KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan
kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal.
Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi
kita semua.
Selanjutnya
penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah ilmu Pendidikan yang telah
memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami
untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya
mengenai “Sistem
Pendidkan Australia ” sehingga
dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas
petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini
dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak
yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta
semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia
biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,
tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah,
oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan
tugas-tugas serupa di masa datang.
Tanjung Pura, Maret, 2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara,
bahkan kemajuan sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana
pemerintahan sebuah negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena
pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara
Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan
bakat tanpa memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan
agama. Untuk memenuhi tujuan-tujuan pendidikan diatas, dan sebagai tolak ukur
mutu dan keberhasilan di negara kita, kita dapat melakukan perbandingan sistem
pendidikan negara lain, dalam hal ini salah satu negara yang dapat kita
perbandingkan sistem pendidikannya dengan negara Indonesia adalah negara
Australia.
Kita dapat
megetahui informasi tentang sistem pendidikan negara Australia dengan berbagai
cara, dan salah satunya melalui makalah yang sangat sederhana ini, dalam
makalah ini dipaparkan sedikit tentang sistem pendidikan Australia dan dapat
kita pahami sebagai bahan untuk sedikit memperbaiki sistem pendidikan di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
ideologi negara Australia?
2.
Bagamaina
sistem pendidikan di Australia?
3.
Bagaimana
pengembangan kurikulum di Australia?
4.
Bagaimana
stndar pendidik di Australia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem pemerintahan Australia
Australia merupakan suatu Negara dengan demokrasi
parlementer, anggota Persemakmuran dan secara formal tunduk pada kekuasaan Raja
atau Ratu Inggris yang diwakili oleh seorang gubernur jenderal dan oleh para gubernur
keenam Negara bagiannya. Semua negara bagiannya bersama-sama membentuk suatu
federasi: ‘Persemakmuran Autralia’ (Commonwealth of Autralia).
Menurut undang-undang dasar, Gubernur jenderal adalah kepala
negara dan secara formal memegang kekuasaan eksekutif. Gubernur Jenderal
diangkat pemimpin Monarki Inggris atas saran Perdana Menteri. Kekuasaannya
meliputi meminta pelaksanaan sidang Parlemen atau membubarkannya, dan
menyetujui perundangan. Menjabat hingga mengundurkan diri atau diganti oleh pemimpin
monarki. Kekuasaan Pemerintah sesungguhnya dipegang oleh PM dan kabinet.
Menurut tradisi, PM adaah pemimpin partai mayoritas atau koalisi mayoritas di
House of Representatives, dan mengetuai kabinet. Para menteri kabinaet
menetpkan program perundangan dan kebijakan pemerintah. Para menteri kabinet
dipilih dari senat dan House of Representatives. Dengan 16 anggota dikabinet
saat ini mereka adalah yang paling senior dari 28 menteri yang bergabung dalam
kementerian pembuata kebijakan lebih besar pada pemerintahan federal.
Pemerintahan
Australia didasarkan pada parlemen yang dipilih secara populer oleh dua
majelis: dewan perwakilan dan senad. Para menteri yang diangkat dari kedua
majelis ini menjalankan fungsi eksklusif, dan keputusan kebijakan dibuat dalam rapat-rapat
kabinet. Selain pengumuman keputusan diskusi kabinet disebarluaskan. Para
menteri terikat oleh prinsip solideritas kabinet, yang sangat mencerminkan
model Inggris yakni kabinet bertanggung jawab kepada parlemen
B. Sistem Pendidikan di Australia
Pemerintah
Negara Bagian dan Teritori Australia memegang peranan penting dalam hal
manajemen dan administrasi pendidikan sektor sekolah. Setiap Negara Bagian dan
Teritori mempunyai hukum dan peraturan-peraturan terkait mengenai kurikulum,
akreditasi program studi, ujian bagi siswa dan penghargaan bagi siswa.
Pemerintah Australia memegang peranan kepemimpinan secara nasional dan
bekerjasama dengan Pemerintah Negara-negara Bagian dan Teritori serta
pihak-pihak industri dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan keefektipan
sekolah. Pemerintah Australia juga menyediakan subsidi yang cukup penting bagi
sekolah-sekolah pemerintah maupun swasta. Di Australia, tahun ajaran adalah
dari akhir bulan Januari, atau awal bulan Februari, sampai dengan awal bulan
Desember. Kebanyakan Negara Bagian dan Teritori menggunakan sistem tahun ajaran
yang mencakup empat triwulan. Tasmania mempunyai sistem tahun ajaran yang
terdiri dari tiga kuartalan. Terdapat dua kategori besar sekolah-sekolah
Australia. Sekolah-sekolah Negeri beroperasi di bawah tanggung jawab langsung
dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori. Sekolah-sekolah Negeri menerima
pendanaan inti dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori dan pendanaan
tambahan dari Pemerintah Federal. Sekolah-sekolah selain sekolah negeri
menerima pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara
Bagian/Teritori, dan suatu proporsi pendanaan yang besar dari sumbangan swasta
dan biaya-biaya sekolah. Sekolah-sekolah selain dari Sekolah Negeri umumnya
mempunyai afiliasi agama atau gaya pengajaran yang khusus dan di Australia
sejumlah besar sekolah-sekolah selain Sekolah Negeri adalah sekolah Katolikdan
ada juga sekolah islam yang keseluruhanya kepunyaan swasta.
C. Jenjang pendidikan Australia
Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan
dalam undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian,
universitas, dan lembaga lembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya
dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan. Untuk
mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi harus mempunyai
fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas lebih mengutamakan
pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan teknik dan
pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan
kejuruan.
Adapun Sistem pendidikan formal di Australia menempati
tahapan antara lain:
1. Pendidikan
pra sekolah
Pendidikan prasekolah lebih bervariasi pengadministrasian,
pendanaan serta kurikulumnya dibandingkan sektor pendidikan lainnya karena
banyak dikelola oleh badan-badan swasta, dan keterlibatan pemerintah juga
berbeda-beda terhadap lembaga ini. Pendidikan pra sekolah diperuntukkan bagi
anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. pendidikan ini tidak dilaksanakan
secara intensif.
Pendidikan ini merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak
Australia untuk belajar dengan orang lain di luar pengasuhan tradisonal,
misalnya, penitipan siang hari (day care) atau kelompok bermain.
kegiatan semacam ini umumnya tidak dianggap sekolah. Namun, sebagian pendidikan
pra sekolah terpisah dari sekolah dasar di semua Negara dan teritori, kecuali
Western Australia dan Queensland di mana pendidikan pra sekolah diajarkan
sebagai bagian sistem sekolah dasar.
2. Jenjang
pendidikan dasar
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan dasar
adalah 6 – 7 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada umur 6
atau 7 tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan menempuh
ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas berikutnya, siswa di
sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka secara otomatis naik
ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun pertama di sekolah
dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6. Ada
Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6 tahun
(New South Wales (NSW), Victoria (Vic), Tasmania (Tas), dan Australian Capital
Territory (ACT). Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan dasarnya
adalah 7 tahun (South Australia (SA), Northern Territory (NT), Queensland
(Qld), dan Western Australia (WA)
3. Jenjang
pendidikan menengah
Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary
Education di Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun
pertama di pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year
11. Jenjang pendidikan menengah berakhir pada Year 11. Untuk negara
bagian yang menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan
menengahnya memerlukan waktu selama 5 tahun saja (yaitu di negara bagian SA,
NT, Qld, dan WA). Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana
jenjang pendidikan yang ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam
bidang-bidang ilmu yang aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi yang khusus disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini
dikenal sebagai Vocational Education and Training (VET) atau Colleges
for Technical and Further Educaton (TAFE). Lulusan dari TAFE pada umumnya
akan menjadi tenaga teknisi.
Jika siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang
lebih bersifat teoritis. maka ia akan memasuki perguruan tinggi (universitas).
Untuk dapat memasuki universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year
12 yang dikenal juga sebagai Matriculation Year. Dalam tahun
terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa digembleng dengan intensif
agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang memuaskan.Makin tinggi nilai
yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih perguruan tinggi yang ia
sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor untuk dapat diterima di
universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang setinggi
mungkin.
4. Jenjang
pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi di Australia dapat di bagi menjadi dua
jenjang, yakni jenjang sarjana (dikenal sebagai undergraduate level) dan
jenjang pascasarjana (dikenal sebagai postgraduate level untuk
memperoleh gelar Masters atau PhD). Jenjang sarjana dapat
diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni Bachelor
of Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc) tergantung pada bidang
ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut.
Jika mahasiswa/i tersebut berminat melanjutkan pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi (ke jenjang pascasarjana), maka ia perlu belajar
lagi selama 1 (satu) tahun. Jenjang ini dikenal sebagai HonoursLevel,
dan gelar yang diperolehnya akan menjadi BA (Hons) atau Bsc (Hons) sesuai
dengan bidang ilmu yang ditekuninya.
Tingkat kelulusan di jenjang Honours ini sangat
menentukan bagi kelanjutan pendidikan sang mahasiswa di jenjang pascasarjana.
Banyak universitas di Australia menerima mahasiswa/i untuk
program S3 (Doktor) langsung dari jenjang Honours, jika ia mendapatkan Honours
peringkat I atau II-A. Tetapi jika mahasiswa/i tersebut mendapat peringkat
II-B, ia diharuskan menempuh jenjang S2 (Masters) terlebih dahulu.
Sekarang, universitas di Australia cenderung menganjurkan para mahasiswa/i
pascasarjana untuk menempuh jenjang S2 terlebih dahulu sebelum menempuh jenjang
S3. Jika kemajuan yang dicapai oleh sang mahasiswa/i tersebut sangat baik pada
tahap-tahap akhir di jenjang S2, maka ia diperkenankan untuk mengalihkan
programnya ke jenjang S3. Bagi mahasiswa yang mendapat peringkat Honours III,
ia tidak diperkenankan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Lama
pendidikan untuk jenjang S2 adalah 1 sampai 2.5 tahun, sedangkan untuk jenjang
S3 diperlukan waktu 3 sampai 3.5 tahun.
Pendidikan tingkat S2 dapat dilakukan melalui tiga metoda,
yaitu dengan mengikuti perkuliahan saja (dikenal sebagai Masters by
Coursework) yang memerlukan waktu antara 12 - 18 bulan; atau melalui
penelitian (Masters by Research) yang memerlukan waktu antara 1.5 - 2.5
tahun; atau kombinasi dari keduanya (Masters by Coursework & Research)
yang memerlukan waktu sekitar 2 tahun. Sering calon mahasiswa/i pasca dari
negara lain yang tidak mengenal sistem pendidikan di Australia agak bingung jika
ditanya dengan cara apa ia akan menempuh jenjang S2nya. Jika calon mahasiswa/i
S2 tersebut di kemudian hari bermaksud untuk mengambil program S3, maka sang
calon sangat dianjurkan untuk mengambil program Masters by Research atau
Masters by Coursework and Research.
Perguruan tinggi di Australia tidak mau menerima mahasiswa
program S3 jika orang tersebut memperoleh Masters by Coursework. Dasar
pertimbangannya adalah karena semua program S3 di Australia ditempuh
melalui penelitian (by Research). Sistem ini berbeda dengan sistem
pendidikan di Amerika Serikat misalnya, dimana sebagian dari program S3 di
Amerika harus mengikuti perkuliahan.
D. Standar Pengembangan Kurikulum atau Standar Isi
Suatu kecenderungan pada semua system sekolah negeri
semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada
sekolah-sekolah. Tetapi kecepatannya sangat bervariasi. Pada beberapa Negara
bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada Negara
bagian lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan
sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi berada dalam
kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar
terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir, detail
kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal.
Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif
kurikulum secara umum biasa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam
departemen pendidikan. Pedoman kurikulum pada dasarnya disusun oleh
komisi-komisi kurilkulum yang sudah ada untuk setiap bidang studi. Walaupun
sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum,
dalam banyak hal mereka mengikuti kurikulum yang sama di sekolah-sekolah negeri
dan Negara bagian atau teritorinya.
Pada umumnya, sekolah dan guru-guru secara individu punya
kebebasan memilih bahan atau materi pelajaran. Otonomi ini didukung dengan
pengalokasian dana ke sekolah sehingga dengan itu bahan dan buku pelajaran
dapat dibeli secara langsung. Adanya variasi dalam hal tanggung jawab
pengembangan kurikulum, maka terdapat pula perbedaan dalam
pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi
pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat atau senior dari pusat secara teratur
mengunjungi sekolah-sekolah untuk memonitoring pelaksanaan kurikulum. Pada
Negara bagian yang kurikulumnya disusun berdasarkan tujuan umum yang ditetapkan
oleh pusat, tugas pejabat yang berkunjung lebih bersifat memberi nasehat atau
saran, sementara tugas utama memonitoring implementasi kurikulum diserahkan
kepada kepala sekolah.
Untuk kurikulum pada masing-masing negara bagian dan wilayah
daratan ada yang sama ada juga yang berbeda, tergantung dari otorita daerah
masing-masing. Untuk semua negara bagian dan wilayah daratan Sekolah Dasar (Primary
School) yang bersifat keagamaan merupakan milik swasta (tidak ada
satupun sekolah dasar yang bersifat keagamaan merupakan sekolah dasar negeri).
Masalah yang terjadi dalam penyusuna kurikulum adalah
mengenai isinya, karena dilihat bahwa masyarakat Australia sekarang semakin
pluralistic dan sekaligus multicultural. Sesudah tahun 1970, semua departemen
pendidikan terlibat dalam peninjauan kembali tujuan, struktur, dan kurikulum.
Diantara upaya yang dilakukan adalah menentukan dan mengembangkan kurikulum
inti. Di samping itu, pada tingkat pendidikan menengah, banyak sekolah yang
menawarkan mata kuliah alternative di luar mata kuliah yang sudah ada, dengan
prioritas pada bidang keahlian jurusan dan teknologi.
Sedangkan dalam hal
tanggung jawab tentang metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada
masing-masing guru dan sekolah. Pada umumnya format pengajaran di pendidikan
dasar ialah seorang guru memegang satu kelas, tetapi ada kecenderungan
terjadinya variasi pengelompokan kelas. Sama halnya di sekolah menengah, hamper
semua siswa tetap dalam kelompok-kelompok umur yang bersamaan, dan mereka
diajar oleh guru-guru bidang studi, dan ada kecenderungan untuk mengelompokkan
siswa tidak berdasarkan kesamaan umur (horizontal age grouping) tetapi
beda umur (vertical age grouping), diajar oleh tim guru (team
teaching), dan siswa di kelompokkan dalam format-format kecil.
Pengembangan kurikulum di Australia telah melibatkan semua
stakeholder pendidikan. Kurikulum yang digunakan di Australia disebut curriculum
framework. Curriculum Framework di Australia disusun dalam rangka
menyongsong datangnya Abad XXI, dengan semboyan "Educating our Children to
succeed in the 21th Century". Ada 8 kondisi yang melatarbelakangi
pengembangan kurikulum di Australia, yaitu (1) cultural diversity, (2) changes
in the family structure, (3) rapid pace of technologival change, (4) global
environmental issues, (5) changing nature of social conditions, (6) change in
the workplace, (7) inter-dependence in the global economy, (8) uncertain
standards of living.
E. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Hampir semua guru prasekolah dan
pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE (Colleges of Advanced Education).
Sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar
mendapatkan pendidikan di universitas. Semua sistem sekolah memberikan
kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education), termasuk
peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang
disetujui terlebih dahulu.
Guru di Australia dibekali ilmu dan materi. Lisensi
mengajarnya di dapat dari kementerian pendidikan disana. Guru-guru yang ada,
dari guru Kinder Garden (TK) sampai guru senior high school (SMA) memiliki
kemauan yang tinggi untuk selalu mengembangkan diri. Hal itu juga berlaku bagi
guru-guru yang ada di daerah-daerah pedalaman atau daerah pinggiran.
F. Pembiayaan pendidikan
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada
sumber dan system pendanaan. Pendidikan secara konstitusional menjadi tanggung
jawab pemerintah Negara bagian, tetapi pada prakteknya pendanaan pendidikan itu
merupakan tanggung jawab yang bersifat amalgam, yaitu gabungan dari berbagai
sumber dana.
Negara bagian punya tanggung jawab utama membiayai
pendidikan prasekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah negeri dan TAFE,
serta menyediakan bantuan bagi sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah
swasta (taman kanak-kanak). Sedangkan pemerintah commonwealth punya
tanggung jawab penuh atas pembiayaan universitas dan institusi CAE, dan
memberikan dana-dana tambahan bagi pendidikan prasekolah, sekolah negeri dan
swasta serta TAFE. Badan-badan pemerintah setempat pada beberapa negara bagian
punya peran yang sangat terbatas untuk memberi bantuan pada pusat-pusat
pendidikan prasekolah.
Mahasiswa purnawaktu tingkat Sarjana Muda (S1) berhak
mendapat bantuan biaya hidup. Kira-kira sepertiga dari mahasiswa mendapatkan
bantuan ini. Pada 1983, bantuan maksimal pertahun bervariasi antara A$2.000
bagi yang tinggal berssama orang tua, dan A$3.100 bagi yang keuangannya
tergantung pada kiriman orang tua. Mahasiswa pascasarjana purnawaktu juga
berhak mendapatkan bantuan (award) yang sifatnya kompetitif yang
jumlahnya A$6.900 pertahun ditambah bantuan untuk tanggungan. Bantuan ini
mencapai 30% dari mahasiswa pascasarjana yang berhak menerima.
Bantuna keuangan bagi siswa pendidikan menengah yang
purnawaktu diberikan kepada siswa yang berusia 19 tahun dengan harapan agar
mereka mampu menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya. Kira-kira 45% siswa
mendapatkan bantuan jenis ini.
Mulai tahun 1989, mahasiswa perguruan tinggi di Australia
diharuskan membayar sebagian dari uang kuliahnya. Pembayaran ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, mahasiswa dapat membayarnya sekaligus pada
waktu pendaftaran (dengan memperoleh sedikit diskon) atau membayarnya melalui
pajak penghasilan setelah meninggalkan kampus. Pada pilihan kedua ini,
pembayaran pertama dimulai apabila penghasilan yang bersangkutan telah mencapai
A$7.000 per tahun (jumlah rata-rata penghasilan masyarakat).[18]
G. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Selama
bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem penilaian
eksternal yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian
sertifikat atau diploma. Sesudah Perang Dunia II hampir semua ujian eksternal
ini dihapuskan, dan pada pendidikan dasar dan menengah, yang paling banyak
dilakukan ialah kenaikan kelas siswa atas dasar usia. Hampir pada semua sistem,
sekolah punya tanggung jawab melakukan ujian untuk setiap level setiap tahun
kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah disaat ujian eksternal
dilaksanakan. Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang
diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian
internal sekolah. Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun
pendidikan ke-12, pada umumnya berdasarkan ujian eksternal. Pada ACT dan negara
bagian Queensland, ujian internal sekolah yang sudah terakreditasi adalah
sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa sistem pendidikan di Australia:
1. Australia merupakan negara
persemakmuran dimana dalam masalah pendidikan merupakan tanggung jawab negara
bagian.
2. Negara bagian Australia meliputi New
South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory dan wilayah
daratan Queensland, Australia Selatan, Australia Barat dan Northern Territory.
3. Pembagian tingkat usia sekolah di
australia terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu, pendidikan prasekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi.
4. Adanya kebebasan para siswa untuk
memilih satu jurusan keahlian yang mereka minati untuk dipelajari selama empat
tahun dikejuruan dengan pemagangan dan dapat sambil kuliah diperguruan tinggi
dan bahkan dapat sambil kerja.
5. Dana Pendidikan merupakan tanggung
jawab yang bersifat amalgam, yaitu gabungan dari berbagai sumber dana.Apresiasi
untuk guru di bidang pendidikan sangat besar.
DAFTAR FUSTAKA
Kedutaan Australia, Sistem
Pemerintahan Australia, (http://www.
indonesia. embassy.gov.au/jaktindonesian/sistem_pemerintahan.html), akses tanggal 19 maret 2016.
Australian Education. Pendidikan di Austaralia. http://www. studyinaustralia. gov.au/indonesia/australian-education,)
akses tanggal 19 maret 2016
Ulfa,Mariaa,
makalah perbandingan system pendidikan
Australia – Indonesia http://mariatulannisa.blogspot.co.id/2014/01/makalah-perbandingan-pendidikan-sistem.html.Akses 19 maret 2016
No comments:
Post a Comment