BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertambahan penduduk yang terus menerus itu, memang banyak menjadi beban
bila tidak diimbangi dengan penduduk yang berkualitas. Pertambahan
penduduk juga telah menimbulkan gajala pengedukan berbagai sumber daya alam
oleh manusia. Semua itu dapat dihubungkan dengan berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti pangan, perumahan, kesempatan kerja,
fasilitas kesehatan, gizi, pendidikan dan sandang. Belum lagi
apabila dihubungkan dengan HAM, seperti hak untuk makan, hak untuk
menghirup udara segar, hak minum bersih, hak untuk hidup layak dan tidak
berjubel dan sebagainya.
Pengaruh
pertumbuhan penduduk yang cepat dan tidak terkendali juga secara langsung dapat
dirasakan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Keluarga
dengan jumlah anak banyak, dan tidak terencana tentunya banyak menjadi beban
dan muncul banyak permasalahan dibanding keluarga yang jumlah anaknya sedikit
dan terencana. Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui
kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan
formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya
kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian pertumbuhan penduduk daerah ?
2. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk ,kelahiran
serta perpindahan penduduk ?
3.
Bagaimana cara megatasi pertumbuhan penduduk ?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan
populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran. Berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan
penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49
persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar
3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian, jika di tahun 2010 jumlah penduduk
237,6 juta jiwa maka di tahun 2011 bertambah 3,5 juta maka sekarang ada 241
juta jiwa lebih. Menurut proyeksi yang dilakukan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi absolut Indonesia
di masa depan, maka negeri ini akan memiliki penduduk lebih dari 250 juta jiwa
pada tahun 2015, lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta
jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah 2050
populasi Indonesia akan berkurang. Menurut proyeksi PBB pada tahun 2050 dua
pertiga populasi Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Sejak 40 tahun
yang lalu Indonesia sedang mengalami sebuah proses urbanisasi yang pesat
makanya sekarang sekitar separuh dari jumlah total penduduk Indonesia tinggal
di wilayah perkotaan. Proses ini menunjukkan perkembangan positif bagi
perekenomian Indonesia karena urbanisasi dan industrialisasi akan membuat
pertumbuhan ekonomi lebih maju dan menjadikan Indonesia negeri dengan tingkat
pendapatan menengah ke atas.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif
melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan
sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu
disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan
sosial itu. Dan menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah
kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam
berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
1. Faktor
- faktor pertumbuhan penduduk
Faktor-faktor
pertumbuhan penduduk yang pesat bisa di akibatkan oleh :
1. Kelahiran
(Natalis)
Kelahiran
adalah faktor utama dari pertumbuhan penduduk, dan dapat diartikan
sebagai banyaknya jumlah kelahiran penduduk setiap tahunnya dalam
suatu wilayah.
2.
Migrasi Penduduk
Migrasi
merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat
nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional,
dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen
disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan
untuk menetap.
2.Faktor Yang Mempengaruhi
Kelahiran
a. Kawin
usia muda
b. Tidak
di adakannya program KB pada suatu daerah
c. Pandangan
yang menyatakan bahwa banyak anak,banyak rezeki
d. Anak
merupakan penentu status sosial
e. Anak
laki-laki merupakan penerus keturunan
3. Faktor Perpindahan Penduduk
a.
Ingin mengubah nasib hidup dengan pindah ke kota
b.
Banyaknya lapangan kerja di kota
c.
Ingin mendapatkan pendidikan yang memadai
B. Dampak pertumbuhan penduduk
Dampak
pertumbuhan penduduk yang di akibatkan oleh pernikahan di usia
muda,kemiskinan,dan pengangguran yang tinggi bisa menimbulkan masalah baru buat
bangsa,untuk itu langkah-langkah tepat perlu cepat di ambil agar
semua penyebab semua masalah bisa teratasi.ada beberapa dampak yang di
akibatkan oleh pertumbuhan penduduk antara lain·
1. Dampak Positif
Dampak positif yang diakibatkan pertumbuhan
penduduk adalah menjadi unsur penting dalam usaha untuk meningkatkan
produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi,dan ketersedian tenaga kerja yang
melimpah·
2. Dampak Negatif
2. Dampak Negatif
Selain
dampak positif yang di timbulkan pertumbuhan penduduk,ternyata dampak negatif
labih banyak dibandingkan dampak positif yaitu:
a.
Angka kemiskinan meningka
b.
Angka penganguran meningkat
c.
Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang
d.
Semakin banyak’nya polusi dan limbah yang berasal dari rumah
tangga,pabrik,perusahaan,industri peternakan,dan lain-lain
e. Angka kesehatan menurun
f. Ketersedian pangan sulit
g. Angka kecukupan gizi memburuk
h. Muncul wabah penyakit baru
i.
Pembangunan di daerah di tuntut banya
C. Cara Megatasi Pertumbuhan Penduduk
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya
pertumbuhan penduduk :
1.
Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah
anak dalam suatu keluarga secara umum dan
masal, sehingga akan mengurangi
jumlah angka kelahiran.
2.
Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang
tinggi.
Cara
yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1.
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
Dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan
banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan
tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
2.
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan
semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol,
maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan
keluarga berencana.
3.
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan
menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah
diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah
penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4.
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Hal
ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti
dengan laju pertumbuhan.Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan
agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
D. Perkembangan sosial
Pengertian perkembangan sosial adalah sebuah proses
interaksi yang dibangun oleh seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial
ini berupa jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua,
saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas. Perkembangan sosial
adalah proses belajar mengenal norma dan peraturan dalam sebuah komunitas.
Manusia akan selalu hidup dalam kelompok, sehingga perkembangan sosial adalah
mutlak bagi setiap orang untuk di pelajari, beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketika anak
berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
perkembangan sosial emosional tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain membahas
perkembangan sosial harus melibatkan emosional.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui
kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan
formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya
kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
Ø
Menurut
Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam
bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi
di masyarakat.
Ø
Singgih D
Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa,
sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan
sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.
Ø
Abu
Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu
lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat
disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan
lingkungannya.
Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan sosial akan
menekankan perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang
individu yang lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya, karena
dirangsang oleh lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok
dimana ia sebagai
E. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Perkembangan Sosial
1.Meningkatnya kebutuhan ekonomi (sandang, pangan, papan)
Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus
terpenuhi, yakni sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak
terelakkan lagi harus terpenuhi untuk kelanjutan hidup manusia.
Dalam buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun
1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana
kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya
tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of
Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti
pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan
mengakibatkan kelaparan . contoh : jika salah satu tidak
terpenuhi/kehabisan stok maka kemungkinan akan terjadinya penaikan/pelonjakan
harga dan akan lebih membebani kepada masyarakat yang ber ekonomi menengah ke
bawah. Nah seperti yang saya jelaskan di atas jika pertumbuhan penduduk
terus terjadi maka akan terjadi seperti kelaparan, kemiskinan, yang akan
menimbulkan masalah baru (kriminal).
2.Berkurangnya lahan tempat tinggal
Sudah sangat jelas jika semakin bertambah banyak penduduk,
tentu kebutuhan akan rumah semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan
semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi
adalah padatnya pemukiman dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa
karena semakin sedikitnya lahan yang kosong, akan membuat harga tanah semakin
melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu
membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk
tinggal, seperti kolong jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan
lain-lain.
3.Meningkatnya angka pengangguran
Terjadinya pengangguran karena ketidakseimbangan antara
peluang kerja yang tidak bertambah dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk
dan keadaan dimana dalam sebuah masyarakat, sebagian warganya tidak mampu
memasuki kesempatan kerja yang ada, sehingga ia tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan ekonominya.
Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani
dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini
terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijelaskan.
Adapun
solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu :
a.
Melakukan program transmigrasi
b.
Menggalakkan program keluarga berencana
c.
Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.
d.
Pemerataan pembangunan
e.
Mendatangkan investor untuk mengurai pengangguran
4. Meningkatnya
investor yang datang
Dengan
banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat perbelanjaan.
Seorang pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang strategis, tempat
yang ramai, dan tempat yang menurutnya banyak terdapat konsumen. Kawasan padat
penduduklah yang akan menjadi incaran para investor atau pengusaha. Untuk
daerah perkotaan, para pengusaha akan cenderung untuk membangun pusat
perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall. Mungkin menurut sebagian
besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan bahwa daerah
tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung berada di
kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi masyarakat. Padahal
fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat perbelanjaan modern adalah
meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat perbelanjaan di suatu daerah
semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan sifat konsumtif masyarakat di
daerah tersebut.
F. Masalah Sosial
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya
masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor,
yakni antara lain :
1.
Faktor Ekonomi : Kemiskinan,
pengangguran, dll.
2.
Faktor Budaya : Perceraian,
kenakalan remaja, dll.
3.
Faktor Biologis : Penyakit menular,
keracunan makanan, dsb.
4.
Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
1.
Faktor Ekonomi
Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah
sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana
dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2.
Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini
sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu
bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3.
Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila
penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4.
Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan
meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan
tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.
Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang
tidak kunjung terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di
Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5
juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada
pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis
ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan
penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003
masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih
besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin
(keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau
lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini
mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini
belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan
kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program-
program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya
penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras
untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang
miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang
ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan
pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin.
Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk
menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan
penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial
ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Hal ini lah yang
menjadi penyebab lambannya pengetasan kemiskinan di Indonesia.
G. Cara Penyelesaian Masalah Sosial
Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan, dan selanjutnya
menimbulkan kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal ini
merupakan masalah sosial yang harus kita atasi.
Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai persoalan
sosial dengan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat,
dan Iain-Iain. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam
membantu mengatasi masalah sosial antara lain :
1. Menjadi orang tua asuh bagi anak
sekolah yang kurang mampu.
2. Tokoh agama memberikan penyuluhan
tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan sosial.
3. Para pengusaha dan lembaga-lembaga
sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan beasiswa.
4. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan
Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan
penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
5. Lembaga-lembaga dari PBB seperti
UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk
mengatasi masalah sosial.
6. Para dermawan yang secara pribadi
banyak memberi bantuan kepada masyarakat sekitarnya berupa materi.
7. Organisasi pemuda seperti karang
taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah dan pemuda untuk
berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
8. Perguruan tinggi melakukan
pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.
Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga
menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah sosial antara lain :
1. Pemberian Bantuan Operasional
Sekolah (BOS).
2. BOS diberikan kepada siswa-siswa
sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk
meringankan biaya pendidikan.
3. Pemberian Bantuan Langsung Tunai
(BLT).
4. BLT diberikan kepada masyarakat
miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM).
5. Pemberian Kartu Askes.
6. Bagi keluarga miskin pemerintah
memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang
ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
7. 4. Pemberian Beras Untuk Masyarakat
Miskin (Raskin).
8. Pemberian bantuan pangan dari
pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
9. Pemberian Sembako.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan penduduk mempengaruhi pada perkembangan sosial
dalam masyarakat. Perkembangan sosial seperti seperti kurangnya pangan,
rendahnya pendidikan masyarakat dll. Cara mengatasi pembludakan pertumbuhan
penduduk tersebut adalah dengan Membuat Undang-Undang yang jelas tentang umur
minimum pernikahan, Program KB (keluarga berencana) dan sosialisasi pada
masyarakat.
Pertumbuhan penduduk sebuah desa di pinggiran kota yang
menyebabkan banyaknyak urban masuk pada desa yang telah menimbulkan berbagai
persoalan di kawasan itu. Berbagai persoalan yang muncul antara lain, tata
ruang desa kota yang tidak beraturan, kondisi lingkungan yang merosot,
ketahanan pangan yang terancam, konflik sosial yang cenderung meluas dan
dipertahankan oleh ekslufisitas kelompok di dalam komunitas itu dan ancaman
tidak adanya mekanisme penyelesaian konflik yang baik.
Hal tersebut yang mengakibatkan berbagai persoalan muncul
dan cenderung tidak terkendali atas terbentuknya suatu kawasan desa-kota yang
tidak terencana dengan baik. Sebagai konsekwensi dari meluasnya wilayah-wilayah
perkotaan adalah berkembangnya desa-desa di daerah pinggiran kota menjadi
kawasan desa-kota. Fenomena ini hampir terjadi di berbagai kota di Indonesia
dan hingga saat ini tidak ada suatu sistem perencanaan yang terpadu untuk
mengatasi persoalan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Hartomo.1990.
Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Bumi Aksara
Rustian
kamaluddin. 1998. Pengantar ekonomi
Pembangunan.Jakarta : Lembaga penerbit fakultas Ekonomi UI
M.Masyhur
amin.1994. Moralitas Pembangunan.Yogyakarta
: Pustaka Pelajar Offset
Herimanto.
2008. IlmuSosialdanBudayaDasar. Jakarta : BumiAksara
Jurnal
Masyarakat dan Budayaa,volume 11 No.2 Tahun 2009
No comments:
Post a Comment