dari rumpun bahasa yangt lebih besar yaitu bahasa Austronesia. Wilayahnya disebelah barat sampai di Madagaskar disebelah timur sampai kepulau Pass didekat pantai barat Amerika; disebelah utara sampai keTaiwan, dan disebelah selatan samapi keNew Zealand. Runpun bahasa Austronosia menghasikan rumpun bahasa melayu, dari bahasa melayu menghasikan bahasa dialek melayu Riau dan pada akhirnya dialek bahasa Melayu Riau dijadikan dasar bahasa Indonnesia.
Berbicara tentang sejarah bahasa Indonesia, tentu berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan bahasa Indonesia. Beberapa peristiwa dapat disebutkan sebagai berikut
1.      Datangnya agama Hindu ke Nusantara disamping menyumbang aksara Pallawa seperti digunakan dalam penulisan prasasti, juga menyumbang banyak sekalui kosa kata sangsekerta. Telah banyak tulisan mengenai bahan Sansekerta ini dan pengaruhnya dalam bahasa Indonesia/Melayu;
2.      Kedatangan agama Islam dengan bahasa Arab, selain menyumbang aksara Arab, yang kemudian menurunkan aksara Jawi atrau huruf Arab-Melayu, juga banyak menyumbang kosakata dari bahasa Arab kepada bahasa Indonesia/Melayu;
3.      Kedatangan orang Eropa ( Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris) selain membawa aksara Latin, juga banyak menyumbangkan kosakata dari bahasa-bahasa Erpoa (Belanda, Portugis, Spanyol dan Inggris).
Sebelum kedatangan orang Eropa, naskah-naskah Melayu ditulis dengan aksara Jawi. Kemudian, sedikit demi sedikit naskah-naskah Melayu itu disalin juga kedalam aksara Latin.
Sebagai Lingua Franca, kiranya orang Belanda dan orang Inggris banyak menaruh perhatian terhadap bahasa Melayu. Banyak vokabolarium Melayu dibuat; begitu juga dengan buku tata bahasa Melayu, dan buku ajar bahasa Melayu. Buku tata bahasa Melayu yang pertama disusun oleh Joanes Roman (1953) dan yang kedua, yang lebih lengkap disusun oleh George Henrik Werndly (1736). Menjelang akhir abad ke-19 banyak sekali tulisan buku-buku mengenai tata bahasa;[7]
4.      Peristiwa penting lainnya dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia adalah disusunnya  suatu ejaan bahasa melayu di Indonesia (Waktu itu Hindia Belaanda) oleh Dr. Ch. A. Van Van Ophuijsen pada taun 1901;
5.      Peristiwa berikutnya adalah timbulnya gerakan kebangsaan, yang member semangat keindonesiaan dalam berbahasa Melayu. Lalu diikuti dengen berdirinya Balai Pustaka yang menerbitkan buku-buku bacaan dalam bahasa Melayu yang teratur, mengikuti pola dialek Melayu Riau;
6.      Dalam Kongres Pemuda Pertama tahun 1926, M. Tabrani mengusulkan nama bahasa Melayu yang digunakan diIndonesia dengan nama Bahasa Indonesia. Lalau dalam kongres Pemuda II (yang dikenal dengan sumpah pemuda) tahun 1928, bahasa Indonesia disahkan sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan;
7.      Peristiwa pentring berikutnya adalah diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) I pada 1938 dikota Solo, delapan belas tahun kemudian, yaitu tahun 1954, diadakan Kongres Bahasa Indonesai II di Medan, kemudian tahun 1978 diadakan Kongres Bahasa Indonesia III. Lalu, sejak itu Kongres Bahasa Indonesia menjadi kegiatan rutin lima tahun sekali. Terakhir pada tahun 2008 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IX. Perlu dicatat, tampaknya yang dibicarakan dalam kongres adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah politik, kebudayaan dan pembinaan bahasa. Hamper tidak dibicarakan masalah struktur internal bahasa;
8.      Pendudukan bala tentara Jepang tahun 1942-1945 berpengaruh besar dalam perkembangan, penyebaran penggunaan bahasa Indonesia, karena orang-orang dilarang menggunakan bahasa Belanda. Orang hanya boleh berbahasa Indonesia atau bahasa Jepang untuk kegiatan formal;[8]
9.      Proklamasi ke,merdekaanpada 17 Agustus 1945 memperkuat kedudukan bahasa Indonesia, karena dalam Undang-Undang Dasar 1945bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara Republik Indonesia. Ini berarti, semua kegiatan administrasi  dan birokrasi kenegaraan harus dilakukan dalam bahasa Indonesia;
10.  Tahun 1947 pemerintah mendirikan suatu lembaga yang bertugas mengurus masalah bahasa dan sastra dengan nama ITCO (Instituut Voor Taal en Culture Onderzoek). Lembaga ini telah berkali-kali mengganti nama, dan terakhir bernama “Pusat Bahasa”
Sejak tahun 1974 sampai sekarng, Pusat Bahasa (pemerintahan Republik Indonesia melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam wadah MBIM (Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia) , yang kemudia sejak 1985 berubah menjadi MABBIM (Majelis Bahasa Brunai Darussalam, Indonesia dan Malaysia) dengan masuknya Brunai Darussalam;
11.  Dalam rangka memantapkan kegiatan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia diadakan dua buah seminar, yaitu seminar Bahasa Indonesia 1968 dan seminar bahasa Indonesia 1972. Kemudian untuk memantapkan status bahasa Indonesia ditengah-tengah adanya bahsa daerah dan bahasa asing diselenggaraakan politik bahasa nasional;
12.  Peluncuran buku Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia pada acara kongres Bahasa Indonesia V tahun 1988, yang kehadirannya sudah ditunggu banyak orang.

3.3             Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa adalah cermin suatu Negara, jika suatu negara maju maka bahasanya pun ikut maju. Berbicara tentang bahasa tentu tidak lepas dari berbicara tentang peran dan fungsi bahasa itu sendiri. Dibawah ini adalah peranan dan fungsi bahasa yaitu :[9]
a.       Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
Alek dan H. P. H. Achmad (dalam Ntelu dkk, 2015:15-16) menyatakan bahwa “Bahasa Indonesia dinyatakan berkedudukan sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945”. Pernyataan diatas didasari dengan lahirnya UUD 1945 yang disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam UUD 1945 (Bab XV pasal 36) dijelaskan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
b.      Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Yana shintya (dalam blog pribadinya) menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, bahasa persatuan kita memiliki nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa yang harus dipertahankan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Indonesia memiliki banyak budaya dan bahasa yang berbeda-beda hampir di setiap daerah. Pastinya, tidak akan mungkin kita bisa saling memahami ketika berkomunikasi antar sesama. Oleh karena itulah betapa pentingnya kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan sebagai alat penghubungan antarbudaya dan daerah.
c.       Bahasa Indonesia sebagai cermin dan pembentuk kepribadian
Seseorang yang dapat berbicara, menyimak, menulis, dan membaca dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tentu akan mampu mengangkat derajatnya dimata masyarakat. Sebaliknya seseorang yang tidak dapat berbicara , menyimak, menulis, dan membaca dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik akan mendapatkan nilai yang sedikit negatif dimata masyarakat. Semakin intensif penggunaan bahasa dan semakin teliti dan benar pilihan bahasa yang digunakan diyakini semakin tinggi karakter dan kepribadian orang yang menggunakannya.
Menurut Halliday (dalam Rahardi 2010:6-7) fungsi bahasa terbagi atas tujuh fungsi yaitu, (1) instrumental function, (2) regulatory function, (3) representational function, (4) interactional function, (5) personal function, (6) heuristic function, (7) imaginative function. Oleh Rahardi diuraikan lagi secara terperinci sebagai berikut :
(1)   Fungsi instrumental bahasa adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk melayani lingkungannya.
(2)   Fungsi regulatif adalah bahwa entitas bahasa itu dapat digunakan untuk mengawasi serta mengendalikan peristiwa tertentu dalam masyarakat.
(3)   Fungsi representasional adalah fungsi bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan peristiwa, melaporkan sesuatu dan seterusnya. Fungsi representasional bahasa ini bersifat menggambarkan atau merepresentasikan sesuatu.
(4)   Fungsi interaksional bahasa adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk menjamin terjadinya interaksi, memantapkan komunikasi, dan mengukuhkan komunikasi dan interaksi antarwarga masyarakat itu sendiri.
(5)   Fungsi personal adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk mengekspresikan maksud-maksud pribadi atau personal, menyatakan emosi, untuk mengungkapkan perasaan dan maksud-maksud lainnya.
(6)   Fungsi heuristik bahasa berkaitan erat dengan kegunaan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, mengembangkan teknologi, dan menyampaikan rumusan-rumusan yang bersifat pertanyaan.
(7)   Fungsi imajinatif adalah fungsi bahasa yang berkenaan dengan penciptaan imajinasi. Fungsi bahasa ini dapat dilihat dari sering difungsikannya bahasa untuk mendongeng, membuat cerita, menciptakan khayalan, mimpi, dan seterusnya.
Dengan pertimbangan akan berbagai macam fungsi bahasa Indonesia itu, muncullah berbagai macam ragam bahasa sesuai dengan situasinya. Situasi tempat, pembicara atau penulis, pendengar atau pembaca, pokok pembicaraan, dan sebagainya menentukan ragam bahasa yang dipilih seseorang dalam komunikasinya. Mengingat ragam bahasa Indonesia yang ada antara lain:
a.       Ragam bahasa yang bersifat perseorangan.
b.      Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, biasanya disebut dengan istilah dialek.
c.       Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari golongan sosial tertentu, biasanya disebut sosiolek.
d.      Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah, jurnalistik, sastra, hukum, matematika, dan militer. Ragam bahasa ini biasanya disebut dengan istilah fungsiolek.
e.       Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi, biasanya disebut dengan istilah ragam bahasa baku atau bahasa standar.
f.       Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau situasi tidak resmi, biasanya disebut dengan istilah ragam nonbaku atau nonstandard.
g.      Ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasanya disebut bahasa lisan (Abdul Chaer 1998:4-5).[10]

3.4            Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bagi Mahasiswa

Bahasa Indonesia merupakan produk bahasa yang lahir di bangsa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia tidak lahir begitu saja, namun juga melalui proses yang panjang. Bahkan hingga sekarang, bahasa Indonesia masih terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, setiap saat bahasa Indonesia dapat bertambah kosa katanya. Perkembangan zaman yang cepat terutama di era globalisasi ini menuntut bahasa Indonesia untuk selalu berbenah sehingga dapat menampung berbagai macam istilah-istilah baru yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.
Bahasa ini digunakan untuk menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang setiap suku tersebut memiliki bahasa daerah masing-masing. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menyatukan bahasa-bahasa tersebut ialah melalui bahasa Indonesia
Berbagai macam fungsi bahasa Indonesia, salah satunya yang telah disebutkan di atas yaitu sebagai pemersatu bangsa. Selain itu ada beberapa fungsi bahasa Indonesia, salah satunya yaitu sebagai bahasa baku dalam penulisan karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah dianjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun juga perlu diketahui, penulisan karya ilmiah tingkat internsional harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Meskipun demikian, karya ilmiah tersebut hendaknya juga ditulis dalam bahasa Indonesia agar anak negeri juga dapat mempelajari karya tersebut. Masih banyak lagi fungsi dari bahasa Indonesia, seperti menumbuhkan sikap nasionalisme, cinta produk sendiri (produk-produk Indonesia dan lain-lain), bahasa dalam forum formal, bahasa dalam kegiatan belajar mengajar, dan lain sebagainya.
            Melihat dari berbagai fungsi di atas, maka Bahasa Indonesia perlu untuk dipelajari. Bahkan dari SD hingga perguruan tinggi, pelajaran dan kuliah bahasa  Indonesia masih diberikan. Hal ini penting untuk mengenalkan dan melatih para siswa agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. [11]
Dalam maraknya era globalisasi masa kemajuan informatika dan komuniakasi setiap individu dituntut untuk menyumbangkan karya kreativitasnya dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Terutama bagi kalangan mahasiswa yang dituntut untuk selalu berkarya baik berbentuk tulis maupun non tulisan. Akan tetapi dalam dunia tulis menulis di kalangan mahsasiswa, masih banyak kerancuan-kerancuan yang menyimpang dari kaidahnya dalam tulisan-tuliasan. Apa lagi budaya menulis yang sesuai kaidah EYD sudah mulai terlupakan akibat dari kemajuan tekhnologi dan informatika yang bersifat instan. Selain itu gairah tulis menulis telah mengalami penurunan, sehingga tidak heran dalam kalangan mahasiswa lebih menyukai copy paste dari karya orang ataupun membeli karya orang yang diaku sebagai karyanya.

3.5            Pentingnya Bahasa Indonesia

           Di SMA kita akan mempelajari Bahasa Indonesia dimana kita dituntut untuk mempertahankan Bahasa Indonesia supaya tidak luntur oleh kalangan banyak pemuda dan pengaruh budaya asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda.
Selain itu bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari dari berbagai daerah di Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk penyusunan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi ilmiah, selain itu mempelajari bahasa Indonesia bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di universitas lebih spesifik dan mendalam, dan sebagian besar mahasiswa masih tetap ingin mempelajari bahasa Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata bahasa dengan baik dan benar.[12]
Alasan inilah yang membuat Dirjen depdiknas RI memutuskan memasukan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan di seluruh perguruan tinggi dan seluruh jurusan. Tujuannya untuk mengasah kemampuan berbahasa dan mengembangkan kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita selaku Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan menerapkan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari–hari dengan baik dan benar, sehingga bahasa Indonesia dapat terjaga keasliannya.
Dalam perguruan tinggi, kita akan sering membuat karya ilmiah. Bukan hanya karya ilmiah yang akan kita buat melainkan laporan praktikum, skripsi, thesis dan karya tulis lainnya. Di perguruan tinggi, kita akan mempelajari Bahasa Indonesia dimana kita dituntut untuk mempertahankan Bahasa Indonesia. Ini dilakukan supaya tidak luntur oleh kalangan banyak pemuda dan pengaruh budaya asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda.
Di dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, kita pasti mempelajari dan memahami arti pentingnya tata bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam pembuatan karya ilmiah dan sejenisnya. Setelah kita bisa memahami EYD dengan baik dan benar, kita akan bisa mengetahui konsep penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada. Sebagai seorang mahasiswa, selayaknya kita menambah kosakata yang sesuai dengan keilmuan yang kita tekuni di perguruan tinggi. Kita harus bisa menggunakan diksi-diksi yang baik dan kalimat-kalimat yang efektif sesuai jenjang pendidikan, bukan seperti anak SMA dan SMP lagi.
Dalam suatu karya ilmiah, penggunaan bahasa memiliki arti yang sangat penting. Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Untuk penggunaan bahasa dalam suatu karya ilmiah berarti menitikberatkan suatu bahasa sebagai alat komunikasi berupa tulisan. Karena itu, penggunaan bahasa dalam karya ilmiah sangatlah penting. Pengertian dari karya ilmiah sendiri adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.[13]
Nah, untuk di tingkatan perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Selain itu karena alasan di atas, terdapat beberapa hal lain yang membuat bahasa indonesia harus dijadikan mata kuliah di perguruan tinggi.
Dengan demikian, sangat penting untuk mengadakan mata kuliah Bahasa Indonesia di setiap perguruan tinggi selain karena bahasa indonesia merupakan bahasa negara kita sendiri dan sebagai bahasa pemersatu dengan cara ini juga kita secara tidak langsung telah melestarikan bahasa kita. siapa lagi yang akan melestarikan bahasa Indonesia ini kalau bukan kita sebagai warga negara itu sendiri.

3.6            Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia. Ditingkatan SD, SMP, dan SMA kita sudah pernah belajar bahasa Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia dijadikan prasyarat kelulusan sekolah, hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang ada diujian nasional.[14]
Di perguruan tinggi bahasa Indonesia yang diajarkan tidak jauh berbeda dengan yang pernah diajarkan di sekolah menengah atas. Namun bahasa Indonesia diperguruan tinggi diajarkan lebih spesifik dan mendalam lagi oleh dosen mata kuliah bahasa Indonesia. Dimana dalam proses pembelajaran itu kita dituntut untuk mempertahankan bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia tidak luntur dengan adanya pengaruh budaya asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda. Selain itu bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari diperguruan tinggi, dikarenakan di universitas setiap mahasiswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai panduan untuk penyusunan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam pembuatan artikel ilmiah, praktikum, skripsi, thesis, disertasi, dll.
Elviana mengungkapkan Alasan Dirjen depdiknas RI memutuskan memasukan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan di seluruh perguruan tinggi dan seluruh jurusan. Tujuannya yaitu untuk mengasah kemampuan berbahasa dan mengembangkan kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita selaku Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan menerapkan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari–hari dengan baik dan benar, sehingga bahasa Indonesia dapat terjaga keasliannya.
Di dalam mata kuliah bahasa Indonesia, kita diajarkan untuk memahami arti pentingnya tata bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Setelah kita memahami arti pentinggnya mempelajari tata bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan baik dan benar, kita akan bisa mengetahui konsep penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada. Sebagai seorang mahasiswa, selayaknya kita menambah kosakata yang sesuai dengan keilmuan yang kita tekuni di perguruan tinggi. Kita harus bisa menggunakan diksi-diksi yang baik dan kalimat-kalimat yang efektif sesuai jenjang pendidikan, bukan seperti anak SMA dan SMP lagi.
Berikut ini adalah beberapa kelebihan dalam mempelajari bahasa Indonesia yaitu:[15]
a)      Bahasa Indonesia cukup mudah untuk dipelajari oleh masyaraktnya sendiri, terutama di dalam aturan penggunaan bahasa Indonesia yang benar tidak ada perbedaan penggunaan bahasa untuk kalangan yang lebih tua (lebih dihormati), kalangan sebaya, ataupun kalangan yang lebih muda dari kita, (meskipun dalam prakteknya, tentu saja kita harus selektif dalam memilih kata-kata yang akan digunakan untuk berbicara dengan orang lain untuk menjaga nilai-nilai sosial seperti kesopanan, kehormatan, dan kerukunan antar sesama). Hal ini berbeda dengan bahasa daerah.
b)      Bahasa Indonesia tergolong unik, karena hampir semua kata dibaca sesuai dengan abjad (misalnya kata “aku”, tetap dibaca “aku”. Berbeda halnya apabila kata “aku’ dibaca dengan aturan bahasa Inggris, menjadi “ekyu”). Keunikan lainnya yaitu adanya kata ‘n’ dan ‘g’ dalam satu kata (misalnya kata ‘bingung’) yang pembacanya menyesuaikan dengan huruf vocal sebelumnya.
c)      Merupakan bahasa persatuan di tanah air kita. Jadi apabila kita sedang berada di kota mana pun selama kota itu mash berada di wilayah Indonesia, kita tidak perlu khawatir masalah komunikasi dengan penduduk setempat. Bahkan penduduk suku-suku yang bisa dikatakan masih tertinggal pun juga terkadang ada yang bisa berbahasa Indonesia.
d)     Sesuai data yang tercatat di bahasa Indonesia termasuk salah satu bahasa yang paling banyak digunakan didunia, dengan total 234 juta jiwa. Tentu saja mengingat jumlah penduduk di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 200 juta jiwa.
Manfaat Mempelajari Bahasa Indonesia secara umum ini dilakukan untuk:
1)      Menumbuhkan sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia.
2)       Meningkatkan rasa bangga terhadap bangsa Indonesia.
3)      Meningkatkan kesetiaan akan bahasa Indonesia.
4)      Meningkatkan kesadaran akan adanya norma dalam berbahasa dan secara khusus bertujuan untuk terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3.7            Tujuan dan Manfaat Belajar Bahasa Indonesia


Diajarkannya mata kuliah Bahasa Indonesia di berbagai sekolah memiliki tujuan umum yang meliputi:[16]
1.      Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan dapat mendorong mahasiswa memelihara bahasa Indonesia.
2.      Menumbuhkan kebanggan terhadap bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan mampu mendorong siswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa.
3.      Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya norma bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan agar siswa terdorong untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
Selain tujuan umum, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ini juga memiliki tujuan khusus. Secara khusus pelajaran ini bertujuan agar siswa, terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik apakah itu secara lisan, ataupun tertulis, sebagai pengungkapan gagasan ilmiah.
Jika dilihat dari tujuan diberikannya mata pelajaran ini sebenarnya cukup jelas apalagi di zaman seperti ini khususnya anak muda generasi penerus Bangsa saat ini kurang sadar akan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar, kurang merasa bangga dengan bahasa nasional, contohnya adanya bahasa gaul yang malah lebih sering digunakan sehari-hari sampai diterbitkan pula kamus bahasa gaul, apakah ini berarti bahasa Indonesia sudah dilupakan? Maka dari itu dengan adanya mata pelajaran bahasa Indonesia ini setidaknya mempunyai harapan untuk para penerus bangsa agar tidak pernah melupakan bahasa Ibu mereka, yaitu bahasa Indonesia.

Manfaat Mempelajari Bahasa Indonesia secara umum ini dilakukan untuk:
1.      Menumbuhkan sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia;[17]
2.      Menjadi bahasa pemersatu dari berbagai bahasa dari tiap daerah di Indonesia;
3.      Kebanggaan terhadap bangsa Indonesia;
4.      Kesetiaan akan bahasa Indonesia;
5.      Meningkatkan kesadaran akan adanya norma dalam berbahasa dan secara khusus bertujuan untuk terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3.8            Cara Membudayakan Penggunaan Bahasa Indonesia Dikalangan Mahasiswa

Betapapun laju perkembangan kosakata/istilah dipacu dan sistem/kaidah bahasa dimantapkan serta mutu penggunaannya dalam berbagai bidang ditingkatkan, sebagaimana dikemukakan di atas, kalau masyarakat pendukungnya tidak mau menggunakan hasil pengembangan kosakata/istilah dan pemantapan sistem atau kaidah tersebut, upaya pemacuan laju kaidah atau kosakata tersebut akan sia-sia.
Salah satu upaya menjaga agar bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa-bahasa utama dunia, bahasa asing, ialah pengukuhan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat pendukungnya, yaitu di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Upaya menanamkan rasa kecintaan terhadap bahasa kebangsaan itu, antara lain, dilakukan melalui peningkatan mutu kampanye “penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar” ke seluruh lapisan masyarakat dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan perkembangan zaman. Kampanye itu dilakukan di lingkungan kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh atau yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti aparat pemerintah, anggota DPR, guru (termasuk dosen), wartawan (cetak dan elektronik), penulis, dan yang lebih penting dan strategis dikalangan pelajar/mahasiswa.[18]
Pemasyarakatan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, selain melalui jalur penyuluhan, dapat dilakukan pula melalui media cetak ataupun elektronik serta media luar ruang, seperti iklan layanan imbauan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam upaya penyiapan generasi ke depan penanaman kecintaan terhadap bahasa Indonesia dilakukan melalui perbaikan sistem pengajaran bahasa yang lebih menekankan aspek kemampuan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sehingga mereka memiliki kepekaan terhadap estetika dan etika dalam berbahasa Indonesia. Upaya itu juga harus dibarengi dengan penciptaan calon guru profesional yang memiliki kompetensi mengajar di kelas dengan baik.
Minat penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar tersebut dikembangkan pula melalui penyelenggaraan sayembara menulis, baik menulis kreatif maupun menulis ilmiah. Di kalangan media cetak dan elektronik, melalui Forum Bahasa Media Massa, setiap bulan diadakan diskusi ihwal penggunaan bahasa Indonesia di dalam media cetak ataupun elektronik yang selain diikuti kalangan jurnalistik juga diikuti pakar bahasa.
Upaya meningkatkan martabat penggunaan bahasa Indonesia dilakukan juga melalui pemberian penghargaan terhadap pengguna bahasa terbaik para tokoh pemerintahan ataupun tokoh masyarakat. Pengembangan kreativitas dan daya apresiasi terhadap bahasa di kalangan generasi ke depan dilakukan melalui penyelenggaraan bengkel-bengkel bahasa dan sastra di sekolah atau universitas dengan menghadirkan para penulis nasional ataupun penulis lokal di sejumlah provinsi di Indonesia.




BAB IV

PENUTUP

3.1            Kesimpulan

bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari diperguruan tinggi, dikarenakan Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu, karena di universitas setiap mahasiswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk penyusunan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, dll), selain itu mempelajari bahasa Indonesia bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di universitas lebih spesifik dan mendalam, dan sebagian besar mahasiswa masih tetap ingin mempelajari bahasa Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata bahasa dengan baik dan benar, bahasa Indonesia-pun penting untuk dilestarikan oleh penutur aslinya.
Melihat dari berbagai fungsi, maka Bahasa Indonesia perlu untuk dipelajari. Bahkan dari SD hingga perguruan tinggi, pelajaran dan kuliah bahasa  Indonesia masih diberikan. Hal ini penting untuk mengenalkan dan melatih para siswa agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Dalam maraknya era globalisasi masa kemajuan informatika dan komuniakasi setiap individu dituntut untuk menyumbangkan karya kreativitasnya dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Apa lagi budaya menulis yang sesuai kaidah EYD sudah mulai terlupakan akibat dari kemajuan tekhnologi dan informatika yang bersifat instan. Selain itu gairah tulis menulis telah mengalami penurunan, sehingga tidak heran dalam kalangan mahasiswa lebih menyukai copy paste dari karya orang ataupun membeli karya orang yang diakuI sebagai karyanya.

4.2            Saran

Diharapkan makalah ini dapat mengingatkan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya bahwa bahasa Indonesia perlu dipelajari, karena dengan cara ini juga kita secara tidak langsung telah melestarikan bahasa kita. Siapa lagi yang akan melestarikan bahasa Indonesia ini kalau bukan kita sebagai warga Indonesia itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA


Subro, seno.1998. Seri Bahasa Indonesia. Semarang: CV Aneka ilmu
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedududkan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo
Chaer, Abdul ,1998, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.(Jakarta: PT Rineka. Cipta.
Alwi ,Hasan. dkk, 2010.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Chaesar, Abdul. 2010Telaah Bibliografi Kebahasaan Bahasa Indonesia/Melayu, Rineka Cipta, Jakarta.
Anwar, Khaidir .2000.Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa. Yogyakarta: Gama Media..
Chaer, Abdul .1993.Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta:PT. Rineka Cipta.



[1] Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedududkan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara hlm.15
[2] Khaidir Anwar,Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa.(Yogyakarta: Gama Media..2000)hal.34
[3] Abdul Chaer, Pembakuan Bahasa Indonesia(.Jakarta:PT. Rineka Cipta.1993.)hal.17
[4] Abdul Chaesar, Telaah Bibliografi Kebahasaan Bahasa Indonesia/Melayu, Rineka Cipta, Jakarta, 2010,  hal. 13
[5] Abdul Chaesar, Op.Cit Hal. 13
[6] Ibid, hal. 13-15
[7] Ibid, Hal. 15-19
[8] Kunjana Rahardi, op.Cit Hal. 6-7
[9] Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2010, hal.3
[10] Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.(Jakarta: PT Rineka. Cipta.1998)hlm.4-5
[11] Minto Rahayu,. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian(. Jakarta: PT Grasindo.2007)hlm.12
[12] Ibid.hlm.15
[13] Ibid.hlm.17
[14] Ibid.hlm.18
[15] Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.(Jakarta: PT Rineka. Cipta.1998)hlm.7
[16] Ibid.hlm.18
[17] Masnur Muslich, Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedududkan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. (Jakarta: Bumi Aksara 2010)hlm.45
[18] Ibid.hlm.47

3 comments:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

  BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah pembe...