Monday 28 March 2016

“Sistem Pendidkan Australia



KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Sistem Pendidkan Australia   ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.



Tanjung Pura, Maret, 2016


DAFTAR ISI


 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat tanpa memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan agama. Untuk memenuhi tujuan-tujuan pendidikan diatas, dan sebagai tolak ukur mutu dan keberhasilan di negara kita, kita dapat melakukan perbandingan sistem pendidikan negara lain, dalam hal ini salah satu negara yang dapat kita perbandingkan sistem pendidikannya dengan negara Indonesia adalah negara Australia.
 Kita dapat megetahui informasi tentang sistem pendidikan negara Australia dengan berbagai cara, dan salah satunya melalui makalah yang sangat sederhana ini, dalam makalah ini dipaparkan sedikit tentang sistem pendidikan Australia dan dapat kita pahami sebagai bahan untuk sedikit memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa ideologi negara Australia?
2.      Bagamaina sistem pendidikan di Australia?
3.      Bagaimana pengembangan kurikulum di Australia?
4.      Bagaimana stndar pendidik di Australia?


BAB II

PEMBAHASAN


A.    Sistem pemerintahan Australia

Australia merupakan suatu Negara dengan demokrasi parlementer, anggota Persemakmuran dan secara formal tunduk pada kekuasaan Raja atau Ratu Inggris yang diwakili oleh seorang gubernur jenderal dan oleh para gubernur keenam Negara bagiannya. Semua negara bagiannya bersama-sama membentuk suatu federasi: ‘Persemakmuran Autralia’ (Commonwealth of Autralia).
Menurut undang-undang dasar, Gubernur jenderal adalah kepala negara dan secara formal memegang kekuasaan eksekutif. Gubernur Jenderal  diangkat pemimpin Monarki Inggris atas saran Perdana Menteri. Kekuasaannya meliputi meminta pelaksanaan sidang Parlemen atau membubarkannya, dan menyetujui perundangan. Menjabat hingga mengundurkan diri atau diganti oleh pemimpin monarki. Kekuasaan Pemerintah sesungguhnya dipegang oleh PM dan kabinet. Menurut tradisi, PM adaah pemimpin partai mayoritas atau koalisi mayoritas di House of Representatives, dan mengetuai kabinet. Para menteri kabinaet menetpkan program perundangan dan kebijakan pemerintah. Para menteri kabinet dipilih dari senat dan House of Representatives. Dengan 16 anggota dikabinet saat ini mereka adalah yang paling senior dari 28 menteri yang bergabung dalam kementerian pembuata kebijakan lebih besar pada pemerintahan federal.
Pemerintahan Australia didasarkan pada parlemen yang dipilih secara populer oleh dua majelis: dewan perwakilan dan senad. Para menteri yang diangkat dari kedua majelis ini menjalankan fungsi eksklusif, dan keputusan kebijakan dibuat dalam rapat-rapat kabinet. Selain pengumuman keputusan diskusi kabinet disebarluaskan. Para menteri terikat oleh prinsip solideritas kabinet, yang sangat mencerminkan model Inggris yakni kabinet bertanggung jawab kepada parlemen

B.     Sistem Pendidikan di Australia

Pemerintah Negara Bagian dan Teritori Australia memegang peranan penting dalam hal manajemen dan administrasi pendidikan sektor sekolah. Setiap Negara Bagian dan Teritori mempunyai hukum dan peraturan-peraturan terkait mengenai kurikulum, akreditasi program studi, ujian bagi siswa dan penghargaan bagi siswa. Pemerintah Australia memegang peranan kepemimpinan secara nasional dan bekerjasama dengan Pemerintah Negara-negara Bagian dan Teritori serta pihak-pihak industri dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan keefektipan sekolah. Pemerintah Australia juga menyediakan subsidi yang cukup penting bagi sekolah-sekolah pemerintah maupun swasta. Di Australia, tahun ajaran adalah dari akhir bulan Januari, atau awal bulan Februari, sampai dengan awal bulan Desember. Kebanyakan Negara Bagian dan Teritori menggunakan sistem tahun ajaran yang mencakup empat triwulan. Tasmania mempunyai sistem tahun ajaran yang terdiri dari tiga kuartalan. Terdapat dua kategori besar sekolah-sekolah Australia. Sekolah-sekolah Negeri beroperasi di bawah tanggung jawab langsung dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori. Sekolah-sekolah Negeri menerima pendanaan inti dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori dan pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal. Sekolah-sekolah selain sekolah negeri menerima pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara Bagian/Teritori, dan suatu proporsi pendanaan yang besar dari sumbangan swasta dan biaya-biaya sekolah. Sekolah-sekolah selain dari Sekolah Negeri umumnya mempunyai afiliasi agama atau gaya pengajaran yang khusus dan di Australia sejumlah besar sekolah-sekolah selain Sekolah Negeri adalah sekolah Katolikdan ada juga sekolah islam yang keseluruhanya kepunyaan swasta.

C. Jenjang pendidikan Australia

Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembaga lembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan kejuruan.
Adapun Sistem pendidikan formal di Australia menempati tahapan antara lain:
1.      Pendidikan pra sekolah
Pendidikan prasekolah lebih bervariasi pengadministrasian, pendanaan serta kurikulumnya dibandingkan sektor pendidikan lainnya karena banyak dikelola oleh badan-badan swasta, dan keterlibatan pemerintah juga berbeda-beda terhadap lembaga ini. Pendidikan pra sekolah diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. pendidikan ini tidak dilaksanakan secara intensif.
Pendidikan ini merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak Australia untuk belajar dengan orang lain di luar pengasuhan tradisonal, misalnya, penitipan siang hari (day care) atau kelompok  bermain. kegiatan semacam ini umumnya tidak dianggap sekolah. Namun, sebagian pendidikan pra sekolah terpisah dari sekolah dasar di semua Negara dan teritori, kecuali Western Australia dan Queensland di mana pendidikan pra sekolah diajarkan sebagai bagian sistem sekolah dasar.
2.      Jenjang pendidikan dasar
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan dasar adalah 6 – 7 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada umur 6 atau 7 tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan menempuh ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas berikutnya, siswa di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6. Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6 tahun (New South Wales (NSW), Victoria (Vic), Tasmania (Tas), dan Australian Capital Territory (ACT). Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan dasarnya adalah 7 tahun (South Australia (SA), Northern Territory (NT), Queensland (Qld), dan Western Australia (WA)
3.      Jenjang pendidikan menengah
Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang pendidikan menengah berakhir pada Year 11. Untuk negara bagian yang menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan menengahnya memerlukan waktu selama 5 tahun saja (yaitu di negara bagian SA, NT, Qld, dan WA). Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang pendidikan yang ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam bidang-bidang ilmu yang aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang khusus disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai Vocational Education and Training (VET) atau Colleges for Technical and Further Educaton (TAFE). Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga teknisi.
Jika siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis. maka ia akan memasuki perguruan tinggi (universitas). Untuk dapat memasuki universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang memuaskan.Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor untuk dapat diterima di universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang setinggi mungkin.
4.      Jenjang  pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang sarjana (dikenal sebagai undergraduate level) dan jenjang pascasarjana (dikenal sebagai postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD). Jenjang sarjana dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc) tergantung pada bidang ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut.
Jika mahasiswa/i tersebut berminat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (ke jenjang pascasarjana), maka ia perlu belajar lagi selama 1 (satu) tahun. Jenjang ini dikenal sebagai HonoursLevel, dan gelar yang diperolehnya akan menjadi BA (Hons) atau Bsc (Hons) sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya.
Tingkat kelulusan di jenjang Honours ini sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan sang mahasiswa di jenjang pascasarjana.
Banyak universitas di Australia menerima mahasiswa/i untuk program S3 (Doktor) langsung dari jenjang Honours, jika ia mendapatkan Honours peringkat I atau II-A. Tetapi jika mahasiswa/i tersebut mendapat peringkat II-B, ia diharuskan menempuh jenjang S2 (Masters) terlebih dahulu. Sekarang, universitas di Australia cenderung menganjurkan para mahasiswa/i pascasarjana untuk menempuh jenjang S2 terlebih dahulu sebelum menempuh jenjang S3. Jika kemajuan yang dicapai oleh sang mahasiswa/i tersebut sangat baik pada tahap-tahap akhir di jenjang S2, maka ia diperkenankan untuk mengalihkan programnya ke jenjang S3. Bagi mahasiswa yang mendapat peringkat Honours III, ia tidak diperkenankan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Lama pendidikan untuk jenjang S2 adalah 1 sampai 2.5 tahun, sedangkan untuk jenjang S3 diperlukan waktu 3 sampai 3.5 tahun.
Pendidikan tingkat S2 dapat dilakukan melalui tiga metoda, yaitu dengan mengikuti perkuliahan saja (dikenal sebagai Masters by Coursework) yang memerlukan waktu antara 12 - 18 bulan; atau melalui penelitian (Masters by Research) yang memerlukan waktu antara 1.5 - 2.5 tahun; atau kombinasi dari keduanya (Masters by Coursework & Research) yang memerlukan waktu sekitar 2 tahun. Sering calon mahasiswa/i pasca dari negara lain yang tidak mengenal sistem pendidikan di Australia agak bingung jika ditanya dengan cara apa ia akan menempuh jenjang S2nya. Jika calon mahasiswa/i S2 tersebut di kemudian hari bermaksud untuk mengambil program S3, maka sang calon sangat dianjurkan untuk mengambil program Masters by Research atau Masters by Coursework and Research.
Perguruan tinggi di Australia tidak mau menerima mahasiswa program S3 jika orang tersebut memperoleh Masters by Coursework. Dasar pertimbangannya adalah karena semua program S3 di Australia ditempuh melalui penelitian (by Research). Sistem ini berbeda dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat misalnya, dimana sebagian dari program S3 di Amerika harus mengikuti perkuliahan.

D.    Standar Pengembangan Kurikulum atau Standar Isi

Suatu kecenderungan pada semua system sekolah negeri semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Tetapi kecepatannya sangat bervariasi. Pada beberapa Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada Negara bagian lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir, detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal.
Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum biasa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan. Pedoman kurikulum pada dasarnya disusun oleh komisi-komisi kurilkulum yang sudah ada untuk setiap bidang studi. Walaupun sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum, dalam banyak hal mereka mengikuti kurikulum yang sama di sekolah-sekolah negeri dan Negara bagian atau teritorinya.
Pada umumnya, sekolah dan guru-guru secara individu punya kebebasan memilih bahan atau materi pelajaran. Otonomi ini didukung dengan pengalokasian dana ke sekolah sehingga dengan itu bahan dan buku pelajaran dapat dibeli secara langsung. Adanya variasi dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat atau senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah untuk memonitoring pelaksanaan kurikulum. Pada Negara bagian yang kurikulumnya disusun berdasarkan tujuan umum yang ditetapkan oleh pusat, tugas pejabat yang berkunjung lebih bersifat memberi nasehat atau saran, sementara tugas utama memonitoring implementasi kurikulum diserahkan kepada kepala sekolah.
Untuk kurikulum pada masing-masing negara bagian dan wilayah daratan ada yang sama ada juga yang berbeda, tergantung dari otorita daerah masing-masing. Untuk semua negara bagian dan wilayah daratan Sekolah Dasar (Primary School) yang bersifat keagamaan merupakan milik swasta (tidak ada satupun sekolah dasar yang bersifat keagamaan merupakan sekolah dasar negeri).
Masalah yang terjadi dalam penyusuna kurikulum adalah mengenai isinya, karena dilihat bahwa masyarakat Australia sekarang semakin pluralistic dan sekaligus multicultural. Sesudah tahun 1970, semua departemen pendidikan terlibat dalam peninjauan kembali tujuan, struktur, dan kurikulum. Diantara upaya yang dilakukan adalah menentukan dan mengembangkan kurikulum inti. Di samping itu, pada tingkat pendidikan menengah, banyak sekolah yang menawarkan mata kuliah alternative di luar mata kuliah yang sudah ada, dengan prioritas pada bidang keahlian jurusan dan teknologi.
 Sedangkan dalam hal tanggung jawab tentang metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-masing guru dan sekolah. Pada umumnya format pengajaran di pendidikan dasar ialah seorang guru memegang satu kelas, tetapi ada kecenderungan terjadinya variasi pengelompokan kelas. Sama halnya di sekolah menengah, hamper semua siswa tetap dalam kelompok-kelompok umur yang bersamaan, dan mereka diajar oleh guru-guru bidang studi, dan ada kecenderungan untuk mengelompokkan siswa tidak berdasarkan kesamaan umur (horizontal age grouping) tetapi beda umur (vertical age grouping), diajar oleh tim guru (team teaching), dan siswa di kelompokkan dalam format-format kecil.
Pengembangan kurikulum di Australia telah melibatkan semua stakeholder pendidikan. Kurikulum yang digunakan di Australia disebut curriculum framework. Curriculum Framework di Australia disusun dalam rangka menyongsong datangnya Abad XXI, dengan semboyan "Educating our Children to succeed in the 21th Century". Ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di Australia, yaitu (1) cultural diversity, (2) changes in the family structure, (3) rapid pace of technologival change, (4) global environmental issues, (5) changing nature of social conditions, (6) change in the workplace, (7) inter-dependence in the global economy, (8) uncertain standards of living.

E.    Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE (Colleges of Advanced Education). Sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapatkan pendidikan di universitas. Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education), termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu.
Guru di Australia dibekali ilmu dan materi. Lisensi mengajarnya di dapat dari kementerian pendidikan disana. Guru-guru yang ada, dari guru Kinder Garden (TK) sampai guru senior high school (SMA) memiliki kemauan yang tinggi untuk selalu mengembangkan diri. Hal itu juga berlaku bagi guru-guru yang ada di daerah-daerah pedalaman atau daerah pinggiran.

F.  Pembiayaan pendidikan

Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber dan system pendanaan. Pendidikan secara konstitusional menjadi tanggung jawab pemerintah Negara bagian, tetapi pada prakteknya pendanaan pendidikan itu merupakan tanggung jawab yang bersifat amalgam, yaitu gabungan dari berbagai sumber dana.
Negara bagian punya tanggung jawab utama membiayai pendidikan prasekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah negeri dan TAFE, serta menyediakan bantuan bagi sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah swasta (taman kanak-kanak). Sedangkan pemerintah commonwealth punya tanggung jawab penuh atas pembiayaan universitas dan institusi CAE, dan memberikan dana-dana tambahan bagi pendidikan prasekolah, sekolah negeri dan swasta serta TAFE. Badan-badan pemerintah setempat pada beberapa negara bagian punya peran yang sangat terbatas untuk memberi bantuan pada pusat-pusat pendidikan prasekolah.
Mahasiswa purnawaktu tingkat Sarjana Muda (S1) berhak mendapat bantuan biaya hidup. Kira-kira sepertiga dari mahasiswa mendapatkan bantuan ini. Pada 1983, bantuan maksimal pertahun bervariasi antara A$2.000 bagi yang tinggal berssama orang tua, dan A$3.100 bagi yang keuangannya tergantung pada kiriman orang tua. Mahasiswa pascasarjana purnawaktu juga berhak mendapatkan bantuan (award) yang sifatnya kompetitif yang jumlahnya A$6.900 pertahun ditambah bantuan untuk tanggungan. Bantuan ini mencapai 30% dari mahasiswa pascasarjana yang berhak menerima.
Bantuna keuangan bagi siswa pendidikan menengah yang purnawaktu diberikan kepada siswa yang berusia 19 tahun dengan harapan agar mereka mampu menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya. Kira-kira 45% siswa mendapatkan bantuan jenis ini.
Mulai tahun 1989, mahasiswa perguruan tinggi di Australia diharuskan membayar sebagian dari uang kuliahnya. Pembayaran ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, mahasiswa dapat membayarnya sekaligus pada waktu pendaftaran (dengan memperoleh sedikit diskon) atau membayarnya melalui pajak penghasilan setelah meninggalkan kampus. Pada pilihan kedua ini, pembayaran pertama dimulai apabila penghasilan yang bersangkutan telah mencapai A$7.000 per tahun (jumlah rata-rata penghasilan masyarakat).[18]

G.       Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi

Selama bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem penilaian eksternal yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian sertifikat atau diploma. Sesudah Perang Dunia II hampir semua ujian eksternal ini dihapuskan, dan pada pendidikan dasar dan menengah, yang paling banyak dilakukan ialah kenaikan kelas siswa atas dasar usia. Hampir pada semua sistem, sekolah punya tanggung jawab melakukan ujian untuk setiap level setiap tahun kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah disaat ujian eksternal dilaksanakan. Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian internal sekolah. Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada umumnya berdasarkan ujian eksternal. Pada ACT dan negara bagian Queensland, ujian internal sekolah yang sudah terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa sistem pendidikan di Australia:
1.      Australia merupakan negara persemakmuran dimana dalam masalah pendidikan merupakan tanggung jawab negara bagian.
2.      Negara bagian Australia meliputi New South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory dan wilayah daratan Queensland, Australia Selatan, Australia Barat dan Northern Territory.
3.      Pembagian tingkat usia sekolah di australia terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu, pendidikan prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi.
4.      Adanya kebebasan para siswa untuk memilih satu jurusan keahlian yang mereka minati untuk dipelajari selama empat tahun dikejuruan dengan pemagangan dan dapat sambil kuliah diperguruan tinggi dan bahkan dapat sambil kerja.
5.      Dana Pendidikan merupakan tanggung jawab yang bersifat amalgam, yaitu gabungan dari berbagai sumber dana.Apresiasi untuk guru di bidang pendidikan sangat besar.



DAFTAR FUSTAKA

Kedutaan Australia, Sistem Pemerintahan Australia, (http://www. indonesia. embassy.gov.au/jaktindonesian/sistem_pemerintahan.html), akses tanggal 19 maret 2016.
Australian Education. Pendidikan di Austaralia. http://www. studyinaustralia. gov.au/indonesia/australian-education,) akses tanggal 19 maret 2016
Ulfa,Mariaa, makalah perbandingan system pendidikan Australia – Indonesia http://mariatulannisa.blogspot.co.id/2014/01/makalah-perbandingan-pendidikan-sistem.html.Akses 19 maret 2016


No comments:

Post a Comment

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

  BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah pembe...