KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah ini dengan
penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini
dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas Karya Ilmiah ini kepada
kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat
dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Penggunaan Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa .sehingga dengan
kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di
berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Karya Ilmiah ini dengan usaha
semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut
membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua
pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba
berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Karya Ilmiah Ini ini, tetapi
tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh
karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan
tugas-tugas serupa di masa datang.
Tanjung Pura, Desember , 2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan media yang digunakan anggota suatu kelompok sosial untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan sebagai identitas diri. Bahasa dapat
menggiring kita menembus ruang dan waktu. Melalui bahasa, kita dapat
mempelajari ilmu pengetahuan, sejarah, maupun adat istiadat suatu bangsa dalam
masa tertentu. Bahasa mampu merekam berbagai hal tersebut dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Semua itu merupakan fungsi bahasa yang telah lama diemban oleh
bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Negara Indonesia yang merupakan
bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat SD, SMP, dan
SMA. Oleh karena itu sebaiknya setelah jenjang SMA bahasa Indonesia sudah
dikuasai atau setidaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Bahasa
Indonesia. Namun faktanya, masih sedikit mahasiswa yang memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia secara maksimal.
Alasan inilah yang membuat Dirjen depdiknas RI memutuskan memasukan Bahasa
Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan di seluruh
perguruan tinggi dan seluruh jurusan. Tujuannya untuk mengasah kemampuan
berbahasa dan mengembangkan kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu
kewajiban bagi kita selaku Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan
menerapkan bahasa Indonesia dalam kehidupan seharihari dengan baik dan benar,
sehingga bahasa Indonesia dapat terjaga keasliannya.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia yang dikrarkan
sejak 28 Oktober 1928 oleh para pejuang bangsa sampai dengan saat ini masih
tetap eksis. Bahasa Indonesia sampai dengan saat ini masih dirasakan perannya
dalam berbagai sendi kehidupan, antara lain sebagai alat komunikasi antarwarga
dan antarmasyarakat Indonesia. Bahasa
Indonesia masih tetap memegang peranan
penting dan masih tetap merupakan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya. Bukti menunjukkan bahwa bahasa Indonesia masih lebih dominan digunakan di
dalam berbagai kegiatan, seperti rapat-rapat, siaran radio, TV, pidato kenegaraan, pidato politik, pelaksanaan administrasi
kedinasan, dan bahasa pennngantar pada setiap level pendidikan. Bahkan
saat ini, sebagian besar komunikasi tidak resmi antarwarga pun sudah sering
menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan
dengan bahasa daerah masing-masing. Bahasa Indonesia yang seharusnya menjadi bahasa kedua setelah bahasa
daerah (bahasa ibu), kini justru bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa pertama,
sedangkan bahasa daerah telah menjadi bahasa kedua bahkan telah menjadi bahasa
ketiga (bahasa asing) bagi pemilikinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Apa Pengertian
Bahasa?
2.
Bagaimana Sejarah Bahasa Indonesia?
3.
Bagaimana Peranan dan Fungsi Bahasa
Indonesia?
4.
Bagaimana Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia bagi Mahasiswa?
5.
Bagaimana Pentingnya Bahasa Indonesia?
6.
Bagaimana Pentingnya Bahasa Indonesia
Bagi Mahasiswa?
7.
Bagaimana Tujuan dan Manfaat Belajar
Bahasa Indonesia?
8.
Bagaimana Cara Membudayakan Penggunaan
Bahasa Indonesia Dikalangan Mahasiswa?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan penulis dapat
mengetahui apa sebenarnya manfaat mempelajari mata kuliah bahasa Indonesia bagi
kita khususnya mahasiswa perguruan tinggi.
1.
Untuk mengetahui Pengertian
Bahasa
2.
Untuk mengetahui Sejarah Bahasa
Indonesia
3.
Untuk mengetahui Peranan dan Fungsi
Bahasa Indonesia
4.
Untuk mengetahui Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia bagi Mahasiswa
5.
Untuk mengetahui Pentingnya Bahasa
Indonesia
6.
Untuk mengetahui Pentingnya Bahasa
Indonesia Bagi Mahasiswa
7.
Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat
Belajar Bahasa Indonesia
8.
Untuk mengetahui Cara Membudayakan
Penggunaan Bahasa Indonesia Dikalangan Mahasiswa
1.4 Manfaat
Setelah pembaca makalah ini, maka setidaknya pembaca akan memahami arti
penting dari mata kuliah bahasa Indonesia, sehingga mata kuliah tersebut masih
terus diajarkan bahkan sampai perguruan tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rahardi mengatakan bahwa bahasa
sering disebut penanda (prevoir) eksistensi budaya dari masyarakat yang
bersangkutan. Masyarakat yang maju budayanya pasti juga berkembang baik entitas
bahasanya. Bahasa yang baik juga dapat menunjukan keberadaan masyarakatnya.
Maka, bahasa sering pula disebut cermin masyarakatnya.
Menurut Muslich bahwa secara formal
sampai dengan saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu
sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa Negara, dan bahasa resmi.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia berhasil mendudukannya sebagai bahasa
budaya dan bahasa ilmu. [1]
Stephen C. Levinson menyebutkan
adanya enam fungsi bahasa, yang secara berturut-turut dapat disebutkan sebagai
berikut ini:
1.
fungsi referensial,
2.
fungsi emotif,
3.
fungsi konatif,
4.
fungsi metalinguistik,
5.
fungsi fatik, dan
6.
fungsi puitik.
Elviana (dalam blog pribadinya)
menuliskan bahwa bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari diperguruan
tinggi, dikarenakan di universitas setiap mahasiswa berasal dari berbagai
daerah di Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk
penyusunan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi
ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, dll), selain itu mempelajari bahasa Indonesia
bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti mempelajari mata pelajaran
bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di universitas lebih spesifik dan
mendalam, dan sebagian besar mahasiswa masih tetap ingin mempelajari bahasa
Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata bahasa dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu media yang
digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat.
Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk
berinteraksi.[2]
Melalui bahasa,
kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan
serta dapat diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai
alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat disesuaikan dan
diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi .[3]
Secara
garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa berhubungan
dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk
berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek
nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang
fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan
dimiliki oleh semua bahasa di dunia.
Bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Sifat bahasa: (a) sistemis yaitu terdiri atas pola-pola yang beraturan dan saling
berkaitan; (b) arbitrer yaitu bentuk dan makna bersifat manasuka sesuai dengan
masyarakat pemakainya; (c) konvensional yaitu bentuk dan makna ditentukan
berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakai; (d) dinamis yaitu bentuk dan makna
berkembang/berubah sesuai perkembangan.
Bahasa
dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak
menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola
yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar
komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim
bahasa harus harus menguasai bahasanya.
3.2 Sejarah Bahasa Indonesia
Para pakar yang menulis tenteng
sejarah pertumbuhan bahasa Indonsia bersepakat bahwa cikal-bakal bahasa
Indonesia adalah bahasa Melayu. Bukti sejarahnya adalah adanya sejumlah
prasasti atau inskripsi yang tertulis dengan huruf Pallawa dan dalam bahasa
Melayu Kuno. Perasasti ini bertebaran diPulau Sumatra, Pulau Bangka, Pulau
Jawa, dan diSemenanjung Melayu (Malaysia sekarang). Berikut perasasti-prasasti yang telah
teridentifikasi beserta penemunya yang menunjukan bahasa Indonesia berasal dari
Bahasa Melayu. Prasasti-perasasti itu diantaranya Prasasti Saja metro yang
terdapat di Pekalongan, Jawa Tengah oleh Casparis (1956) dan Buchori (1966);
Prasasti Palas Psemah yang terdapat di Lampung oleh Buchari (1979); prasasti
Pangkalan Kempas oleh Boden Kloss (1932) dan Stein Callenfels (1927); Prasasti
Kebon Kopi diBogor oleh Boschg (1941); Prasasti DiengdiJawa Tengah oleh Brandes
(1913) dan Casparis (1950); prasasti-prasasti dari zaman Sriwijaya, Palembang
oleh Casparis (1950), Coedes (1930), Damis (1960), Kern (193Palembang oleh
Casparis (1950), Coedes (1930), Damis (1960), Kern (1931), dan Wellan (1934).
Sementara itu, adanya Prasasti Kota Kapur di Pulau Bnagka dikemukakan oleh Kern
(1913) dan Poerbatjakarta (9151), Prasasti Karang Brahi di Jambi dikemukakan
oleh Krom (1920); Prasasti Talang Tuwo di Palembang oleh Poebetjakarta (1951);
Prasasti-Prasasti lain yang terdapat dipalembangoleh Ronkel(1924) dan Schnitger
(1935); Prasasti Kedukian Bukit dipalembang, Sumatra Barat oleh Kern (1873) dan
Krom (1912) serta Prasasti Padang Roco dan Bukit Gombak oleh Yamin (1958).
Selanjutnya terdapat Prasasti Trengganu di Semanjung Malaya yang dibicarakan
oleh Blagden (1924) dan Paterson (1929); Prasasti Pulau Langkawi oleh Maxwell
(1987); dan Prasasti Bruney oleh Carey ( 1933[4]
Didalam sejarahnya bahasa Melayu
tersebar keseluruh Nusantara karena digunakan sebagai Lingua Franca, baik oleh
para pedagang yang berasal dari Nusantara maupun dari mancanegara.Bahasa Melayu
dipakai dihampir semua diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan
bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah
diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah.
Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa
sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.[5]
Bahasa Melayupun dalam
perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa
melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang
bangkit pada masa itu mengubah bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28
Oktober 1928.
Untuk memperoleh bahasa nasionalnya,
Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan
tantangan. Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa
disamping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai
salah satu cirri cultural, yang kedalam menunjukkan sesatuan dan keluar
menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Alasan dipilihnya bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut:
1. Bahasa
Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa
perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah
Nusantara.
2. Bahasa
Melayu memunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, mudah
dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan
menyempurnakan fungsinya.
3. Bahasa
Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan
bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak
menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
4. Adanya
semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima
bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
5. Adanya
semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
Bahasa Melayu adalah bahasa yang
dipakai di Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Indonesia yang
berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi Negara Republik
Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu, yang pokoknya dari bahasa
Melayu Riau (bahasa Melayu dari provinsi Riau, Sumatera, Indonesia). Agaknya
terlalu sederhana untuk mengatakan bahwa Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu Riau. Orang-orang lupa bahwa bahasa Melayu Riau hanyalah merupakan satu
dialek dari sekian banyak dialek Melayu yang lain. Dan, di atas semua ini sudah
terkenal di seluruh Nusantara suatu bahasa perhubungan, suatu lingua Franca
yang di sebut dengan Melayu Pasar. Melayu Pasar inilah yang merupakan faktor
yang paling penting untuk di terimannaya Melayu Riau sebagai bahasa pengantar
di sekolah-sekolah.
Nama Melayu mula-mula digunakan
sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batanghari, yang pada
pertengahan abad ke-7 ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya. Selama empat abad,
kerajaan ini berkuasa di daerah Sumatera Selatan bagian Timur dan di bawah
pemerintahan raja-raja Syailendra bukan saja menjadi pusat politik di Asia
Tenggara, melainkan juga menjadi pusat ilmu pengetahuan.[6]
Pembicaraan mengenai bahasa
Indonesia selain tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan menegenai bahasa
Melayu, juga tidak dapat dilepaskan dari rumpun bahasa yangt lebih besar yaitu
bahasa Austronesia. Wilayahnya disebelah barat sampai di Madagaskar disebelah
timur sampai kepulau Pass didekat pantai barat Amerika; disebelah utara sampai
keTaiwan, dan disebelah selatan samapi keNew Zealand. Runpun bahasa
Austronosia menghasikan rumpun bahasa melayu, dari bahasa melayu menghasikan
bahasa dialek melayu Riau dan pada akhirnya dialek bahasa Melayu Riau dijadikan
dasar bahasa Indonnesia.
Berbicara tentang sejarah bahasa
Indonesia, tentu berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan
bahasa Indonesia. Beberapa peristiwa dapat disebutkan sebagai berikut
1.
Datangnya
agama Hindu ke Nusantara disamping menyumbang aksara Pallawa seperti digunakan
dalam penulisan prasasti, juga menyumbang banyak sekalui kosa kata sangsekerta.
Telah banyak tulisan mengenai bahan Sansekerta ini dan pengaruhnya dalam bahasa
Indonesia/Melayu;
2.
Kedatangan
agama Islam dengan bahasa Arab, selain menyumbang aksara Arab, yang kemudian
menurunkan aksara Jawi atrau huruf Arab-Melayu, juga banyak menyumbang kosakata
dari bahasa Arab kepada bahasa Indonesia/Melayu;
3.
Kedatangan
orang Eropa ( Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris) selain membawa aksara
Latin, juga banyak menyumbangkan kosakata dari bahasa-bahasa Erpoa (Belanda,
Portugis, Spanyol dan Inggris).
Sebelum
kedatangan orang Eropa, naskah-naskah Melayu ditulis dengan aksara Jawi.
Kemudian, sedikit demi sedikit naskah-naskah Melayu itu disalin juga kedalam
aksara Latin.
Sebagai
Lingua Franca, kiranya orang Belanda dan orang Inggris banyak menaruh perhatian
terhadap bahasa Melayu. Banyak vokabolarium Melayu dibuat; begitu juga dengan
buku tata bahasa Melayu, dan buku ajar bahasa Melayu. Buku tata bahasa Melayu
yang pertama disusun oleh Joanes Roman (1953) dan yang kedua, yang lebih
lengkap disusun oleh George Henrik Werndly (1736). Menjelang akhir abad ke-19
banyak sekali tulisan buku-buku mengenai tata bahasa;[7]
4.
Peristiwa
penting lainnya dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia adalah disusunnya
suatu ejaan bahasa melayu di Indonesia (Waktu itu Hindia Belaanda) oleh
Dr. Ch. A. Van Van Ophuijsen pada taun 1901;
5.
Peristiwa
berikutnya adalah timbulnya gerakan kebangsaan, yang member semangat
keindonesiaan dalam berbahasa Melayu. Lalu diikuti dengen berdirinya Balai Pustaka
yang menerbitkan buku-buku bacaan dalam bahasa Melayu yang teratur, mengikuti
pola dialek Melayu Riau;
6.
Dalam
Kongres Pemuda Pertama tahun 1926, M. Tabrani mengusulkan nama bahasa Melayu
yang digunakan diIndonesia dengan nama Bahasa Indonesia. Lalau dalam kongres
Pemuda II (yang dikenal dengan sumpah pemuda) tahun 1928, bahasa Indonesia
disahkan sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan;
7.
Peristiwa
pentring berikutnya adalah diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) I
pada 1938 dikota Solo, delapan belas tahun kemudian, yaitu tahun 1954, diadakan
Kongres Bahasa Indonesai II di Medan, kemudian tahun 1978 diadakan Kongres
Bahasa Indonesia III. Lalu, sejak itu Kongres Bahasa Indonesia menjadi kegiatan
rutin lima tahun sekali. Terakhir pada tahun 2008 diselenggarakan Kongres
Bahasa Indonesia IX. Perlu dicatat, tampaknya yang dibicarakan dalam kongres
adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah politik, kebudayaan dan
pembinaan bahasa. Hamper tidak dibicarakan masalah struktur internal bahasa;
8.
Pendudukan
bala tentara Jepang tahun 1942-1945 berpengaruh besar dalam perkembangan,
penyebaran penggunaan bahasa Indonesia, karena orang-orang dilarang menggunakan
bahasa Belanda. Orang hanya boleh berbahasa Indonesia atau bahasa Jepang untuk
kegiatan formal;[8]
9.
Proklamasi
ke,merdekaanpada 17 Agustus 1945 memperkuat kedudukan bahasa Indonesia, karena
dalam Undang-Undang Dasar 1945bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara
Republik Indonesia. Ini berarti, semua kegiatan administrasi dan
birokrasi kenegaraan harus dilakukan dalam bahasa Indonesia;
10. Tahun 1947
pemerintah mendirikan suatu lembaga yang bertugas mengurus masalah bahasa dan
sastra dengan nama ITCO (Instituut Voor Taal en Culture Onderzoek). Lembaga ini
telah berkali-kali mengganti nama, dan terakhir bernama “Pusat Bahasa”
Sejak tahun
1974 sampai sekarng, Pusat Bahasa (pemerintahan Republik Indonesia melakukan
kerjasama dengan Malaysia dalam wadah MBIM (Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia)
, yang kemudia sejak 1985 berubah menjadi MABBIM (Majelis Bahasa Brunai
Darussalam, Indonesia dan Malaysia) dengan masuknya Brunai Darussalam;
11. Dalam rangka
memantapkan kegiatan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia diadakan dua
buah seminar, yaitu seminar Bahasa Indonesia 1968 dan seminar bahasa Indonesia
1972. Kemudian untuk memantapkan status bahasa Indonesia ditengah-tengah adanya
bahsa daerah dan bahasa asing diselenggaraakan politik bahasa nasional;
12. Peluncuran
buku Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia pada
acara kongres Bahasa Indonesia V tahun 1988, yang kehadirannya sudah ditunggu
banyak orang.
3.3 Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa
adalah cermin suatu Negara, jika suatu negara maju maka bahasanya pun ikut
maju. Berbicara tentang bahasa tentu tidak lepas dari berbicara tentang peran
dan fungsi bahasa itu sendiri. Dibawah ini adalah peranan dan fungsi bahasa
yaitu :[9]
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
Alek dan H.
P. H. Achmad (dalam Ntelu dkk, 2015:15-16) menyatakan bahwa “Bahasa Indonesia
dinyatakan berkedudukan sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945”.
Pernyataan diatas didasari dengan lahirnya UUD 1945 yang disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam UUD 1945 (Bab XV pasal 36)
dijelaskan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Yana shintya
(dalam blog pribadinya) menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai lambang
kebanggaan dan identitas nasional, bahasa persatuan kita memiliki nilai-nilai
sosial budaya luhur bangsa yang harus dipertahankan dan direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak
acuh. Indonesia memiliki banyak budaya dan bahasa yang berbeda-beda hampir
di setiap daerah. Pastinya, tidak akan mungkin kita bisa saling memahami ketika
berkomunikasi antar sesama. Oleh karena itulah betapa pentingnya kedudukan
bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan sebagai alat penghubungan
antarbudaya dan daerah.
c. Bahasa Indonesia sebagai cermin dan pembentuk
kepribadian
Seseorang
yang dapat berbicara, menyimak, menulis, dan membaca dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar tentu akan mampu mengangkat derajatnya dimata
masyarakat. Sebaliknya seseorang yang tidak dapat berbicara , menyimak,
menulis, dan membaca dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik akan
mendapatkan nilai yang sedikit negatif dimata masyarakat. Semakin intensif
penggunaan bahasa dan semakin teliti dan benar pilihan bahasa yang digunakan
diyakini semakin tinggi karakter dan kepribadian orang yang menggunakannya.
Menurut
Halliday (dalam Rahardi 2010:6-7) fungsi bahasa terbagi atas tujuh fungsi
yaitu, (1) instrumental function, (2)
regulatory function, (3) representational function, (4) interactional function,
(5) personal function, (6) heuristic function, (7) imaginative function.
Oleh Rahardi diuraikan lagi secara terperinci sebagai berikut :
(1) Fungsi
instrumental bahasa adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk melayani
lingkungannya.
(2) Fungsi
regulatif adalah bahwa entitas bahasa itu dapat digunakan untuk mengawasi serta
mengendalikan peristiwa tertentu dalam masyarakat.
(3) Fungsi
representasional adalah fungsi bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan
fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan peristiwa, melaporkan sesuatu dan
seterusnya. Fungsi representasional bahasa ini bersifat menggambarkan atau
merepresentasikan sesuatu.
(4) Fungsi
interaksional bahasa adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk menjamin
terjadinya interaksi, memantapkan komunikasi, dan mengukuhkan komunikasi dan
interaksi antarwarga masyarakat itu sendiri.
(5) Fungsi
personal adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk mengekspresikan
maksud-maksud pribadi atau personal, menyatakan emosi, untuk mengungkapkan
perasaan dan maksud-maksud lainnya.
(6) Fungsi
heuristik bahasa berkaitan erat dengan kegunaan bahasa untuk mempelajari
pengetahuan, mencari ilmu, mengembangkan teknologi, dan menyampaikan
rumusan-rumusan yang bersifat pertanyaan.
(7) Fungsi imajinatif adalah fungsi
bahasa yang berkenaan dengan penciptaan imajinasi. Fungsi bahasa ini dapat
dilihat dari sering difungsikannya bahasa untuk mendongeng, membuat cerita,
menciptakan khayalan, mimpi, dan seterusnya.
Dengan
pertimbangan akan berbagai macam fungsi bahasa Indonesia itu, muncullah
berbagai macam ragam bahasa sesuai dengan situasinya. Situasi tempat, pembicara
atau penulis, pendengar atau pembaca, pokok pembicaraan, dan sebagainya
menentukan ragam bahasa yang dipilih seseorang dalam komunikasinya. Mengingat
ragam bahasa Indonesia yang ada antara lain:
a. Ragam bahasa yang bersifat perseorangan.
b. Ragam bahasa
yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, biasanya
disebut dengan istilah dialek.
c. Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
golongan sosial tertentu, biasanya disebut sosiolek.
d. Ragam bahasa
yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah,
jurnalistik, sastra, hukum, matematika, dan militer. Ragam bahasa ini biasanya
disebut dengan istilah fungsiolek.
e. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi,
biasanya disebut dengan istilah ragam bahasa baku atau bahasa standar.
f. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau situasi tidak
resmi, biasanya disebut dengan istilah ragam nonbaku atau nonstandard.
g. Ragam bahasa
yang digunakan secara lisan yang biasanya disebut bahasa lisan (Abdul Chaer
1998:4-5).[10]
3.4 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bagi Mahasiswa
Bahasa Indonesia merupakan
produk bahasa yang lahir di bangsa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia tidak
lahir begitu saja, namun juga melalui proses yang panjang. Bahkan hingga
sekarang, bahasa Indonesia masih terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan
zaman. Dengan demikian, setiap saat bahasa Indonesia dapat bertambah kosa
katanya. Perkembangan zaman yang cepat terutama di era globalisasi ini menuntut
bahasa Indonesia untuk selalu berbenah sehingga dapat menampung berbagai macam
istilah-istilah baru yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.
Bahasa ini
digunakan untuk menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini
dikarenakan bangsa Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam suku bangsa
yang setiap suku tersebut memiliki bahasa daerah masing-masing. Oleh karena
itu, salah satu upaya untuk menyatukan bahasa-bahasa tersebut ialah melalui
bahasa Indonesia
Berbagai
macam fungsi bahasa Indonesia, salah satunya yang telah disebutkan di atas
yaitu sebagai pemersatu bangsa. Selain itu ada beberapa fungsi bahasa
Indonesia, salah satunya yaitu sebagai bahasa baku dalam penulisan karya
ilmiah. Penulisan karya ilmiah dianjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Namun juga perlu diketahui, penulisan karya ilmiah tingkat
internsional harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Meskipun demikian, karya ilmiah tersebut hendaknya juga ditulis dalam bahasa
Indonesia agar anak negeri juga dapat mempelajari karya tersebut. Masih banyak
lagi fungsi dari bahasa Indonesia, seperti menumbuhkan sikap nasionalisme,
cinta produk sendiri (produk-produk Indonesia dan lain-lain), bahasa dalam
forum formal, bahasa dalam kegiatan belajar mengajar, dan lain sebagainya.
Melihat dari berbagai fungsi di atas, maka
Bahasa Indonesia perlu untuk dipelajari. Bahkan dari SD hingga perguruan
tinggi, pelajaran dan kuliah bahasa Indonesia masih diberikan. Hal ini
penting untuk mengenalkan dan melatih para siswa agar dapat menggunakan bahasa
Indonesia dengan benar. [11]
Dalam
maraknya era globalisasi masa kemajuan informatika dan komuniakasi setiap
individu dituntut untuk menyumbangkan karya kreativitasnya dan menuangkannya
dalam bentuk tulisan. Terutama bagi kalangan mahasiswa yang dituntut untuk
selalu berkarya baik berbentuk tulis maupun non tulisan. Akan tetapi dalam
dunia tulis menulis di kalangan mahsasiswa, masih banyak kerancuan-kerancuan
yang menyimpang dari kaidahnya dalam tulisan-tuliasan. Apa lagi budaya menulis
yang sesuai kaidah EYD sudah mulai terlupakan akibat dari kemajuan tekhnologi
dan informatika yang bersifat instan. Selain itu gairah tulis menulis telah
mengalami penurunan, sehingga tidak heran dalam kalangan mahasiswa lebih
menyukai copy paste dari karya orang ataupun membeli karya orang yang diaku
sebagai karyanya.
3.5 Pentingnya Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa
nasional negara Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia
sudah diajarkan sejak tingkat SD dan SMP. Oleh karena itu sebaiknya setelah
jenjang SMA bahasa Indonesia sudah dikuasai atau setidaknya mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun faktanya, masih
sedikit siswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara maksimal.
Di SMA
kita akan mempelajari Bahasa Indonesia dimana kita dituntut untuk
mempertahankan Bahasa Indonesia supaya tidak luntur oleh kalangan banyak pemuda
dan pengaruh budaya asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda.
Selain itu
bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari dari berbagai daerah di
Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk penyusunan dan
penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi ilmiah, selain itu
mempelajari bahasa Indonesia bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti
mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di
universitas lebih spesifik dan mendalam, dan sebagian besar mahasiswa masih
tetap ingin mempelajari bahasa Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata
bahasa dengan baik dan benar.[12]
Alasan
inilah yang membuat Dirjen depdiknas RI memutuskan memasukan Bahasa Indonesia
sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan di seluruh perguruan tinggi
dan seluruh jurusan. Tujuannya untuk mengasah kemampuan berbahasa dan
mengembangkan kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi
kita selaku Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan menerapkan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari–hari dengan baik dan benar, sehingga bahasa
Indonesia dapat terjaga keasliannya.
Dalam
perguruan tinggi, kita akan sering membuat karya ilmiah. Bukan hanya karya
ilmiah yang akan kita buat melainkan laporan praktikum, skripsi, thesis dan
karya tulis lainnya. Di perguruan tinggi, kita akan mempelajari Bahasa
Indonesia dimana kita dituntut untuk mempertahankan Bahasa Indonesia. Ini
dilakukan supaya tidak luntur oleh kalangan banyak pemuda dan pengaruh budaya
asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda.
Di dalam
mata kuliah Bahasa Indonesia, kita pasti mempelajari dan memahami arti
pentingnya tata bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam pembuatan karya
ilmiah dan sejenisnya. Setelah kita bisa memahami EYD dengan baik dan benar,
kita akan bisa mengetahui konsep penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari dimanapun kita berada. Sebagai seorang mahasiswa, selayaknya kita
menambah kosakata yang sesuai dengan keilmuan yang kita tekuni di perguruan
tinggi. Kita harus bisa menggunakan diksi-diksi yang baik dan kalimat-kalimat
yang efektif sesuai jenjang pendidikan, bukan seperti anak SMA dan SMP lagi.
Dalam suatu
karya ilmiah, penggunaan bahasa memiliki arti yang sangat penting. Bahasa
adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis.
Untuk penggunaan bahasa dalam suatu karya ilmiah berarti menitikberatkan suatu
bahasa sebagai alat komunikasi berupa tulisan. Karena itu, penggunaan bahasa
dalam karya ilmiah sangatlah penting. Pengertian dari karya ilmiah sendiri
adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain
laporan penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada
dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.[13]
Nah, untuk
di tingkatan perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi
(tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian
berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang
ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis
pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan
praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian. Selain itu karena alasan di atas,
terdapat beberapa hal lain yang membuat bahasa indonesia harus dijadikan mata
kuliah di perguruan tinggi.
Dengan
demikian, sangat penting untuk mengadakan mata kuliah Bahasa Indonesia di
setiap perguruan tinggi selain karena bahasa indonesia merupakan bahasa negara
kita sendiri dan sebagai bahasa pemersatu dengan cara ini juga kita secara
tidak langsung telah melestarikan bahasa kita. siapa lagi yang akan
melestarikan bahasa Indonesia ini kalau bukan kita sebagai warga negara itu
sendiri.
3.6 Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa
Bahasa Indonesia adalah bahasa
nasional bangsa Indonesia. Ditingkatan SD, SMP, dan SMA kita sudah pernah
belajar bahasa Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia dijadikan prasyarat kelulusan
sekolah, hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya bahasa Indonesia sebagai salah
satu mata pelajaran yang ada diujian nasional.[14]
Di perguruan tinggi bahasa Indonesia
yang diajarkan tidak jauh berbeda dengan yang pernah diajarkan di sekolah
menengah atas. Namun bahasa Indonesia diperguruan tinggi diajarkan lebih
spesifik dan mendalam lagi oleh dosen mata kuliah bahasa Indonesia. Dimana
dalam proses pembelajaran itu kita dituntut untuk mempertahankan bahasa
Indonesia, agar bahasa Indonesia tidak luntur dengan adanya pengaruh budaya
asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda. Selain itu bahasa
Indonesia itu penting untuk dipelajari diperguruan tinggi, dikarenakan di
universitas setiap mahasiswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahasa
Indonesia juga digunakan sebagai panduan untuk penyusunan dan penggunaan tata
bahasa yang baik dan benar dalam pembuatan artikel ilmiah, praktikum, skripsi,
thesis, disertasi, dll.
Elviana mengungkapkan Alasan Dirjen
depdiknas RI memutuskan memasukan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata
kuliah yang wajib diajarkan di seluruh perguruan tinggi dan seluruh jurusan.
Tujuannya yaitu untuk mengasah kemampuan berbahasa dan mengembangkan
kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita selaku
Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan menerapkan bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari–hari dengan baik dan benar, sehingga bahasa Indonesia
dapat terjaga keasliannya.
Di dalam mata kuliah bahasa
Indonesia, kita diajarkan untuk memahami arti pentingnya tata bahasa dan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD). Setelah kita memahami arti pentinggnya mempelajari
tata bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan baik dan benar, kita akan
bisa mengetahui konsep penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
dimanapun kita berada. Sebagai seorang mahasiswa, selayaknya kita menambah
kosakata yang sesuai dengan keilmuan yang kita tekuni di perguruan tinggi. Kita
harus bisa menggunakan diksi-diksi yang baik dan kalimat-kalimat yang efektif
sesuai jenjang pendidikan, bukan seperti anak SMA dan SMP lagi.
Berikut ini adalah beberapa
kelebihan dalam mempelajari bahasa Indonesia yaitu:[15]
a) Bahasa
Indonesia cukup mudah untuk dipelajari oleh masyaraktnya sendiri, terutama di
dalam aturan penggunaan bahasa Indonesia yang benar tidak ada perbedaan
penggunaan bahasa untuk kalangan yang lebih tua (lebih dihormati), kalangan
sebaya, ataupun kalangan yang lebih muda dari kita, (meskipun dalam prakteknya,
tentu saja kita harus selektif dalam memilih kata-kata yang akan digunakan
untuk berbicara dengan orang lain untuk menjaga nilai-nilai sosial seperti
kesopanan, kehormatan, dan kerukunan antar sesama). Hal ini berbeda dengan
bahasa daerah.
b) Bahasa
Indonesia tergolong unik, karena hampir semua kata dibaca sesuai dengan abjad
(misalnya kata “aku”, tetap dibaca “aku”. Berbeda halnya apabila kata “aku’
dibaca dengan aturan bahasa Inggris, menjadi “ekyu”). Keunikan lainnya yaitu
adanya kata ‘n’ dan ‘g’ dalam satu kata (misalnya kata ‘bingung’) yang
pembacanya menyesuaikan dengan huruf vocal sebelumnya.
c) Merupakan
bahasa persatuan di tanah air kita. Jadi apabila kita sedang berada di kota
mana pun selama kota itu mash berada di wilayah Indonesia, kita tidak perlu
khawatir masalah komunikasi dengan penduduk setempat. Bahkan penduduk suku-suku
yang bisa dikatakan masih tertinggal pun juga terkadang ada yang bisa berbahasa
Indonesia.
d) Sesuai data
yang tercatat di bahasa Indonesia termasuk salah satu bahasa yang paling banyak
digunakan didunia, dengan total 234 juta jiwa. Tentu saja mengingat jumlah
penduduk di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 200 juta jiwa.
Manfaat
Mempelajari Bahasa Indonesia secara umum ini dilakukan untuk:
1)
Menumbuhkan
sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia.
2) Meningkatkan rasa bangga terhadap bangsa Indonesia.
3) Meningkatkan
kesetiaan akan bahasa Indonesia.
4) Meningkatkan
kesadaran akan adanya norma dalam berbahasa dan secara khusus bertujuan untuk
terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
3.7 Tujuan dan Manfaat Belajar Bahasa Indonesia
Diajarkannya mata kuliah Bahasa Indonesia di berbagai sekolah memiliki
tujuan umum yang meliputi:[16]
1.
Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia,
yang nantinya diharapkan dapat mendorong mahasiswa memelihara bahasa Indonesia.
2.
Menumbuhkan kebanggan terhadap bahasa Indonesia,
yang nantinya diharapkan mampu mendorong siswa mengutamakan bahasanya dan
menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa.
3.
Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya
norma bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan agar siswa terdorong untuk
menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
Selain tujuan umum, Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia ini juga memiliki tujuan khusus. Secara khusus
pelajaran ini bertujuan agar siswa, terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik apakah itu secara lisan, ataupun tertulis, sebagai
pengungkapan gagasan ilmiah.
Jika dilihat dari tujuan diberikannya mata pelajaran ini sebenarnya cukup jelas apalagi di zaman seperti ini khususnya anak muda
generasi penerus Bangsa saat ini kurang sadar akan pentingnya berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, kurang merasa bangga dengan bahasa nasional,
contohnya adanya bahasa gaul yang malah lebih sering digunakan sehari-hari sampai
diterbitkan pula kamus bahasa gaul, apakah ini berarti bahasa Indonesia sudah
dilupakan? Maka dari itu dengan adanya mata pelajaran bahasa Indonesia ini setidaknya mempunyai harapan untuk para penerus
bangsa agar tidak pernah melupakan bahasa Ibu mereka, yaitu bahasa Indonesia.
Manfaat Mempelajari
Bahasa Indonesia secara umum ini dilakukan untuk:
2.
Menjadi
bahasa pemersatu dari berbagai bahasa dari tiap daerah di Indonesia;
3.
Kebanggaan terhadap
bangsa Indonesia;
4.
Kesetiaan akan bahasa Indonesia;
5.
Meningkatkan
kesadaran akan adanya
norma dalam berbahasa dan secara
khusus bertujuan untuk terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
3.8 Cara Membudayakan Penggunaan Bahasa Indonesia Dikalangan Mahasiswa
Betapapun laju perkembangan
kosakata/istilah dipacu dan sistem/kaidah bahasa dimantapkan serta mutu
penggunaannya dalam berbagai bidang ditingkatkan, sebagaimana dikemukakan di
atas, kalau masyarakat pendukungnya tidak mau menggunakan hasil pengembangan
kosakata/istilah dan pemantapan sistem atau kaidah tersebut, upaya pemacuan
laju kaidah atau kosakata tersebut akan sia-sia.
Salah satu upaya menjaga agar bahasa
Indonesia tidak tergeser oleh bahasa-bahasa utama dunia, bahasa asing, ialah
pengukuhan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat
pendukungnya, yaitu di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Upaya menanamkan
rasa kecintaan terhadap bahasa kebangsaan itu, antara lain, dilakukan melalui
peningkatan mutu kampanye “penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar”
ke seluruh lapisan masyarakat dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Kampanye itu dilakukan di lingkungan kelompok masyarakat
yang memiliki pengaruh atau yang berhubungan langsung dengan masyarakat,
seperti aparat pemerintah, anggota DPR, guru (termasuk dosen), wartawan (cetak
dan elektronik), penulis, dan yang lebih penting dan strategis dikalangan
pelajar/mahasiswa.[18]
Pemasyarakatan penggunaan bahasa
Indonesia secara baik dan benar, selain melalui jalur penyuluhan, dapat
dilakukan pula melalui media cetak ataupun elektronik serta media luar ruang,
seperti iklan layanan imbauan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan
benar. Dalam upaya penyiapan generasi ke depan penanaman kecintaan terhadap
bahasa Indonesia dilakukan melalui perbaikan sistem pengajaran bahasa yang
lebih menekankan aspek kemampuan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan
benar sehingga mereka memiliki kepekaan terhadap estetika dan etika dalam
berbahasa Indonesia. Upaya itu juga harus dibarengi dengan penciptaan calon
guru profesional yang memiliki kompetensi mengajar di kelas dengan baik.
Minat penggunaan bahasa Indonesia
secara baik dan benar tersebut dikembangkan pula melalui penyelenggaraan
sayembara menulis, baik menulis kreatif maupun menulis ilmiah. Di kalangan
media cetak dan elektronik, melalui Forum Bahasa Media Massa, setiap bulan
diadakan diskusi ihwal penggunaan
bahasa Indonesia di dalam media cetak ataupun elektronik yang selain diikuti
kalangan jurnalistik juga diikuti pakar bahasa.
Upaya meningkatkan martabat
penggunaan bahasa Indonesia dilakukan juga melalui pemberian penghargaan
terhadap pengguna bahasa terbaik para tokoh pemerintahan ataupun tokoh
masyarakat. Pengembangan kreativitas dan daya apresiasi terhadap bahasa di
kalangan generasi ke depan dilakukan melalui penyelenggaraan bengkel-bengkel
bahasa dan sastra di sekolah atau universitas dengan menghadirkan para penulis
nasional ataupun penulis lokal di sejumlah provinsi di Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bahasa Indonesia itu penting
untuk dipelajari diperguruan tinggi, dikarenakan Bahasa Indonesia merupakan
bahasa pemersatu, karena di universitas setiap mahasiswa berasal dari berbagai
daerah di Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk
penyusunan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi
ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, dll), selain itu mempelajari bahasa
Indonesia bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti mempelajari mata pelajaran
bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di universitas lebih spesifik dan
mendalam, dan sebagian besar mahasiswa masih tetap ingin mempelajari bahasa
Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata bahasa dengan baik dan benar,
bahasa Indonesia-pun penting untuk dilestarikan oleh penutur aslinya.
Melihat dari berbagai fungsi, maka Bahasa Indonesia perlu untuk dipelajari.
Bahkan dari SD hingga perguruan tinggi, pelajaran dan kuliah bahasa
Indonesia masih diberikan. Hal ini penting untuk mengenalkan dan melatih para
siswa agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Dalam maraknya
era globalisasi masa kemajuan informatika dan komuniakasi setiap individu
dituntut untuk menyumbangkan karya kreativitasnya dan menuangkannya dalam
bentuk tulisan. Apa lagi budaya menulis yang sesuai kaidah EYD sudah mulai
terlupakan akibat dari kemajuan tekhnologi dan informatika yang bersifat
instan. Selain itu gairah tulis menulis telah mengalami penurunan, sehingga
tidak heran dalam kalangan mahasiswa lebih menyukai copy paste dari karya orang
ataupun membeli karya orang yang diakuI sebagai karyanya.
4.2 Saran
Diharapkan
makalah ini dapat mengingatkan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya
bahwa bahasa Indonesia perlu dipelajari, karena dengan cara ini juga kita
secara tidak langsung telah melestarikan bahasa kita. Siapa lagi yang akan
melestarikan bahasa Indonesia ini kalau bukan kita sebagai warga Indonesia itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Subro,
seno.1998. Seri Bahasa Indonesia.
Semarang: CV Aneka ilmu
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi:
Kedududkan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo
Chaer, Abdul ,1998, Tata Bahasa Praktis Bahasa
Indonesia.(Jakarta: PT Rineka. Cipta.
Alwi
,Hasan. dkk, 2010.Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Chaesar,
Abdul. 2010Telaah Bibliografi Kebahasaan
Bahasa Indonesia/Melayu, Rineka Cipta, Jakarta.
Anwar,
Khaidir .2000.Beberapa Aspek
Sosio-Kultural Masalah Bahasa. Yogyakarta: Gama Media..
Chaer, Abdul .1993.Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta:PT.
Rineka Cipta.
[1]
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi:
Kedududkan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara hlm.15
[2]
Khaidir Anwar,Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa.(Yogyakarta: Gama
Media..2000)hal.34
[3]
Abdul Chaer, Pembakuan Bahasa Indonesia(.Jakarta:PT. Rineka
Cipta.1993.)hal.17
[4]
Abdul Chaesar, Telaah Bibliografi
Kebahasaan Bahasa Indonesia/Melayu, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal.
13
[5] Abdul
Chaesar, Op.Cit Hal. 13
[6] Ibid, hal. 13-15
[7] Ibid, Hal. 15-19
[8] Kunjana
Rahardi, op.Cit Hal. 6-7
[9] Hasan
Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta, 2010, hal.3
[11]
Minto Rahayu,. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian(. Jakarta: PT Grasindo.2007)hlm.12
[12] Ibid.hlm.15
[13]
Ibid.hlm.17
[14] Ibid.hlm.18
[16]
Ibid.hlm.18
[17]
Masnur Muslich, Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedududkan,
Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. (Jakarta: Bumi Aksara 2010)hlm.45
[18] Ibid.hlm.47
Bermanfaat sekali. Terima kasih :)
ReplyDeleteBermanfaat sekali
ReplyDeleteTerimakasih
ReplyDelete